Dewi Cantik Terlahir Kembali

Wanita itu Memiliki Wajah Cantik



Wanita itu Memiliki Wajah Cantik

0

Keesokan paginya, Zi Lian sudah datang. Dengan penuh perhatian, dia berkata kepada Zi Xu dan Li Peirong, "Dik Yiyi mungkin harus tinggal selama beberapa hari di Ibukota Di. Sedangkan Dik Xuanxuan sudah mau ujian masuk perguruan tinggi, Paman dan Bibi ketiga pasti mengkhawatirkan Dik Xuanxuan. Bagaimana jika aku menemani kalian pergi bersama? Nanti aku akan menemani Dik Yiyi. Paman dan Bibi ketiga juga bisa meluangkan waktu untuk pulang dan melihat Dik Xuanxuan."

Zi Lian selalu memberikan kesan kepada semua orang jika dirinya adalah wanita yang berpendidikan, sopan dan penuh perhatian. 

Zi Xu masih mempertimbangkan, sedangkan Li Peirong teringat dengan rencananya. Dia merasa sangat senang kemudian berkata sambil tersenyum, "Lianlian memang sangat perhatian. Aku sedang khawatir tentang masalah ini dan takut nanti tidak bisa menjaga mereka berdua dengan baik."

Setelah mengatakan ini, dia menatap Zi Xu kemudian berkata, "Ah Xu, biarlah Lianlian pergi bersama kita. Setelah tiba disana, Yiyi tidak memiliki satu teman pun. Dia pasti merasa tidak nyaman. Lianlian bisa menemaninya mengobrol."

Zi Xu merasa ada yang tidak beres, tetapi dia tidak tahu di mana letak kesalahannya.

Apalagi sekarang Zi Yi juga ikut berkata, "Benar, kakak sepupu bisa menemaniku untuk main bersama."

Zi Xu setuju setelah mendengar Zi Yi berkata seperti itu.

Zi Xuan sama sekali tidak peduli masalah Zi Yi dan dia sudah pergi ke sekolah di pagi hari.

Sedangkan, empat orang itu langsung naik mobil menuju Ibukota Di. 

Jarak Kota S dengan Ibukota Di tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu lima sampai enam jam jika mengendarai mobil.

Begitu mereka tiba di Ibukota Di, Zi Xu langsung menelepon pengurus rumah keluarga He.

Tidak disangka pengurus rumah keluarga He menyuruh mereka untuk mencari hotel sendiri untuk ditempati terlebih dahulu. Nanti dia akan menelepon untuk memberitahu jika anggota keluarga He ingin menemui Zi Yi.

Zi Yi melihat ekspresi wajah Zi Xu sedikit tidak enak setelah menutup telepon lalu dia bertanya, "Ayah, kapan kita pergi ke kediaman keluarga He?"

Karena merasa diperhatikan oleh tiga orang, Zi Xu menekan rasa tidak senang di dalam hatinya kemudian berkata, "Hari ini sudah sedikit malam, kita tinggal di hotel dulu."

Setelah mengatakan ini, dia menyuruh sopir untuk mengantar mereka ke sebuah hotel bintang lima.

Di sisi lain.

Kediaman keluarga He.

Setelah selesai mengangkat telepon Zi Xu, pengurus rumah keluarga He melaporkan kejadian ini kepada ibu He Fei atau Nyonya kedua keluarga He.

Saat ini, Nyonya kedua sedang minum teh sore dengan beberapa Nyonya kaya yang berhubungan baik dengannya. Setelah mendengar pengurus rumah berkata seperti itu, ekspresinya langsung terlihat tidak senang lalu berkata, "Suruh mereka tunggu di hotel dulu. Jika aku sudah memiliki waktu luang, aku akan menemui mereka."

"Baik, Nyonya kedua."

Setelah pengurus rumah pergi, Nyonya Wu bertanya sambil tersenyum, "Nyonya kedua He, aku dengar He Fei sudah pulang, apa kamu sudah bersiap-siap mempertimbangkan masalah pernikahannya?"

"Hais~ Jangan mengungkitnya." Nyonya kedua berkata dengan ekspresi wajah seolah sedang sakit kepala, "Aku juga tidak tahu Xiao Fei kena sihir jahat apa. Setelah pulang dari Kota S, dia bersikeras ingin menikahi seorang wanita dari sana."

Beberapa Nyonya kaya merasa sedikit penasaran.

Nyonya Chen bertanya, "Apa latar belakang wanita itu?"

"Dia hanyalah seorang anak perempuan dari pengusaha kecil."

Mata beberapa Nyonya kaya menunjukkan tatapan tidak setuju dalam waktu bersamaan.

Kalangan kelas atas sangat mementingkan tentang pernikahan dua keluarga yang memiliki posisi dan finansial yang sama.

"Kenapa He Fei bisa menyukai wanita yang memiliki identitas seperti itu?"

"Wanita itu memiliki wajah cantik." Saat He Fei bersikeras ingin menikahi Zi Yi, Nyonya kedua sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya, "Aku pernah melihat foto wanita itu. Wajahnya memang sungguh cantik."

"Apa gunanya jika memiliki wajah cantik, masih ada sangat banyak wanita cantik lain di dunia ini." Di kalangan kelas atas, ada berbagai jenis wanita cantik yang diinginkan pria sehingga beberapa Nyonya merasa sedikit tidak mengerti.

Nyonya kedua keluarga He juga tidak mengerti sampai membuatnya sakit kepala, "Aku juga berkata seperti itu, tapi Xiao Fei memiliki temperamen yang keras kepala. Jika sudah bilang ingin menikahi wanita itu, maka dia harus menikahinya. Lihatlah, semalam dia pergi keluar karena marah dengan ayahnya dan masih belum pulang sampai sekarang."

Setelah mendengar cerita Nyonya kedua, beberapa orang langsung membujuk, "Anak muda suka bermain, itu normal."

"Mungkin dia hanya merasa ini hal baru yang belum pernah dialaminya untuk sesaat, dan akan membaik setelah perasaan ini mereda."

Nyonya Ceng bertanya, "Kenapa Nyonya He tidak mengatur beberapa gadis untuk berkenalan dengannya?"

Nyonya Kedua menjawab dengan tak berdaya, "Aku sudah mengaturnya, tapi dia tidak mau bertemu."

Semua orang terdiam untuk beberapa saat. 

Nyonya Ceng ingin anak perempuannya menikah dengan He Fei sehingga dia menyarankan, "Kalau He Fei bersikeras ingin menikahi wanita itu, kenapa kamu tidak mengadakan sebuah pesta malam untuknya? Pada saat itu, kamu undang semua gadis dari kalangan kelas atas di Ibukota Di. Apakah dia burung pipit atau foniks, bukankah akan diketahui jika membandingkannya pada saat itu?"

"Ini… Xiao Fei pasti tidak setuju." Nyonya kedua keluarga He memahami temperamen anaknya sendiri. Jika ketahuan dia mengadakan pesta malam seperti ini secara khusus untuknya, He Fei pasti tidak akan pulang.

Nyonya Ceng tersenyum lalu membantunya memberi ide, "Kamu jangan beritahu kepada dia terlebih dahulu. Saat itu, kamu langsung gunakan wanita itu sebagai alasan untuk menyuruhnya pulang. Bukankah begini saja sudah bisa?"

Setelah berpikir-pikir, Nyonya kedua keluarga He merasa masuk akal dia pun juga ikut tersenyum, "Boleh. Kalau begitu, aku akan suruh pengurus rumah untuk pergi mengaturnya."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.