Dear Pak Polisi..

Something in Talk



Something in Talk

0Bodyguard langsung menghalangi Anin untuk bertanya.     

"Maaf sebelumnya.. mbak mau ke mana ya?" ucap bodyguard.     

"Saya mau menemani teman saya untuk pergi ke acara wisudanya dia." ucap Anin.     

"Mohon maaf tidak bisa mbak... pak Hanan melarang saya untuk membiarkan mbak keluar dari rumah ini.." ucap bodyguard.     

"Tapi saya gak lama kok.. kita juga bertiga perginya.. cuma ke hotel aja.." ucap Anin.     

"Maaf mbak.. sekali lagi tidak bisa.. ini adalah perintah dari pak Hanan." ucap bodyguard.     

"Terus teman saya gimana dong mau ke acara wisudanya?" ucap Anin.     

Bodyguard sejenak berpikir.     

"Sebentar ya mbak.. biar saya coba untuk menghubungi pak Hanan terlebih dahulu." ucap bodyguard.     

Anin pun mengangguk. Bodyguard lalu mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Hanan.     

....     

Hanan kini sedang berada di suatu tempat. Ia sedang bersama dengan Arga saat ini.     

Drrrrttt...     

Ponselnya pun berdering, pertanda jika ada panggilan masuk di sana..     

"Ga.. sebentar.." ucap Hanan.     

Arga pun mengangguk.     

Hanan lalu mengambil ponselnya dan menerima panggilan dari bodyguard nya.     

"Ya halo.. ada apa?" ucap Hanan apda bodyguard nya di seberang telepon.     

"Maaf sebelumnya pak jika saya mengganggu anda.. saya hanya ingin menyampaikan bahwa mbak Anin bersama dengan dua orang temannya ingin pergi ke acara wisuda salah satu temannya.. ini bagaimana ya pak?" ucap bodyguard.     

"Kenapa nan?" ucap Arga.     

Hanan membisukan panggilan.     

"Anin mau pergi ke acara wisuda.. ini kayaknya hari ini wisudanya si Vio deh.. kan mereka barengan tuh wisudanya si Vio sama Daniel." ucap Hanan.     

"Gimana ya?? Ya udah Vio aja yang dibolehin pergi.. bodyguard lo suruh anter.. satu orang aja.. Anin sama Ilona gak boleh ke mana-mana.. ribet entar." ucap Arga.     

"Oh oke oke.." ucap Hanan.     

Hanan pun lalu membuka panggilan kembali.     

"Jangan izinkan Anin dan Ilona pergi ya.. Vio saja yang boleh pergi.. dan kamu yang mengantar dia." ucap Hanan.     

"Baik pak.. terima kasih pak.." ucap bodyguard.     

Tut.     

sambungan telepon pun terputus.     

....     

"Gimana?" ucap Anin pada bodyguard.     

"Maaf mbak.. mbak Anin dan mbak Ilona tidak diperbolehkan untuk pergi dari rumah ini.. dan untuk mbak Vio, saya yang akan mengantar mbak pergi ke acara wisuda tersebut atas perintah dari pak Hanan." ucap bodyguard.     

"Kok pak Hanan gitu sih?" ucap Anin.     

"Ini semua demi kebaikan mbak dan yang lainnya." ucap bodyguard.     

"Ya udah nin gak apa-apa kok.. nanti juga kan di sana ada papa.. udahlah gak apa-apa.. ayo pak kita pergi sekarang." ucap Vio.     

"Beneran ini Vi? Gue gak enak lho jadinya sama lo.. kita juga udah ganti baju lagi." ucap Anin.     

"Ya udah kita foto aja dulu bertiga sebagai kenang-kenangan pakai baju beginian." Ucap Ilona.     

"Nah boleh tuh.. minta fotoin anak buahnya pak Hanan aja." ucap Vio.     

"Hmm... ya udah deh.. pak tolong fotoin ya." ucap Anin memberikan ponselnya.     

Bodyguard pun mengangguk.     

"Baik mbak.." ucap bodyguard.     

Mereka kemudian bergaya sederhana dan biasa saja lalu bodyguard pun mengambil gambar mereka.     

......     

Hanan dan Arga kini duduk di sebuah kursi di suatu tempat makan.     

"Sampai kapan kita menyembunyikan semua ini dari mereka??" ucap Arga.     

"Sampai semuanya sudah benar-benar membaik." ucap Hanan.     

"Permisi pak Hanan.." ucap seseorang yang baru saja menghampiri mereka dan mengulurkan tangan.     

