Dewi Cantik Terlahir Kembali

Bagaimana Bisa Seorang Gadis Dapat Bermalam di Rumah Seorang Pria Lajang?



Bagaimana Bisa Seorang Gadis Dapat Bermalam di Rumah Seorang Pria Lajang?

0Lu Jingye memiliki sebuah rumah di dekat Universitas Ibukota Di, sebuah rumah besar tiga lantai dengan halaman yang luas.     

Mobil melaju melewati taman besar dan berhenti di gerbang rumah besar itu.     

Setelah Lu Jingye turun dari mobil, ia berbalik untuk melihat Zi Yi.     

Zi Yi tidak ragu-ragu, dan segera mengikuti.     

Pekarangan ditanami pohon dan rumput, lingkungan sekitar terlihat sangat damai.     

Zi Yi memandang Lu Jingye setelah mengukurnya, "Lu Jingye, apakah kamu biasanya tinggal di sini?"     

"Aku akan tinggal di sini ketika tidak sibuk."     

Lu Jingye memimpin Zi Yi masuk ke dalam.     

Seorang pria paruh baya yang tampak seperti pria terhormat datang menyambut pada saat yang sama.     

Ketika pria paruh baya itu melihat Zi Yi, sebuah kejutan melintas di matanya. Sayangnya, ia menyembunyikannya dengan baik.     

Pria tersebut sibuk berdiri di samping, menyapa Lu Jingye dengan hormat, Tuan Muda Kedua."     

Lu Jingye terus berjalan, lalu berkata kepada Zi Yi sambil berjalan, "Dia kepala pelayanku, Zhang Feng."     

Lalu Lu Jingye berkata kepada Zhang Feng, "Dia adalah Zi Yi, dia akan tinggal di sini sebentar saja."     

Zhang Feng dengan cepat menekan keterkejutan di hatinya, kemudian menyapa Zi Yi, "Halo, Nona Zi."     

"Halo." Zi Yi mengangguk padanya, dan ketika masuk bersama Lu Jingye, ia dengan sengaja bertanya, "Mengapa hanya siang hari? Kupikir akan lebih baik bagiku untuk tinggal di sini pada malam hari."     

Awalnya Zhang Feng berencana mengikuti, tetapi tiba-tiba detak jantungnya sedikit meningkat.     

Apakah tuan muda kedua akhirnya tercerahkan secara emosional?     

Haruskah ia melaporkan masalah ini kepada Nyonya Besar?     

Pada saat ini, Lu Jingye menoleh dan berkata kepadanya, "Tutup mulutmu."     

Dalam hati Zhang Feng merasa ragu, tetapi ia segera menjawab, "Ya, Tuan muda kedua."     

Kemudian ia segera meninggalkan mereka.     

Lu Jingye kemudian menatap Zi Yi seraya berkata, "Bagaimana bisa seorang gadis bisa menginap di rumah seorang pria lajang?"     

Zi Yi tertawa ketika mendengar ini, senyuman licik dari wajahnya pun terlihat, "Namun aku memutuskan untuk pergi ke bar malam ini dan bermain sebentar di sana, apa kamu tidak mau mengawasiku?"     

Lu Jingye menatap Zi Yi dengan mata yang dalam.     

Zi Yi pura-pura tidak melihat tatapan mata itu. Ia berjalan melewatinya, dan melihat ke ruang tamu sembari menilainya.     

Ruang tamu sangat besar, dengan desain yang murah hati dan sederhana. Perabotan di dalamnya khas seperti Lu Jingye, tetapi kaligrafi dan lukisan yang tergantung di dinding memiliki kesan megah.     

Setelah Zi Yi melihatnya, ia berbalik untuk melihat Lu Jingye, "Rumahmu ini terlihat bagus."     

Setelah mengatakan itu, ia berjalan menuju sofa.     

Lu Jingye mengikuti tepat di belakangnya, "Selain aku, ada banyak pengawal di sini. Hal yang perlu kamu pelajari sekarang adalah menjaga jarak yang tepat dari setiap pria."     

"Menjaga jarak yang tepat?"     

Zi Yi mengedipkan matanya, ekspresi kebingungan seolah tertulis dengan cerah di matanya.     

Lu Jingye duduk di sofa seberangnya. Ia hanya membalas ringan, "Sebagai seorang gadis, kamu harus tahu harga diri dan mencintai diri sendiri, terutama…"     

Setelah mengatakannya sampai di sini, ia tiba-tiba berhenti.     

"Apa?" Tanya Zi Yi penasaran.     

"Terutama gadis cantik sepertimu, tidakkah menurutmu akan banyak pria yang ingin berbuat macam-macam padamu?"     

Zi Yi mengangkat dagunya sedikit, "Kalau aku tidak mau, memangnya siapa yang berani?"     

Lu Jingye mengatupkan bibirnya erat-erat saat memandang Zi Yi yang tidak bisa diajari.     

Zi Yi tersenyum sembari memutar matanya. Ia merasa sangat senang melihat pria ini tidak berdaya menghadapinya. Awalnya, ia tidak berniat pergi ke bar, tetapi tiba-tiba ia ingin pergi.     

Ia melirik Lu Jingye yang mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa alamat bar terdekat.     

Daerah di dekat universitas memang tidak kekurangan tempat semacam bar. Ada yang besar, menengah dan sampai yang kecil. Semua itu dapat memenuhi kebutuhan siswa di semua tingkat ekonomi.     

Zi Yi sangat tertarik dengan nama sebuah bar bernama 'Blue Night'. Setelah memeriksanya, ia mengetahui bahwa pemilik bar tersebut adalah seorang pembalap, jadi sebagian besar orang yang pergi ke sana juga penggemar balap.     

Setelah lama mencari tahu, Lu Jingye pun memandangi Zi Yi yang sedang asyik memainkan ponselnya. Alhasil, ia mengambil laptopnya dan mulai bekerja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.