Dear Pak Polisi..

We have to be good for everyone



We have to be good for everyone

0Wiran dan Asni kini baru saja tiba di rumah mereka. Taksi pun meninggalkan halaman rumah Wiran setelah selesai mengantarkan Wiran pulang.     

Wiran dan Asni pun lalu berjalan memasuki rumah mereka.     

Pintu rumah dibuka oleh Wiran dan begitu senyap.     

"Sepi sekali rumah ini ya.. di mana mereka dan pembantu?" ucap Asni.     

"Entahlah.. mungkin mereka sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Lebih baik kita bersih-bersih saja terlebih dahulu.." ucap Wiran.     

Asni pun mengangguk.     

"Iya pa.." ucap Asni.     

.....     

Hanan dan Anin baru saja keluar dari lift.     

Anin mengernyitkan keningnya.     

"Tapi kok bapak bisa berpikir bahwa apa yang terjadi pada papanya bapak saat ini adalah perbuatan mereka?" ucap Anin.     

"Saya mendapat informasi dari pembantu di rumah papa.. dan sejak lama saya juga sudah mencurigai dia." ucap Hanan.     

"Ya Allah.. semoga semuanya bisa segera terungkap ya pak.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Ini ruangannya.." ucap Hanan menunjuk ruangan yang ada bodyguard di depan ruangan.     

"Dijaga sama bodyguard pak?" ucap Anin.     

"Bodyguard saya... supaya mereka tidak bisa masuk dan mencelakai papa saya lagi." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Selamat sore boss.." sapa dua orang bodyguard Hanan yang berjaga di sana.     

Hanan pun mengangguk.     

"Mereka tidak datang kan?" ucap Hanan.     

"Tidak boss.. sepertinya mereka takut." ucap bodyguard.     

"Oke bagus.." ucap Hanan.     

Hanan dan Anin pun lalu memasuki ruangan Nugroho.     

Di dalam, juga ada satu orang bodyguard yang berjaga.     

"Selamat sore boss.." sapa nya ketika melihat Hanan.     

Hanan pun mengangguk.     

"Kamu, tunggulah di luar sampai saya selesai menjenguk papa saya." ucap Hanan pada bodyguardnya.     

"Baik boss." ucap bodyguard lalu keluar dari sana.     

"Apa mereka sebegitu berbahayanya pak?" ucap Anin.     

"Sangat nin.. bahkan pada saat itu, bodyguard saya memergoki mereka ingin membunuh papa saya ketika masih berada di dalam ruang ICU." ucap Hanan.     

"Astaghfirullah.. kenapa mereka bisa sejahat itu pak?" ucap Anin.     

Hanan mengendikkan bahunya.     

"Entahlah.. mereka benar-benar licik dan serakah.. itulah sebabnya mungkin mereka ingin melenyapkan papa saya dan menguasai hartanya." ucap Hanan.     

"Ya Allah.." ucap Anin.     

"Ini papa saya." ucap Hanan.     

Anin melangkahkan kakinya untuk berdiri tepat di samping brangkar itu.     

Ia menyipitkan matanya menatap Nugroho.     

"Kok saya seperti pernah melihat papanya bapak ya?? Tapi di mana ya??" ucap Anin.     

Hanan tersenyum.     

"Coba kamu ingat di mana dan kapan kamu bertemu dengannya.." ucap Hanan.     

Anin pun mulai berpikir untuk mengingat.     

"Oh iya aku ingat.. aku pernah tungguin bapak ini di ruang ICU karena pada saat itu aku lihat kondisi papanya bapak benar-benar parah.." ucap Anin.     

"Makasih ya nin karena pada saat itu kamu sudah menyelamatkan papa saya.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak sama-sama.. sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk saling tolong-menolong.." ucap Anin.     

"Iya nin sekali lagi makasih.. kalau kamu gak ada pada saat itu, saya sudah gak tahu gimana nasib papa saya saat itu." ucap Hanan.     

"Iya kak sama-sama kak.." ucap Anin.     

"Oh iya papa kamu juga pernah menolong papa saya pada saat itu.. saya benar-benar berhutang nyawa pada kamu dan papa kamu." ucap Hanan.     

"Udahlah kak.. gak perlu gitu.. aku dan papa juga ikhlas kok menolong papanya bapak.." ucap Anin.     

"Iya nin.. alhamdulillah papa saya kondisinya sudah mulai membaik sekarang." ucap Hanan.     

"Alhamdulillah ya Allah.." ucap Anin.     

