Dear Pak Polisi..

Jurang



Jurang

0Mobil Sean tepat berhenti di dekat jurang. Ia lalu membuka pintu mobil pada bagian belakang yang mana terdapat Chelsea di sana.     

Chelsea masih tak sadarkan diri di sana.     

Sean segera mengangkat tubuh Chelsea. Ia lalu kembali menutup pintu mobil dan membawa Chelsea ke dekat jurang..     

Ia tersenyum miring.     

"Lo akan mati Chel.. Dan lo gak akan pernah lagi mengganggu gue..." gumam Sean dengan smirknya.     

Perlahan-lahan, Chelsea mengerjap-erjapkan matanya.     

"Sean lepasin gue!!" ucap Chelsea berteriak seraya meronta-ronta.     

"Gue akan lepasin lo kok Chel..." ucap Sean dengan senyum miring.     

Chelsea melihat ke sekeliling nya dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui di mana keberadaan mereka saat ini.     

"Lo bawa gue ke mana, Se?? Lo mau apa ha?!" ucap Chelsea.     

"Gue akan membuat lo dan bayi itu pergi dari hidup gue untuk selama-lamanya.." ucap Sean dengan senyum miring.     

"Enggak.. jangan bunuh gue Se! Jangan!" ucap Chelsea.     

"Selamat tinggal Chelsea.." ucap Sean nyaris tak terdengar.     

Blum...     

Sean lalu melempar tubuh Chelsea yang masih dalam kondisi sadar ke jurang.     

Setelah itu, Sean tersenyum miring.     

"Selamat tinggal... sekarang gue akan tenang karena gak ada lagi yang akan mengganggu hidup gue.." ucap Sean.     

Setelah mengatakan hal itu, Sean lalu memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut.     

....     

"Kalian jaga diri kalian baik-baik ya... kami harus pergi bertugas..." ucap Andre.     

"Jangan pernah keluar dari kamar sebelum saya yang mengetuknya." ucap Hanan pada Anin.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak... bapak juga hati-hati ya .." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya nin thanks.. oh iya Na, Vi, kalian teman Anin di kamarnya ya.. kalian harus hati-hati.. jika ada sesuatu yang mencurigakan, hubungi saya atau yang lainnya.. Di depan juga ada anak buah saya yang menjaga, tetapi kita tidak akan pernah bisa menebak kapan kejahatan itu akan datang dan terjadi." ucap Hanan.     

Mereka bertiga pun mengangguk.     

"Iya pak Hanan.. saya akan menjaga Anin.. kami akan terus sama-sama dan kompak apabila ada bahaya yang mengancam.." Ucap Vio.     

Hanan pun mengangguk.     

"Anin, saya dan yang lainnya harus pergi sekarang, apa pun yang terjadi pada saya ataupun yang lainnya nanti, saya harap kalian bisa menerimanya.. Saya dan yang lainnya butuh doa dari kalian.. tolong doakan kami." ucap Hanan.     

Anin, Vio dan Ilona pun mengangguk.     

"Iya pak... saya akan selalu mendoakan bapak dan yang lainnya." ucap Anin.     

"Ga, lo hati-hati.. jangan kebiasaan gegabah.. lo harus berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak." ucap Ilona mengingatkan.     

"Iya iya.. doain aja gue. Sebelumnya gue minta maaf kalau selama ini gue mungkin bersalah sama lo dan yang lainnya juga.. maaf.." ucap Arga.     

Mereka pun mengangguk.     

"Kita ini sama-sama pernah berbuat salah.. jadi ya memang harus saling memaafkan.." ucap Alex.     

"Nah benar itu.. jadi kita saling memaafkan ini ya??" ucap Andre.     

"Iya dong harussss!!" ucap Eric.     

"Serasa lebaran awowk.." ucap Vio.     

"Viooo..." ucap Daniel memperingati.     

"Wkwk.. canda niel.." ucap Vio.     

"Ya udah.. kita pergi sekarang ya.. semoga berhasil.." ucap Hanan.     

Mereka pun mengangguk lalu sama-sama mengaamiinkan.     

"Aamiin!!" ucap mereka serempak.     

"Kita pamit.. Assalamualaikum.." ucap Hanan.     

"Assalamualaikum.." ucap yang lainnya.     

"Waalaikumsalam.." ucap Anin, Vio dan Ilona.     