Hanan dan Arga lalu menoleh ke seseorang yang baru saja datang menghampiri mereka. Hanan dan Arga lalu bangkit dari duduk mereka dan berjabat tangan dengan orang tersebut.     

"Pak Baskoro... ayo ayo silahkan duduk pak.." ucap Hanan setelah berjabat tangan dengan pak Baskoro.     

Pak Baskoro pun mengangguk.     

"Iya terima kasih pak Hanan..." ucap Pak Baskoro.     

Pak Baskoro pun lalu duduk bersama mereka.     

"Mohon maaf nih pak sebelumnya karena mengganggu waktu anda.. " ucap Hanan.     

"Iya gak apa-apa pak Hanan.. ngomong-ngomong ada apa ini??" ucap Baskoro.     

"Jadi pak.. apa bapak sudah mengetahui kabar soal Daniel??" ucap Hanan.     

"Oh Daniel.. iya iya saya tahu.. dia meninggal karena dilempar dengan pisau lipat kan? Dan Sean yang melakukannya." ucap Baskoro.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya pak.. jadi seharusnya kan hari ini dia wisuda tapi karena kabar duka itu, dia tidak bisa menghadiri acara wisuda ini.. tapi apakah ijazahnya tetap bisa diambil pak?" ucap Hanan.     

"Tetap bisa pak karena kan namanya juga sudah terdaftar.. tapi untuk apa ya pak? Dan siapa yang akan mengambilnya?" ucap Baskoro.     

"Saya yang akan mengambilnya pak..." ucap Hanan.     

"Atas dasar apa pak?" ucap Baskoro.     

"Permintaan terakhir dari Daniel sendiri.. dia mau ijazah nya diambil dan disimpan oleh saya. Apakah bisa pak?" ucap Hanan.     

"Oh tentu bisa pak.." ucap Baskoro.     

"Bisa bapak membantu saya??" ucap Hanan.     

"Apa yang bisa saya bantu pak?" ucap Baskoro.     

"Tolong urus semuanya .. semua yang berkaitan dengan Daniel di kampus ini.. saya akan membayar semuanya termasuk segala biaya yang masih dalam masa tunggakan." ucap Hanan.     

"Oh begitu.. iya iya pak baik.. saya akan mengurusnya untuk bapak.. tapi ini benar-benar terasa aneh sih.. Daniel kan sudah tiada.. lalu untuk apa lagi ijazah itu pak?" ucap Baskoro.     

"Apa anda bisa dipercaya jika saya mengatakan hal ini?" ucap Hanan.     

........     

Vio dan bodyguard Hanan kini sedang dalam perjalanan menuju hotel yang digunakan untuk acara wisuda kampus mereka.     

Namun di tengah-tengah perjalanan, ponsel Vio mendadak berdering, menandakan jika ada panggilan masuk di sana.     

Drrrrrtttt....     

Vio lalu mengambil ponsel dari tasnya.     

Ia lalu membaca nama penelpon yang tertera pada layar ponselnya.     

"Papa... ini papa dari tadi pasti cariin aku... ya udahlah aku angkat aja.." gumam Vio.     

Vio pun lalu menerima panggilan dari Rio.     

"Halo pa Assalamualaikum.." ucap Vio pada Rio di seberang telepon.     

"Waalaikumsalam Vi.. kamu di mana sekarang?" ucap Rio.     

"Aku lagi di jalan pa.. udah mau dekat hotel kok pa.. kenapa pa?" ucap Vio.     

"Kamu sama Daniel??" ucap Rio.     

Deg!!     

Vio terdiam sejenak.     

"Hmm nanti kita lanjutin lagi ceritanya ya pa.. papa udah di mana?" ucap Vio.     

"Papa sudah sampai ini di hotel.. papa di lobi.. papa tunggu kamu di lobi ya.." ucap Rio.     

"Oh gitu.. iya pa iya.. nanti kalau aku sudah sampai, aku hampiri papa di sana ya.. papa jangan ke mana-mana tapi ya." ucap Vio.     

"Iya iya sayang.. papa tunggu ya.." ucap Rio.     

"Iya pa.. udah dulu ya pa.. Assalamualaikum.." ucap Vio.     

"Waalaikumsalam.. kamu hati-hati." ucap Rio.     

"Iya pa.." ucap Vio.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

Vio lalu menyimpan ponselnya kembali ke dalam tasnya.     

"Bagaimana pun, aku harus tetap menyampaikan berita duka ini pada papa.. papa juga berhak tahu walaupun ini pasti sangat menyakitkan.." ucap Vio.     

........     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.