Perlahan, mata Nugroho pun terbuka.     

"Pa.." ucap Hanan menghampiri Nugroho. Anin pun mengikuti Hanan dan berdiri di samping Hanan.     

"Hanan... kamu dengan siapa??" ucap Nugroho.     

Hanan tersenyum.     

"Pa.. kenalin.. ini Anindya.. calon istri aku.." ucap Hanan memperkenalkan Anin pada Nugroho.     

"Hai om.. saya Anin.. om apa kabar?" ucap Anin.     

Nugroho tersenyum.     

"Alhamdulillah saya sudah mulai membaik kondisinya.. kamu terlihat cocok dengan Hanan." ucap Nugroho.     

Anin tersenyum.     

"Terima kasih om.." ucap Anin.     

"Iya sama-sama.." ucap Nugroho..     

"Oh iya pa.. jumat depan aku dan Anin akan menikah.. aku berharap semoga papa sudah sembuh ya.. Supaya papa bisa berhadir di acara pernikahan aku dan Anin.." ucap Hanan.     

"Syukurlah nan.. akhirnya kamu dan Anin akan menikah.. papa senang sekali karena akhirnya kamu akan segera melepas masa lajang kamu.. semoga Allah mudahkan ya semuanya.." ucap Nugroho.     

"Iya pa aamiin... terima kasih atas doa baiknya pa.." ucap Hanan.     

Nugroho pun mengangguk.     

"Pa, maaf aku gak bisa lama-lama di sini.. karena nanti malam aku akan melakukan penggrebekan kasus.." ucap Hanan.     

"Iya nan.. ya udah kamu pulang saja.. Kondisi papa juga sudah mulai membaik kok.. Semoga nanti papa bisa hadir ya dalam acara pernikahan kamu." ucap Nugroho.     

"Iya pa aamiin.. Ya udah aku dan Anin pamit ya pa.. Assalamualaikum.." ucap Hanan.     

"Assalamualaikum om.." ucap Anin pamit.     

"Waalaikumsalam.. kalian hati-hati ya.." ucap Nugroho.     

Hanan dan Anin pun lalu keluar dari ruangan Nugroho.     

"Kalian jagain papa saya baik-baik ya.." ucap Hanan sebelum pergi.     

"Baik boss..." ucap ketiganya secara bersamaan.     

Hanan lalu merogoh saku celananya dan mengambil sebuah amplop coklat berisi uang.     

"Ini untuk kalian.. untuk beli makanan.." ucap Hanan memberikan amplop coklat tersebut.     

"Makasih boss.. makasih banyak.. boss baik banget sama kita.. selalu kasih kita uang lebih.." ucap bodyguard.     

Hanan pun mengangguk.     

"Ya udah saya pergi ya.." ucap Hanan.     

"Iya boss siap.." ucap mereka bersamaan.     

Hanan lalu pergi dari sana.     

Ketika berjalan di koridor rumah sakit, Anin membuka obrolan.     

"Kenapa bapak kasih mereka uang sebanyak itu?" ucap Anin.     

"Sebagai ucapan terima kasih karena mereka telah menjaga papa saya dengan baik." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Oh gitu.. iya iya.. Bapak baik banget ya ternyata aama bodyguard bapak." ucap Anin.     

"Karena baiknya kita bukan untuk dibeda-bedakan nin.. kalau kita memang baik, kita harus baik pada setiap orang.." ucap Hanan.     

"Iya pak benar itu.." ucap Anin.     

Hanan pun tersenyum. Mereka lalu memasuki lift. Dan tak lama, mereka pun keluar dari lift.     

"Kamu tunggu di sini aja ya.. biar saya ambil mobil." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya pak." ucap Anin.     

Anin pun lantas menunggu Hanan di lobi rumah sakit.     

Tak lama kemudian, Hanan telah datang dengan mobilnya.     

Ia lalu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Anin. Anin pun lalu memasuki mobil.     

"Terima kasih calon suami." ucap Anin tersenyum.     

Hanan pun ikut tersenyum.     

"Iya sama-sama calon istri." ucap Hanan.     

Anin pun tersipu malu dan pipinya memerah. Hanan lantas menutup pintu mobil dan berlari menuju posisinya mengemudi.     

Hanan pun lalu melajukan mobilnya dan meninggalkan rumah sakit.     

"Ternyata dunia ini sesempit itu ya pak.. Seorang bapak yang pernah saya tunggui ketika di ruang ICU pada saat itu adalah papanya bapak ternyata." ucap Airin.     

......     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.