Dear Pak Polisi..

What\'s Wrong On You?



What\'s Wrong On You?

0Hanan dan Anin kini sedang berada di halaman belakang. Mereka tengah menikmati waktu santai mereka saat ini.     

"Tadi malam papa aku dan papa kamu gak datang ya mas di acara pernikahan Vio dan Daniel?" ucap Anin.     

"Sepertinya tidak sih nin.. mungkin mereka lelah karena acara kita.. kenapa memangnya nin?" ucap Hanan.     

"Kok aku tiba-tiba kepikiran soal papa ya mas??" ucap Anin.     

"Apa kita ke rumah papa aja sekarang?" ucap Hanan.     

Anin berpikir sejenak.     

"Hmm sebentar ya mas biar aku coba hubungi papa dulu.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya sayang.." ucap Hanan.     

Anin lalu mencari kontak Wiran untuk dihubungi.     

Ia pun mulai menghubungi nomor Wiran. Lama menunggu, panggilan darinya tak kunjung dijawab oleh Wiran.     

"Bagaimana sayang?" ucap Hanan.     

Anin menggeleng dan terlihat cemas.     

"Papa gak angkat teleponnya mas.. aku benar-benar takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada papa.." ucap Anin.     

"Kita ke ruang kerja aku sekarang ya.. nomor papa aktif kan tadi pas kamu hubungi?" ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya mas aktif.." ucap Anin.     

"Ya udah kita ke ruang kerja aku sekarang, lalu kita lacak posisi papa kamu sekarang ada di mana." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya mas ayo.." ucap Anin.     

Mereka lalu bangkit dari duduk mereka dan memasuki rumah menuju ruang kerja Hanan.     

Di dalam ruang kerja Hanan...     

Hanan pun menyalakan laptopnya dan duduk di kursi kerja.     

"Sayang, sini handphone kamu.. kamu duduk aja di sana ya.. biar aku yang mencari tahu.. pokoknya kamu gak boleh cemas." ucap Hanan menunjuk sofa.     

"Gak mas.. gak apa-apa.. aku di sini aja.. aku juga ingin tahu di mana keberadaan papa." ucap Anin.     

"Nanti akan aku beritahu.. jadi sekarang, kamu duduk dulu di sana ya.. tenangkan diri kamu.. aku gak mau jika kamu sampai kenapa-kenapa." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Ya udah mas.." ucap Anin pasrah lalu duduk di sofa.     

Hanan pun lalu mulai melacak keberadaan Wiran melalui nomor ponselnya.     

Dan setelah beberapa saat, Hanan pun akhirnya dapat menemukan titik keberadaan di mana Wiran berada.     

Setelah benar-benar menemukan titik keberadaan Wiran, Hanan langsung menutup laptopnya.     

"Gimana mas?? Papa di mana?" ucap Anin.     

"Kita ke sana sekarang.." Ucap Hanan seraya menggenggam tangan Anin.     

Anin pun mengangguk lalu mereka pun beranjak dari sana menuju tempat tujuan.     

.....     

Di sini, di suatu tempat, Wiran tengah terbaring di atas lantai dan tak sadarkan diri setelah menerima telepon tadi.     

Entah apa yang terjadi padanya dan siapa yang menghubungi dirinta, yang jelas, setelah menerima telepon tersebut, Wiran langsung pingsan.     

....     

Anin dan Hanan sedang dalam perjalanan menuju tempat di mana Wiran berada saat ini.     

Di tengah-tengah kepanikan Anin, ponselnya mendadak berdering, pertanda jika ada panggilan masuk di sana.     

Drrrrttt...     

Hanan lantas menoleh pada Anin.     

"Dari siapa nin??" ucap Hanan.     

"Vio.." ucap Anin.     

"Coba terima aja." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Halo Vi.." ucap Anin pada Vio di seberang telepon.     

"Halo nin.. Assalamualaikum.. lo di mana sekarang?" ucap Vio bersemangat.     

"Waalaikumsalam Vi.. Gue lagi di jalan sama mas Hanan, Vi.. kenapa?" ucap Anin.     

"Oh gitu.. mau ke mana?? Ini soalnya kita lagi pada di rumahnya si Arga.." ucap Vio.     

"Oh gitu.. ya udah nanti kalau gue ada waktu, gue ke sana ya Vi.." ucap Anin.     

