Dear Pak Polisi..

Jam Couple



Jam Couple

0"Posesif hmmm??" ucap Anin.     

"Apa aku salah jika aku posesif pada istri aku sendiri?" ucap Hanan.     

Anin tersenyum. Ia lalu menggeleng.     

"Gak ada yang salah, mas.. aku senang jika kamu posesif seperti ini, karena itu artinya kamu memang benar-benar mencintai aku.." ucap Anin.     

"Itu kamu tahu.." ucap Hanan.     

"Tapi mas.. aku berdandan, semata-mata bukan untuk mereka, melainkan untuk kamu.. aku hanya ingin menjaga nama baik kamu sebagai orang hebat di negeri ini.. aku juga ingin terlihat berkelas seperti kamu dengan penampilan sederhana ini.. supaya apa? Supaya aku terlihat pantas untuk mendampingi kamu.. kalau aku jelek, mungkin mereka akan mengira bahwa aku ini babu kamu, bukan istri kamu.." ucap Anin.     

Hanan lalu meletakkan telunjuknya di bibir Anin.     

"Kamu cantik, sayang.. ada atau enggaknya make up itu di wajah kamu.. tapi ya udah gak apa-apa.. aku menghargai kamu yang berusaha menyesuaikan diri karena menikah dengan aku.." ucap Hanan.     

"Kamu perlu tahu mas.. godaan pernikahan itu banyak.. semanis apa pun hubungan kita saat ini, pasti ada aja di luar sana orang yang gak suka dengan hubungan kita dan mereka berusaha bagaimana pun caranya untuk bisa memisahkan kita dan merusak hubungan kita melalui cela-cela kecil sekali pun.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Aku paham.. maaf ya sayang.. aku janji gak akan melarang kamu lagi untuk melakukan apapun... selama hal itu baik untuk kamu dan aku.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Iya mas.. terima kasih ya.." ucap Anin.     

"Iya sama-sama nin.." ucap Hanan lalu mengecup kening Anin.     

"Ya udah mas.. sini aku pakaikan dasinya.. biar kita bisa langsung sarapan ke bawah." ucap Anin.     

"Iya sayang.." ucap Hanan.     

Anin pun lalu memakaikan dasi Hanan.     

"Nanti kita sarapan di jet aja ya langsung... Aku sudah meminta mereka untuk mempersiapkan sarapan kita semua.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Oh gitu.. ya udah mas.. ini udah selesai.." ucap Anin.     

"Makasih sayang.." ucap Hanan.     

"Sama-sama mas.. ya udah ayo mas.." ucap Anin.     

"Hmm sebentar sayang.. aku punya sesuatu.. wait.." ucap Hanan lalu mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya.     

Sebuah kotak kecil yang terlihat elegan.     

"Apa ini mas?" ucap Anin.     

"Nih.. coba dibuka.." ucap Hanan memberikan kotak tersebut pada Anin.     

Anin pun lalu menerimanya. Ia menatap penuh selidik pada Hanan.     

"Apa ini mas?" ucap Anin.     

"Ayo dong dibuka.." ucap Hanan tersenyum.     

Anin menghela nafasnya. Ia pun lalu membuka kotak tersebut dan mendapati isinya. Mata Anin berbinar ketika melihat isi dari dalam kotak tersebut. Anin tersenyum.     

"Jam tangan couple?" ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Aku pesan di toko jam langganan aku.. ini limited edition dan aku langsung beli karena memang jamnya bagus dan aku suka.." ucap Hanan.     

Anin tersenyum kagum..     

"Mas, ini jam mahal.. merk jam yang sering dipakai oleh artis-artis papan atas dan pengusaha ternama itu.." ucap Anin.     

"And that's why I bought it for you.. let's wear it.." ucap Hanan.     

Anin tersenyum kembali.     

"Thank you mas... aku gak pernah mengira bahwa kamu akan memberikan ini untuk aku.. ya udah kita tukeran pakainya ya.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"I'm happy if you are happy.." ucap Hanan.     

Anin benar-benar dibuat kagum oleh perbuatan Hanan.     

"Sini sayang biar aku pasangkan di pergelangan tangan kamu.." ucap Hanan.     

Hanan pun lalu mengambil jam tangan itu dan memasangkannya pada pergelangan tangan Anin.     

Anin terus mengamati Hanan yang dengan telaten memasangkan jam tersebut pada tangan Anin.     

"Bagus di tangan kamu.." ucap Hanan.     

"Makasih mas.." ucap Anin.     