Hanan dan yang lainnya pun lalu pergi meninggalkan rumah. Mereka menggunakan tiga mobil untuk tiba di sana dengan dua mobil yang mana di dalamnya berisi dua orang dan satu mobil lagi berisi tiga orang.     

Mereka pun melajukan mobil dan meninggalkan rumah menuju lokasi yaitu Candelian's Cafe.     

.     

.     

"Ayo nin.. kita ke kamar aja.. kita harus banyak-banyak berdoa untuk mereka.." ucap Vio.     

"Iya Nin.. kita harus mendoakan mereka supaya mereka baik-baik saja." ucap Ilona.     

Anin pun mengangguk.     

Mereka lalu beranjak dari sana menuju kamar Anin.     

Sesampainya di dalam kamar Anin, Vio langsung mengunci pintu kamar Anin lalu ia pun ikut duduk di tepi ranjang bersama dengan Anin dan Ilona.     

"Entah kenapa gue gak rela membiarkan Daniel pergi tadi.. tapi mau bagaimana lagi?? Kalau gue melarang, itu artinya gue akan membiarkan penjahat seperti mereka berkeliaran bebas dan terus melakukan hal bejat.. But honesty, gue benar-benar cemas.." ucap Vio.     

"Gue juga sama Vi.. gue tuh gak biasanya mencemaskan Arga.. coz as we know that Arga itu kan licik dan lihai dalam mengurus masalah seperti itu, tapi untuk pertama kalinya, gue takut banget jika dia sampai terluka.." ucap Ilona.     

"Gue juga.. makanya gue tadi kayak gimana gitu ketika pak Hanan pamit.. tapi mau gimana lagi? Inilah resikonya jika kita memiliki hubungan dengan orang seperti mereka yang berkaitan dengan para penjahat .. biarkan mereka di sana berjuang dan kita di sini berdoa untuk mereka.. semoga mereka baik-baik saja.. aamiin.." ucap Anin.     

"Aamiin.." ucap Ilona dan Vio serempak.     

"Daniel pernah cerita sama gue tentang masa lalunya bersama mereka yang begitu buruk... lo kenal Sean? Most wanted kampus yang selalu menjadi incaran para ciwi-ciwi hits di kampus?" ucap Vio.     

"Sean??" ucap Anin.     

Vio pun mengangguk.     

"Iya nin.. lo ingat gak??" ucap Vio.     

"Oh dia.. iya gue ingat.. yang tinggi, putih, ganteng itu kan?? Yang kayak artis korea?" ucap Anin.     

Vio pun mengangguk.     

"Iya nin iya ... pokoknya dia tinggi banget ... paling tinggi sefakultas dia.." ucap Vio.     

"Oh iya.. jadi, dia pelakunya selama ini??" ucap Anin..     

Vio pun mengangguk.     

"Pintar banget ya dia menyembunyikan kejahatannya di balik wajah gantengnya.." ucap Anin.     

"Justru itu.. dia memanfaatkan wajah tampannya untuk menipu setiap orang dan memperalat setiap perempuan yang ia temui." ucap Vio.     

"Brengsek banget!" ucap Anin.     

"Bahkan gue pernah hampir masuk ke dalam jebakan dia pada saat gue stress waktu itu dan main ke Cabania's Cafe.." ucap Vio.     

"Sumpah ya lok bisa sih ada orang yang sejahat dia?? Sudah merebut kehormatan perempuan itu, dan dia memanfaatkan kekayaan mereka lagi dengan menjual narkoba dan menjadikan mereka distributor narkoba.. benar-benar brengsek.." ucap Anin..     

"Dia juga licik dan nekat.." ucap Vio.     

"Apa pun itu, gue harap mereka semua baik-baik saja ketika sedang melakukan penangkapan di sana." ucap Ilona.     

Vio dan Anin pun mengangguk.     

.......     

Hanan dan yang lainnya kini sedang dalam perjalanan menuju Candelian's Cafe.     

"Nan, lo gak pakai lapis?" ucap Andre seraya mengemudikan mobil.     

Hanan pun menggeleng.     

"Kita hanya menangkap mereka di cafe itu.. gue rasa itu gak akan berbahaya.. hanya perlu kegesitan saja.. kecuali seperti pada saat itu kita menangkap mereka di hutan, mereka tentu membawa senjata tajam dan persiapan lainnya.. sedangkan ini di Cafe dan mereka juga tidak mengetahui tentang rencana penangkapan ini." ucap Hanan.     

.......     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.