Dewi Cantik Terlahir Kembali

Aku Punya Sayuran, Tapi Tidak Ada yang Mengolahnya



Aku Punya Sayuran, Tapi Tidak Ada yang Mengolahnya

0Zi Yi dengan cepat mengejar. Namun dirinya bahkan sudah tidak melihat arah pria itu pergi.     

Tepat ketika akan menggunakan kekuatannya untuk mencari arah perginya Tuan Bertopeng itu, ia melihat beberapa mobil datang dengan cepat di depannya.     

Mobil yang paling depan berhenti di depan Zi Yi.     

Zi Yi sedikit menyipitkan mata saat melihat seseorang yang turun dari mobil tersebut. "Lu Jingye?"     

Lu Jingye melihat sekelilingnya, mengangguk padanya dan bertanya, "Orang-orangku telah menemukan dua pembunuh di sini. Apa kamu baik-baik saja?"     

Zi Yi menatapnya dengan mata membara.     

Pria ini benar-benar datang di waktu yang tepat. Tidak datang terlalu awal atau terlalu terlambat. Kemunculannya pas saat masalah sudah selesai.     

"Apa?"     

"Mereka dibawa pergi." Zi Yi meraba perutnya, ia baru teringat dirinya belum makan saat ini. Dirinya pun meninggalkannya pergi ke dalam rumah, dan membuka pintu untuk kemudian langsung menutupnya lagi. Bahkan Zi Yi tidak melihat Lu Jingye masih berdiri di belakangnya.     

Mata Zi Yi bergulir. Ia tersenyum dan menyipitkan mata pada Lu Jingye, "Apa kamu tidak mengirim seseorang untuk mengejar mereka?"     

"Mereka sudah mengejar."     

"Kamu belum makan?" Tanya Lu Jingye sambil menatap Zi Yi.     

"Ya." Zi Yi tersenyum, kali ini ia tersenyum seperti rubah licik, "Kamu ingin masuk?"     

Lu Jingye mengerutkan bibirnya sambil menatap Zi Yi selama beberapa detik, tetapi kemudian dirinya mengangguk.     

Zi Yi pun memberi jalan, lalu berbalik berjalan masuk. Sedangkan Lu Jingye mengikuti dari belakang.     

Ketika keduanya tiba di ruang tamu di halaman belakang, Zi Yi pun berkata kepada robot rumah di sana. "Kalian keluarlah, belum ada urusan lain di sini."     

"Baik, Tuan."     

Setelah beberapa robot rumah keluar, Zi Yi mengedipkan matanya yang indah sambil menatap Lu Jingye dengan penuh harap, "Lu Jingye, aku punya sayuran, tetapi tidak ada yang bisa mengolahnya."     

Jari-jari Lu Jingye bergerak ke sisinya, ia tiba-tiba ingin mengacak rambut Zi Yi.     

Sejak kapan gadis ini belajar menjadi centil?     

"Ada sayur apa?"     

Lu Jingye melepas jasnya dan meletakkannya di sofa, kemudian berjalan menuju dapur. Sedangkan Zi Yi mengikutinya dari belakang, "Aku tidak tahu, mungkin salah satu robotku yang memesannya lewat aplikasi."     

Zi Yi ikut melangkah ke dapur, lalu berhenti di sana.     

Lu Jingye berbalik menatapnya. Kali ini, ia tidak bermaksud membiarkan Zi Yi, "Masuk dan cuci sayuran."     

"Tidak... Ehmm.. baiklah."     

Lu Jingye menanak nasi terlebih dahulu, lalu melihat beberapa bahan yang ada di dalam keranjang. Kemudian, ia memberi Zi Yi dua paprika hijau dan segenggam sayuran hijau kecil.     

Zi Yi mengambilnya. Ia berdiri di tepi wastafel untuk mencucinya dengan hati-hati.     

Lu Jingye berdiri di samping sambil memotong daging-daging itu sesuai kebutuhannya.     

Awalnya, tidak satu pun dari mereka berbicara. Zi Yi sedang mencuci. Tiba-tiba, ia memikirkan selusin pakaian dan sepatu yang didapatkannya hari ini, kemudian dirinya menatap wajah samping Lu Jingye.     

Cahaya menerpa sisi wajah Lu Jingye yang halus, meninggalkan sebuah bayangan, yang secara tidak terduga menambahkan jejak misteri pada wajahnya yang tampan.     

Suasana yang mulia dan serius. Pria ini tidak terlihat menonjol sama sekali di dapur, tetapi memiliki pesona yang tidak terkatakan.     

"Lu Jingye." Zi Yi tiba-tiba memanggilnya.     

"Ya."     

Respon magnetik yang rendah membuat jantung Zi Yi bergetar.     

Matanya berkilat saat menatap Lu Jingye, "Pria sepertimu, pasti sangat cocok untuk dijadikan pacar."     

Segera setelah meletakkan sayuran di tangan, Zi Yi tampak ingin mendekat.     

Namun Lu Jingye menghentikannya dengan wajah serius, "Lanjutkan mencuci sayuran."     

Zi Yi hanya bisa terdiam.     

Semua pemikiran baik untuk Lu Jingye, tiba-tiba terhapus oleh suaranya yang serius.     

"Kamu benar-benar membosankan," ucap Zi Yi sambil mengerutkan kening.     

Namun setelah selesai bicara, ia tetap terus melanjutkan mencuci sayuran.     

Lebih dari setengah jam kemudian, Lu Jingye mengeluarkan hidangan terakhir.     

Zi Yi telah mengatur piring dan sumpit. Ia lalu duduk sambil menatap Lu Jingye, "Lu Jingye, kamu ingin makan?" Tanyanya tanpa perasaan tulus.     

Lu Jingye sama sekali tidak lapar. Melihat ekspresi kecil Zi Yi, ia pun langsung duduk.     

Setelah duduk, ia mengambil sumpit dan makan sayuran sebelum mengiyakan.     

Zi Yi hanya bisa terdiam melihat tingkah Lu Jingye.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.