Dear Pak Polisi..

Hari Yang Memilukan



Hari Yang Memilukan

0Papa...     

"Vi, papa kamu telepon itu.. Kamu gak mau terima teleponnya dulu??" ucap Anin.     

'Papa telepon?? Papa pasti mau tanya di mana aku dan Daniel berada saat ini untuk menghadiri acara wisuda itu.. tapi sekarang Daniel telah tiada.. apa yang harus aku jawab??' ucap Vio di dalam hatinya.     

"Jangan diangkat.." ucap Vio.     

"Kenapa Vi?" ucap Anin.     

Vio hanya menggeleng sebagai jawaban.     

'Vio pasti gak tahu harus mengatakan apa pada om Rio.. dia pasti benar-benar bingung saat ini dan takut sekali jika papanya kecewa..' ucap Anin di dalam hati.     

Ilona lalu ikut menghampiri.     

"Vi.. bagaimana pun lo harus hadir di acara wisuda lo.. karena itu adalah acara yang paling lo tunggu kan setelah melewati masa-masa sulit perjuangan untuk bisa wisuda?" ucap Ilona.     

"Gue gak pernah merasa sulit untuk bisa mendapatkan gelar itu ketika Daniel hadir dalam hidup gue.. dia yang membantu gue hingga gue bisa wisuda di hari ini.." ucap Vio.     

"Maka itu artinya, seharusnya lo menghargai usaha Daniel.. kalau lo gak datang di acara wisuda lo, maka itu artinya lo gak menghargai usaha Daniel yang berjuang supaya lo bisa wisuda di hari ini.." ucap Anin.     

"Vi.. meskipun Daniel udah gak ada di dunia ini sekarang.. tapi Daniel masih ada di hati kita.. di hati lo terutama.. bahkan di sana, mungkin dia sedih melihat lo yang seperti ini.. Vio.. lo itu cewek tangguh.. harusnya lo bisa menghadapi semua ini dengan lapang dada.. ayolah Vi.. datang di acara wisuda itu.. jangan biarkan Daniel kecewa sama lo di sana karena lo gak bisa menghadiri wisuda lo sendiri di saat Daniel berjuang mati-matian pada saat itu demi lo bisa wisuda di hari ini.." ucap Ilona.     

"Gue ingin selalu ada di sisi Daniel.. gue mau melihat Daniel, mendoakan dia hingga ke liang lahat nanti." ucap Vio.     

"Setelah selesai acara wisuda, lo pasti bisa ke sana.. ke pemakamannya Daniel.." ucap Anin.     

"Hiks.. Daniel.. hiks.." tangis Vio.     

"Ayolah Vi.. lo harus membuktikan pada semua orang bahwa lo kuat.. lo bisa melewati semua ini karena lo adalah perempuan tangguh." ucap Anin.     

"Iya Vi.. kalau lo mau melihat Daniel bahagia di alam sana, seharusnya lo menghargai usaha dia untuk melihat lo wisuda di hari ini.. ayo Vi.." ucap Ilona.     

Vio lalu mengusap air mata yang membanjiri pipinya.     

"Apa gue bisa?" gumam Vio.     

"Lo pasti bisa dan harus bisa.." ucap Anin.     

Vio menoleh sekilas pada Anin dan Anin mengangguk.     

........     

Di lain sisi, Rio benar-benar bingung kenapa Vio tidak menerima panggilan darinya.     

"Ini Vio kenapa gak terima telepon aku ya?? Ke mana anak ini??" gumam Rio ketika sedang dalam perjalanan menuju apartemen Vio.     

"Hari ini kan dia dan Daniel wisuda.. tapi kenapa Vio justru gak bisa dihubungi?? Apa aku coba untuk hubungi Daniel saja ya??" gumam Rio.     

........     

Hanan, Alex, Andre, Arga dan Evan kini sedang sarapan di kantin rumah sakit.     

"Jadi, bagaimana rencana kita yang selanjutnya?" ucap Andre.     

"Ini permintaan dia.. jadi kita harus mengikuti aturan dia.. untuk saat ini kita tetap harus melanjutkan penangkapan terhadap beberapa orang lagi yang terlibat di dalam pekerjaan kotor itu.." ucap Hanan.     