"Sama-sama sayang.. " ucap Hanan.     

"Sini mas gantian.." ucap Anin lalu memasangkan jam tangan tersebut pada pergelangan tangan Hanan.     

Hanan lalu memberikan tangannya dan Anin pun lalu memasangkan jam tangan tersebut pada pergelangan tangan Hanan.     

Setelah itu, Hanan memeluk singkat Anin.     

"Ya udah.. kita ke bawah sekarang ya.." ucap Hanan.     

Anin pun mengangguk.     

"Aku ambil tas dulu ya mas.." ucap Anin.     

Hanan pun mengangguk.     

"Iya sayang.." ucap Hanan.     

Setelah mengambil tas, mereka lalu kekuar dari kamar tersebut dan menuju lantai bawah.     

Hanan dan Anin pun kini telah berada pada lantai bawah.     

"Wihhh cakep banget couple ini.. " ucap Alex memuji Hanan dan Anin ketika Hanan dan Anin menghampiri mereka di ruang utama.     

"Dah dari dulu.." ucap Hanan.     

"Sombong pak pol.." ucap Alex.     

Hanan hanya terkekeh dan Anin tersipu malu. Andre mengamati penampilan Hanan dan Anin.     

"Wihhh jam tangannya baru.. couple juga.. cieee.." ucap Andre.     

"Iyalah.. biar kelihatan kalau kita ini pasangan.." ucap Hanan.     

"Iyalah iya.. payah emang.. sudah nikah menjadi semakin posesif wkwk.." ucap Andre.     

"Haruslah.." ucap Hanan.     

"Hmm ya udah kita berangkat sekarang kan?" ucap Arga.     

"Gak sarapan dulu?" ucap Eric.     

"Sarapan di jet.. Hanan sudah mempersiapkan semuanya." ucap Alex.     

"Wihhh emang the best pak pol.. Ya udah kuy berangkat.." ucap Eric.     

"Kuylah.." ucap mereka.     

Mereka pun lalu beranjak dari sana dan bergegas menuju bandara.     

........     

Evan kini tengah mendata kebutuhan di bengkel yang telah habis dan akan masuk nanti.     

"Oke jadi nanti yang akan masuk ada lima puluh ya.." ucap Evan.     

"Iya boss.." ucap karyawan.     

"Oke... nanti dicek lagi ya kalau udah datang barangnya.." ucap Evan.     

"Siap boss.. nanti saya cek lagi.." ucap karyawan.     

"Oke kamu boleh keluar.." ucap Evan.     

"Baik boss.. saya permisi.." ucap karyawan. Karyawan tersebut lalu keluar dari ruangan Evan.     

"Anin dan yang lainnya sudah berangkat atau belum ya?? Sebenarnya gue pengen juga sih ikut ke sana, tapi jujur, hati gue masih belum rela melihat Anin bersama dengan Hanan.. apa lagi mereka romantis terus.." gumam Evan.     

Drrrrtttt.....     

Ponsel Evan pun berdering, pertanda jika ada panggilan masuk di sana.     

Evan lalu menerima panggilan tersebut.     

"Ya selamat pagi.. ada yang bisa saya bantu?" ucap Evan pada seseorang di seberang telepon.     

"Selamat pagi Mr. Evan.. Mobil saya mogok di jalan cempaka saat ini.. apakah ada montir anda yang bisa dikirim ke sini untuk memperbaiki mobil saya?"     

"Atas nama siapa ya?" Ucap Evan.     

"Saya langganan di bengkel anda.. Zeef.." ucapnya.     

"Oh Mr. Zeef.. baik.. baik.. ya udah.. nanti saya suruh montir saya untuk ke sana ya.." ucap Evan.     

"Baik Mr.. thank you.."     

"You're welcome.." ucap Evan.     

Tut.     

Sambungan telepon pun terputus.     

"Aku harus meminta salah satu montirku untuk ke sana.." gumam Evan.     

Evan pun lalu bangkit dari duduknya dan pergi menemui montirnya.     

"Bon.. kamu ke jalan cempaka ya.. Mr. Zeef mobilnya mogok." ucap Evan pada salah satu montirnya.     

"Oh begitu.. baik boss.. saya ke sana sekarang." ucapnya.     

"Jangan lupa peralatannya.." ucap Evan.     

"Baik boss.. saya permisi.." ucapnya lalu bergegas untuk berangkat.     

Setelah mengatakan itu, Evan langsung kembali ke ruangannya.     

......     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.