Dewi Cantik Terlahir Kembali

Mobilmu Sedang Diawasi



Mobilmu Sedang Diawasi

0 Ketika hal seperti itu terjadi, Keluarga He pasti sudah mengetahui berita itu dengan sangat cepat.     

Sebelum He Fei bangun, Tuan Kedua He menyuruh seseorang untuk membawa He Fei dan Zi Xu menuju kediaman Keluarga He bersama.     

Beberapa orang yang ada di pesta pun dibubarkan...     

Pada akhirnya, Zi Yi menjadi yang terlupakan.     

Ia berjalan keluar dari bar sambil memegang ponselnya, ia memikirkan langkahnya setelah ini antara naik taksi dan langsung kembali ke hotel, atau mengelilingi Ibukota Di untuk mengenal lingkungan di sini.     

Hanya saja ia baru saja terpikirkan ide ini ketika sebuah mobil melaju dan berhenti tepat di sampingnya.     

Jendela belakang diturunkan, memperlihatkan wajah tampan dan lembut Lu Jingye.     

"Naiklah, aku akan mengantarmu."     

Zi Yi hanya menatapnya sambil berdiri diam di tempatnya, "Kamu tidak mungkin sedang bersimpati padaku, bukan?"     

"Kamu pikir kamu butuh simpati?"     

Zi Yi hanya tersenyum mendengarnya, ia pun membuka pintu mobil dan duduk di dalam.     

Kemudian mobil pun melaju.     

Zi Yi mengeluarkan ponselnya, awalnya ingin meretas ke dalam Keluarga He untuk melihat cara Keluarga He dalam menangani masalah ini. Hanya saja, ada orang luar yang tidak terduga duduk di sebelahnya. Jadi, ia menahan diri dan bersiap untuk kembali ke hotel agar bisa melihat situasi.     

Namun dirinya sedikit tertarik pada cara Zi Lian membius dirinya, jadi ia menyusup ke kamera pengintai di bar untuk menonton.     

Ia melihat Zi Lian menuangkan obat ke dalam anggur, kemudian mengambilnya dan berpura-pura meminumnya, juga membuat sebuah tanda.     

Zi Yi mau tidak mau menghela napas dengan kelakuan Zi Lian. 'Wanita ini benar-benar melakukannya dengan cermat.'     

Meski demikian, tidak akan bisa lepas dari kamera pengawas jika tempatnya ditemukan.     

Jadi Zi Yi dengan baik hati menghapusnya.     

Pada saat ini, suara sopir datang dari depan, "Tuan muda Kedua, ada kecelakaan lalu lintas di depan."     

"Periksa jalan ke hotel terdekat," Ucap Lu Jingye.     

"Baik."     

Saat sopir memeriksa, Zi Yi juga ikut memeriksa.     

Ia menemukan jalan lain dan menunjukkannya kepada Lu Jingye, "Ambil jalan ini, jalan ini relatif dekat."     

Lu Jingye mengangguk dan berkata kepada sopir, "Ambil jalan XX."     

Sopir pun membelokkan mobil ke jalan lain sesuai perintah.     

Zi Yi berkata bahwa jalan ini sangat terpencil, namun jalannya mengarah ke jalan di belakang hotel. Namun di seberang jalan belakang itu terdapat sebuah perumahan yang terbengkalai. Akan tetapi terdengar kabar bahwa tempat itu akan diratakan dan dibangun menjadi lingkungan sosial kelas atas.     

Gang di tengah merupakan tempat menjual sarapan. Pada malam hari, biasanya tidak ada yang berjualan di sana.     

Setelah mobil melaju ke gang, lampu jalan jelas sangat redup.     

Ketika mobil sampai di tengah gang, Zi Yi tiba-tiba berkata kepada Lu Jingye, "Mobilmu sedang diawasi."     

Sopir berkata kepada Lu Jingye pada saat yang sama, "Tuan muda Kedua, ada penyergapan di dekat sini."     

Lu Jingye lebih dulu melirik Zi Yi secara tidak terduga, ia mengeluarkan earphone bluetooth dari sakunya dan meletakkannya di telinganya. Tidak tahu yang dikatakan pihak lain, ia langsung berkata kepada sopir, "Ubah mobil ke mode otomatis di belokan depan, kita lompat dari mobil."     

Zi Yi menatap pria ini.     

"Pihak lain memiliki senjata yang mampu memberikan daya hancur di tangannya, mobil ini tidak bisa menghentikannya. Ayo keluar dari mobil. Pengawalku akan berurusan dengan orang-orang dalam kegelapan."     

Zi Yi pun mengangguk.     

Setelah sampai di sudut, Lu Jingye meraih pergelangan tangan Zi Yi dan melompat ke keluar mobil.     

Mereka melompat ke sisi pagar, jika Zi Yi melompat sendiri, pasti akan sangat mudah.     

Namun tidak disangka bahwa Lu Jingye akan menariknya, dan keduanya pun menabrak dinding pada saat bersamaan.     

Wajah Zi Yi juga membentur dinding.     

Bug!     

"Eh?"     

Ketika seluruh wajahnya menghantam dada yang besar dan kuat, Zi Yi hanya merasakan hidungnya sakit, hingga membuatnya mengeluarkan air mata.     

"Apakah kamu baik-baik saja?" Sebuah pertanyaan khawatir datang dari atas.     

Zi Yi membuka mulutnya dan hendak berkata, 'Jika kamu tidak menarikku, aku akan baik-baik saja.' Sebelum bisa berbicara, ia tiba-tiba merasakan bahaya yang kuat mendekat. Ia tentu akan bereaksi ketika pinggangnya mengencang. Namun sedetik berikutnya kakinya terangkat, dengan cepat keduanya sampai ke samping.     

Kemudian pergelangan tangannya dicengkram, sedangkan Lu Jingye menyeretnya dan berlari menuju perumahan yang terbengkalai itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.