Dewi Cantik Terlahir Kembali

Memanjat Tembok



Memanjat Tembok

0

Shiya menatap Zi Yi dengan lekat. Namun, baru saja dia menatap selama dua detik, dia sudah tidak tahan. Akhirnya menarik kembali tatapannya lalu berkata dengan penuh amarah, "Aku sudah melihat banyak wanita sepertimu. Demi mengikat hubungan dengan keluarga bibi, Keluarga Zi pasti melakukan banyak usaha, kan?"

Zi Yi menatapnya seakan sedang melihat orang bodoh.

Membuat Shiya merasa semakin marah.

Keluarga biasa seperti mereka memiliki kemampuan apa sehingga bisa datang ke rumah bibi dan bersaing dengan banyak Nona dari keluarga kaya yang terkenal di Ibukota Di untuk merebut posisi istri kakak sepupu!

Saat memikirkan hal ini, tiba-tiba dia memiliki ide yang terlintas di benaknya untuk membereskan Zi Yi. 

Tatapan mata Zi Yi beralih ke Zi Xu.

Saat ini, He Fei sedang berbicara dengan Zi Xu dengan antusias. Sangat jelas Nyonya kedua He merasa tidak senang, tetapi ekspresi wajahnya masih bisa terkendali.

Sedangkan, Li Peirong berdiri di samping Zi Xu.

Mengenai Zi Lian.

Mata Zi Yi tertuju pada Zi Lian selama dua detik. Saat ini, Zi Lian berdiri di sampingnya yang tidak jauh darinya, tetapi matanya terus mengikuti gerak-gerik He Fei.

Setelah selesai melihat orang-orang ini, Zi Yi baru mengalihkan pandangannya kembali ke Shiya.

Otak Shiya terus terlintas ide yang jahat. Dia harus menuntun Zi Yi keluar sekarang kemudian membawanya ke sebuah tempat yang tidak boleh didatangi. Dengan begini, bibi bisa langsung mengusirnya.

Namun, bagaimana caranya untuk memancingnya keluar secara diam-diam?

Zi Yi mengetukkan jari tangannya ke sandaran tangan kursi dia merasa sedikit kesal terhadap Shiya yang tidak melakukan apa-apa padahal sudah berpikir lama. Sehingga dia langsung bertanya, "Di mana toilet? Aku mau pergi ke toilet."

"Kamu menganggapku sebagai…" Ucapannya ditelan kembali secara paksa oleh Shiya lalu dia bertanya dengan sedikit semangat, "Kamu mau pergi ke toilet?"

Zi Yi bertanya balik dengan enteng, "Apa telingamu bermasalah?"

"Kamu…" Shiya mengendalikan kemarahannya lalu mengangguk-anggukkan kepala kepada Zi Yi, lalu berkata dengan ekspresi seakan memberi bantuan, "Ayo pergi. Karena kamu adalah tamu, aku yang akan langsung mengantarmu pergi ke sana."

Zi Yi berdiri lalu mengikutinya berjalan dari kerumunan menuju sebuah lorong di samping ruang tamu. Dengan cepat, mereka tiba di tepi sebuah pintu.

Shiya berjalan ke sana kemudian membuka pintu lalu berkata kepadanya, "Toilet berada di halaman dalam villa. Kamu akan melihatnya setelah keluar."

Zi Yi melihat Shiya. Wanita ini merasa dia bodoh atau merasa dirinya itu pintar?

Shiya tidak bisa menahan tatapan Zi Yi yang seperti ini kemudian berkata, "Aku menunggumu disini. Cepat sedikit. Kalau tidak, nanti mereka akan mencari kita." 

Zi Yi melangkahkan kakinya untuk berjalan keluar.

Saat Zi Yi berjalan melewatinya, Shiya memiliki perasaan yang tidak dapat dijelaskan karena seakan dia adalah pembantu yang membukakan pintu untuk Tuannya.

Tiba-tiba, dia berencana untuk menutup pintunya dengan kuat lalu menyuruh Zi Yi membukanya lagi.

Setelah Zi Yi berjalan keluar, dia benar-benar menutup pintunya kemudian mengunci dari dalam.

Zi Yi melihat pintu itu kemudian melihat sekilas halaman ini.

Ada sebuah taman di halaman dalam, di seberang taman ada dua villa yang lebih kecil. Sangat jelas ini adalah tempat beristirahat pemilik rumah ini.

Seluruh halaman dalam dikelilingi oleh pagar tembok yang tinggi.

Sesuai rencana, nanti Shiya akan memberitahu kepada semua orang bahwa Zi Yi menghilang lalu membawa orang-orang ke sini untuk mencarinya.

Zi Yi melihat pagar tembok itu, sudut bibirnya pun terangkat. Dia berjalan ke sana dengan langkah besar kemudian kakinya berlari cepat untuk mengumpulkan tenaga supaya bisa lompat begitu mendekati pagar tembok. Saat tiba di tepi pagar tembok, dia melompat lalu memanjat ke atas pagar tembok. 

Namun, baru saja dia bersiap-siap untuk melompat ke bawah, tiba-tiba muncul sebuah suara teriakan kecil dari samping, "Siapa di sana?"

Setelah itu, terlihat dua sosok bertubuh tinggi dan besar berjalan mendekatinya.

Zi Yi berdiri di atas pagar tembok dan merasa sedikit terkejut karena bertemu dengan bos bengkel mobil ini lagi.

Lu Jingye juga sedikit terkejut. Dia melihat gadis kecil yang berdiri di atas pagar tembok dia pun bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Kenapa kamu berada di sini?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.