Menikahimu yang Kaya dari Surga

Apa Kamu Mau Menjadi Istriku?



Apa Kamu Mau Menjadi Istriku?

0

Setelah menutup telepon, Su Bei mengeluarkan botol obat dan menuangkan dua pil di tangannya.

Saat ingin minum obat, dia baru ingat kalau dia lupa membeli air. Saat dia ingin berdiri tiba-tiba ada susu kotak yang disodorkan.

Suara anak itu berkata dengan sopan, "Kakak, susu bayi ini untukmu!"

Su Bei menengok ke bawah dan melihat seorang anak kecil yang baru berusia tiga atau empat tahun berdiri di depannya. Dia sangat lucu dengan memakai pakaian warna pink seperti batu giok yang bersinar, dan wajahnya yang bulat membuat setiap orang yang melihatnya akan gemas dan ingin mencubit pipinya.

Anak itu membuka matanya yang besar dan menatap Su Bei dengan manis, "Minum saja susu bayi itu, kak. Obat itu pahit dan tidak enak rasanya, jadi kalau diminum dengan susu pasti akan lebih baik rasanya."

"Terima kasih." Su Bei merasa terpana karena tatapan mata anak kecil itu. Dia tidak bisa menolak kebaikannya. Dia mengambil susunya dan mencubit wajahnya. Anak itu sangat imut, Su Bei merasa ingin menculiknya dan membawa ke rumah.

Melihat Su Bei mengambil susu, wajah anak kecil itu penuh dengan senyuman.

Tiba-tiba Su Bei memikirkan anaknya yang meninggal. Jika anak itu tidak meninggal saat dilahirkan, anak itu pasti terlihat seperti anak kecil yang di depannya ini, kan?

Da Bao itu tumbuh mirip seperti Lu Heting, jika kembarannya masih hidup dia juga pasti akan mirip dengan Lu Heting, kan?

"Kakak, kakak sedang memikirkan apa?" Anak laki-laki itu melihat Su Bei tenggelam dalam pikirannya sendiri. Dia langsung cemas dan melambai-lambaikan tangan di depan Su Bei.

Ketika dia melihat Su Bei dari kejauhan saat pertama kalinya menatap Su Bei dengan serius, karena anak itu ingin mengobrol dengan Su Bei. Tapi, kelihatannya Su Bei tidak ingin mengobrol tetapi malah menatap anak itu dengan tatapan sedih dan hampir meneteskan air mata.

Su Bei kembali sadar dan bertanya sambil tersenyum, "Nak, dimana orang tuamu? Bibi harus pergi sekarang."

Dia melihat sekeliling dan tidak melihat siapa pun.

Gun Gun memeluk kaki Su Bei. Dia mengangkat wajahnya dan menatap Su Bei dengan penuh semangat.

"Kamu bukan bibiku, tetapi kamu adalah kakakku yang cantik sekali~ Namaku Gun Gun. Nama kakak siapa?" Gun Gun bertanya dengan antusias.

"Namamu Gun Gun ya? Namaku Su Bei." Su Bei tertawa sejenak. Nama Gun Gun ini benar-benar sesuai dengan orangnya, tangannya yang gemuk terlihat sangat berdaging juga pendek, lalu wajahnya yang bulat ini sangat lucu. Apalagi saat dia tersenyum manis rasanya seperti ingin meremas pipinya, anak ini sangat enak dipandang.

"Kakak, gendong Gun Gun." Gun Gun mengulurkan tangannya, melihat keraguan Su Bei, dia memeluk kakinya dengan genit dan berjalan ke arahnya seperti monyet kecil.

Su Bei tidak tahan dengan godaan anak lucu ini, jadi dia harus menggendongnya sambil memutar matanya. Gun Gun kembali berkata dengan sopan, "Kakak itu cantik sekali, kata ayah aku harus menikahi gadis yang aku cintai untuk menjadi istriku. Kakak, kakak itu kakak paling cantik yang pernah kulihat. Bagaimana kalau kakak jadi istriku saja?"

Su Bei merasa geli dan tertawa, "Apa kamu tahu apa itu artinya istri?"

"Artinya itu wanita yang aku suka!"

"Tapi, kamu tidak bisa menikahi seorang istri sampai kamu berusia delapan belas tahun." Melihat tatapan yang bergulir, Su Bei menduga bahwa ayahnya pasti menikah di usia muda dan sangat mencintai ibunya, karena itu anak ini juga ingin menikah di usia muda.

"Kalau begitu apa boleh kakak menunggu sampai aku umur delapan belas tahun? Aku sudah meniup lilin ulang tahunku keempat kali! Jika aku meniupnya sampai empat belas kali lagi, aku bisa menikahimu, kan?"

Su Bei mengusap wajahnya yang bulat, "Baiklah, mari kita bicarakan itu nanti kalau kamu sudah umur delapan belas tahun."

"Janji ya?!" Gun Gun mencium wajah Su Bei.

"Janji."

Su Bei menurunkan anak yang digendong itu, lalu anak itu berlari ke arah seorang wanita berusia lima puluhan. Su Bei menebak bahwa itu adalah neneknya, dan melambai pada mereka dengan wajah tersenyum.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.