"Kalau gue gak salah dengar namanya tuh Jeno dan Joni. Fotonya masih ada kan di handphonenya si Daniel?" ucap Arga.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya masih ada... Tapi kita gak memiliki petunjuk apa pun untuk bisa mendapatkan mereka.. ya meskipun katanya mereka telah insaf, tapi tetap saja, khawatirnya mereka akan kembali terjerumus ketika bergaul dengan orang-orang yang salah.. untuk itu, mau tidak mau, mereka tetap harus ditahan." ucap Hanan.     

"Iya lo benar nan... Ya mudah-mudahan setelah merasakan penjara, mereka bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik." ucap Arga.     

"By the way Ga.. lo sempat di penjara juga kan waktu itu?" ucap Andre.     

Arga pun mengangguk.     

"Iya ndre.. dari situlah gue taubat.. Di penjara itu gak enak.. apa lagi ketika gue di penjara atas hal yang sama sekali bukan gue yang melakukannya.. nyesek.. tapi untunglah sekarang sudah terungkap siapa pelaku yang sebenarnya.." ucap Arga.     

Mereka pun mengangguk.     

"Lalu, prosesi pemakaman nya nanti bagaimana?" ucap Evan.     

Mereka semua saling memandang.     

.......     

Vio, Anin dan Ilona kini sedang menikmati sarapan pagi mereka.     

Di tengah-tengah makan, Anin membuka obrolan.     

"Sebentar lagi MUA nya datang.. jadi sambil menunggu dia datang, kan lebih baik kita sarapan dulu.." ucap Anin.     

"Vi, lo ntar jangan nangis ya kalau sudah dimake up in.. ntar jelek lho kalau nangis.." ucap Ilona.     

"Nah iya Vi.. jangan nangis ya... harus terlihat bahagia.. bukan bahagia atas kematian Daniel tapi bahagia atas kelulusan lo.. wisuda ini adalah puncak akhir dari perjuangan lo selama delapan semester di kampus ini.. even more.. jadi, lo harus berbahagia.." ucap Anin.     

"Semoga.." ucap Vio.     

"Ntar kita anterin deh lo sampai di hotel.. ya kan nin?" ucap Ilona.     

Anin pun tersenyum dan mengangguk.     

"Iya siap... eh tapi sebelumnya lo coba hubungi papa lo dulu.. kasihan kalau sampai dia kecarian lo.." ucap Anin.     

"Iya nanti.." ucap Vio.     

Vio benar-benar tak bersemangat saat ini. Dia bahkan sangat tak berselera untuk melakukan apa pun.     

Kalian tahu perpisahan apa yang paling menyakitkan??     

Ketika kita dipisahkan oleh orang yang kita sayangi karena kematian. Karena di saat itu juga, ketika kita merindukannya, kita tak bisa lagi bertemu dengannya dan mendengar suaranya, kecuali di dalam mimpi.     

Perpisahan itu benar-benar sangat menyakitkan.     

Untuk itu, hargailah selagi masih ada.. Karena ketika telah tiada, semuanya akan terasa sangat berharga.     

Pikiran Vio terputar akan kejadian beberapa waktu lalu di saat dirinya bersama dengan Daniel.     

Ia teringat momen ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Daniel. Ia tak pernah menyangka bahwa hubungannya dengan Daniel akan menjadi sedekat ini dan sesakit ini ketika dirinya harus kehilangan Daniel untuk selama-lamanya di saat mereka berdua belum saling memiliki.     

Tok Tok Tok...     

Pintu rumah pun diketuk oleh seseorang..     

"Bi!! Bibi!! Tolong bukain pintunya ya.." teriak Anin.     

"Iya mbak.." ucap Bibi ketika menghampiri mereka. Bibi lalu beranjak menuju pintu utama rumah untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang.     

"Sepertinya Make Up Artist nya sudah datang.." ucap Ilona.     

"Iya kayaknya itu dia deh.." ucap Anin.     

Air mata Vio mengalir begitu saja di pipinya ketika dirinya membayangkan kenangannya dengan Daniel kala itu.     

.     

.     

Di lain sisi, bibi pun membuka pintu rumah tersebut. Tamu tersebut didampingi oleh salah seorang bodyguard Hanan yang menjaga rumah itu.     

"Bi, ini tamunya mbak Anin katanya.. MUA.." ucap bodyguard.     

"Oh iya pak.. terima kasih sudah mengantar.." ucap bibi.     

......     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.