"Iya nin.. by the way suara lo kok kayak orang yang lagi panik gitu sih?" ucap Vio.     

"Gue gak apa-apa kok Vi.. udah ya gue tutup teleponnya.. Assalamualaikum.." ucap Anin.     

"Iya nin waalaikumsalam." ucap Vio.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Kenapa nin?" ucap Hanan.     

"Vio dan yang lainnya sedang berkumpul di rumah Arga sekarang, mas.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Ya udah nanti kita ke sana ya setelah kita menemui papa." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya mas." ucap Anin.     

......     

Setelah mengakhiri panggilannya dengan Anin, Vio lantas menyimpan kembali ponselnya. Kini, mereka semua sedang berkumpul di rumah Arga seraya menikmati cemilan dan bercanda ria.     

"Gimana Vi..?? Anin sama Hanan bisa ke sini gak?" ucap Evan.     

Vio mengendikkan bahunya.     

"Gue gak tahu sih.. tapi tadi gue dengar suara Anin kayak panik gitu.. cuma dia gak mau cerita sama gue kenapa." ucap Vio.     

"Mereka di rumah?" ucap Andre.     

Vio menggeleng.     

"Enggak.. mereka lagi di jalan.. tapi gak tahu mau ke mana." ucap Vio.     

"Apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama mereka? Tapi mereka gak mau cerita sama kita? Karena takut merepotkan kita??" ucap Alex..     

"Bisa jadi sih... tapi kalau memang benar iya, kasihan juga mereka.. baru juga nikah, masa udah ada masalah aja sih." ucap Vio.     

"Kita doakan saja yang terbaik untuk mereka.. semoga mereka bisa selalu bahagia dan rumah tangga mereka dilindungi oleh Allah." ucap Arga.     

"Aamiin .." ucapan mereka serempak.     

.......     

Hanan dan Anin kini sedang berada di dalam sebuah lift di sebuah hotel berbintang.     

Ternyata posisi Wiran saat ini adalah di hotel tersebut.     

Hanan dan Anin lalu keluar dari lift dan berjalan menuju kamar Wiran.     

Mereka diikuti oleh seorang pegawai hotel tersebut yang membawa kunci cadangan kamar Wiran.     

"Ini kamarnya Mr. Han.. " ucap pegawai hotel tersebut.     

"Coba diketuk terlebih dahulu.. apabila tidak ada jawaban, maka langsung saja buka pintunya dengan kunci cadangan." ucap Hanan.     

"Baik Mr. Han." ucap pegawai hotel.     

Tok Tok Tok...     

"Permisi Pak Wiran..." ucap pegawai seraya mengetuk pintu kamar hotel Wiran.     

Setelah mengetuk beberapa kali, namun tetap tidak ada sahutan.     

"Buka pintunya sekarang." ucap Hanan memerintah.     

"Baik Mr. Han." ucap pegawai hotel mengikuti perintah Hanan.     

Hanan terus merangkul Anin dan menenangkan Anin yang tengah panik saat ini.     

"Hiks.. papa mas.. papa kenapa di dalam?" ucap Anin panik.     

Hanan lantas mengusap kepala Anin.     

"Tenang.. kamu harus tenang.. In Syaa Allah papa baik-baik saja ya di dalam." ucap Hanan.     

Ceklek!     

Pintu berhasil dibuka oleh pegawai hotel tersebut.     

Dan mereka pun lalu memasuki kamar hotel tersebut. Betapa terkejutnya Hanan dan Anin ketika mendapati Wiran yang telah tak sadarkan diri terbaring di atas lantai.     

"PAPA!!" Teriak Anin panik lalu berlari ke Wiran dan memeluk tubuh Wiran yang telah tak berdaya.     

Anin menangis ketakutan melihat kondisi papanya.     

"Hiks.. papa.. papa bangun pa.. papa kenapa??" ucap Anin panik seraya menepuk pipi Wiran pelan, berusaha untuk menyadarkan Wiran.     

Namun, Wiran tetap tak sadarkan diri.     

Hanan lantas menghampiri Anin dan ikut berjongkok di sana.     

Hanan memeriksa denyut nadi Wiran.     

"Papa kamu masih ada.. kamu, tolong panggilkan ambulance.. Papa saya harus segera ditangani." ucap Hanan pada pegawai hotel tersebut.     

"Baik Mr. Han.. " ucapnya lalu segera menghubungi ambulance.     

........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.