Dewi Cantik Terlahir Kembali

Jalan-Jalan



Jalan-Jalan

0Zi Yi pun menerima ajakan untuk pergi jalan-jalan dengan Qin Yuqiao.     

Ketika mereka berpisah dari Lu Jingye, Lu Jingye juga berkata, "Jangan pulang larut malam."     

Ia khawatir Zi Yi seenaknya sendiri pergi ke tempat-tempat seperti bar untuk bermain-main.     

Sayangnya, ucapan Lu Jingye ini kedengarannya berbeda di telinga dua bersaudara Qin.     

Begitu Zi Yi dan Qin Yuqiao tiba di jalan penuh orang yang terkenal di Ibukota Di, Qin Yuqiao tidak sabar untuk bertanya kepada Zi Yi, "Adik Zi, sudah berapa lama kamu mengenal Kakak kedua?"     

Zi Yi tidak menyangka Qin Yuqiao membawanya ke jalan yang menjual pakaian, sepatu, dan tas. Ia sedikit bosan, jadi ia dengan santai menjawab, "Tidak lama."     

"Tidak lama?"     

Qin Yuqiao pun menyadari suaranya sedikit tinggi. Ketika Zi Yi memandangnya, ia dengan cepat tersenyum dan menjelaskan, "Maaf, aku hanya sedikit terkejut."     

Zi Yi mengangguk, bisa dibilang ia menerima penjelasan Qin Yuqiao.     

Keduanya pun berjalan bersama ke jalan tersebut.     

Setelah lewat beberapa langkah, Qin Yuqiao bertanya lagi, "Adik Zi dan Kakak kedua terlihat memiliki hubungan yang sedikit berbeda."     

"Biasa saja."     

Setelah Zi Yi menjawab, melihat ekspresi Qin Yuqiao sedikit aneh, jadi ia kembali berkata, "Apa yang ingin kamu tanyakan, kamu bisa bertanya langsung?"     

"Tidak... aku hanya penasaran. Meskipun Kakak kedua biasanya lembut dan sopan kepada semua orang, nyatanya dia menjaga jarak bila berhubungan dengan perempuan. Hari ini, tiba-tiba aku melihat kakak kedua dekat denganmu, yang tentu saja membuatku berpikir, apakah hubungan kalian tidak biasa?"     

"Tidak biasa?" Ketika Zi Yi mendengar ini, sudut mulutnya langsung berkedut.     

Tampaknya tujuan Qin Yuqiao adalah untuk menguji hubungannya dengan Lu Jingye.     

"Tidak ada yang tidak biasa," ucap Zi Yi.     

Qin Yuqiao tidak percaya, tetapi Zi Yi juga tidak selalu menyebut Lu Jingye. Beralih ke topik pembicaraan, ia bertanya kepada Zi Yi, "Apakah ada merek yang kamu sukai, Adik Zi? Karena kita di sini untuk berbelanja, kita pasti akan membeli sesuatu."     

Mendengar pertanyaannya, Zi Yi teringat bahwa Li Peirong telah menyiapkan semua kebutuhan sehari-hari pemilik asli tubuh ini sebelumnya. Setelah tiba di Ibukota Di, ia hanya membeli beberapa koleksi melalui akun belanja digital secara sembarangan.     

"Tidak ada yang sangat aku sukai. Namun jika ada yang sangat kusukai, maka aku akan langsung membelinya."     

Qin Yuqiao tertegun sejenak setelah mendengar ini, dan kemudian berkata sambil tersenyum, "Kupikir kebutuhan pakaian Adik Zi sudah disiapkan oleh keluarga."     

Zi Yi menatap Qin Yuqiao dan merasa bahwa kata-kata wanita ini sedikit dalam.     

"Pakaianku disesuaikan oleh desainer, tetapi aku biasanya suka membeli beberapa aksesoris saat jalan-jalan seperti ini," ucap Qin Yuqiao.     

"Adik Zi, jika kamu tidak tahu merek pakaian yang harus dibeli, apa kamu mau aku rekomendasikan beberapa?"     

Zi Yi memandang Qin Yuqiao yang tiba-tiba menjadi sangat antusias. Ia hanya mengangguk, "Baiklah."     

Qin Yuqiao pun segera membawa Zi Yi ke toko dengan dekorasi kelas atas.     

"Selamat datang, Nona-Nona," sambut pelayan toko.     

"Rekomendasikan produk utama di toko kalian musim ini." Ujar Qin Yuqiao kepada pelayan toko.     

"Baik, silakan Nona-Nona ikuti saya."     

Mereka mengikuti pelayan toko ke area perbelanjaan utama. Pelayan toko mengundang mereka ke ruang tunggu untuk duduk, menyajikan teh, dan membawakan mereka majalah bergambar yang indah untuk dipilih terlebih dahulu.     

Qin Yuqiao menyerahkan majalah kepada Zi Yi, "Adik Zi, kamu pilih dulu, suruh pelayan toko menunjukkan produk yang kamu suka."     

Zi Yi hanya mengambil majalah tersebut dan tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya melihat langsung dengan cepat.     

"Adik Zi, kamu pilih dulu, aku akan pergi ke toilet," ucap Qin Yuqiao kepada Zi Yi.     

Setelah itu, ia berjalan menuju toilet sambil membawa tas di bawah bimbingan pelayan toko lain.     

Namun sebetulnya, ia tidak pergi ke toilet. Ketika ia berbalik ke ruang istirahat, ia langsung meminta pelayan toko untuk memanggil manajer.     

Manajer segera mengenalinya dan bertanya dengan hormat, "Nona Qin, apa yang Anda butuhkan?"     

Dia mengeluarkan kartu dan menyerahkannya kepada manajer. Dengan senyum di bibirnya, ia berkata kepadanya, "Apa saja yang dia beli, gesek saja pakai kartuku."     

Manajer menghela napas dalam hatinya, ia berpikir bahwa Nona Qin sangat murah hati. Ia buru-buru dan dengan hormat mengambil kartu itu, "Baik, Nona Qin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.