Menikahimu yang Kaya dari Surga

Aku Percaya Padamu.



Aku Percaya Padamu.

0Ketika Su Huixian berjalan keluar, dia hampir tidak bisa tersenyum. Topeng palsu yang selama ini dia pasang hampir terlepas.     

Su Huixian hampir menjadi lemah, bahkan sampai tidak bisa menyadari kekalahannya. Dia boleh saja kalah dari siapapun tetapi tidak dengan Su Bei!     

Sekarang Su Huixian sudah kehilangan keyakinannya!     

Qiu Minxuan melangkah maju untuk menghibur Su Huixian. Dia tidak pernah menyangka kalau Su Bei akan muncul di saat-saat terakhir yang merampas tempat Su Huixian dalam satu gerakan.     

"Kak Min, kapan kita akan memeriksa pekerjaan selanjutnya?" Su Bei berjalan di depan Qiu Minxuan dan berkata dengan ringan.     

Qiu Minxuan mau tidak mau harus tersenyum, "Besok, besok datang saja ke perusahaan. Selamat, Su Bei."     

Su Bei mengangkat bibirnya dan berkata dengan serius, "Kuharap besok tidak terjadi masalah seperti ini lagi. Kakak Min, aku yakin kamu tidak berani menyentuh kepentingan perusahaan, kan?"     

Qiu Minxuan menunjukkan senyum dengan malu-malu.     

Su Bei berjalan keluar dan Lu Heting masih menunggunya di luar.     

Di malam yang pekat, dia berdiri di sudut yang sangat tidak mencolok yang di selimuti bayangan. Seolah pria itu dengan sengaja mengurangi rasa keberadaannya.     

Tapi karena Lu Heting yang terlihat tinggi dan lurus, dia tidak bisa untuk menyembunyikan apapun sehingga banyak orang memandang ke arahnya.     

Su Bei melangkah berjalan ke arahnya untuk mengembalikan sepeda motor kepadanya. Dengan senyum cerah, "Tuan Lu, motormu ini sangat berat yang membuatku kewalahan."     

"Motor ini membantumu memenangkan kualifikasi, jadi jangan meremehkannya." Lu Heting mengulurkan tangan kanannya, "Selamat, ya."     

Su Bei bukan gadis yang suka menyembunyikan emosinya, semua ini karena dia sangat brilian itulah yang membuat dia memenuhi syarat untuk naik panggung.     

Su Bei memegang tangan kanan Lu Heting yang berkata sambil tersenyum, "Maksudmu, aku juga harus berterima kasih padamu?"     

"Jika kamu tidak keberatan." Lu Heting memberi isyarat mengundang dan memintanya untuk naik ke motor, "Aku sudah lama tidak menaiki motor ini, apa kamu mau berjalan-jalan denganku?"     

Su Bei dengan senang hati melebarkan kakinya yang panjang dan duduk di motornya.     

Setelah mengenakan helmnya, Lu Heting mengendarai motor keluar.     

Gadis itu duduk di belakang, memeluk pinggangnya dengan santai.     

Kali ini, Lu Heting tidak mengendarai terlalu cepat, hanya kecepatan yang santai. Dia merasakan suhu hangat dari gadis di belakangnya yang membuat lengkungan sudut bibirnya menjadi lebih panjang.     

"Kamu belum naik taksi selama beberapa hari," kata Lu Heting dengan tenang.     

"Hah? Bagaimana kamu tahu?"     

"Karena aku tidak menerima informasi taksimu."     

Su Bei tertawa, "Tuan Lu, kamukan sudah bekerja cukup lama. Apa kamu tidak tahu? meski aku akan naik taksi, aku tidak mungkin bisa mendapatkan taksimu setiap kali aku memesan. Memangnya probabilitas seperti ini bisa di abaikan perusahaan taksi?"     

"Apa kamu tidak keluar untuk beberapa hari ini?"     

"Ada kok, tapi kadang-kadang aku menaiki mobil yang murah seperti beberapa juta saja, atau kadang-kadang mobil mahal yang harganya lebih dari 100 juta." Suara Su Bei sangat santai.     

Alis Lu Heting berkedip karena emosi dan dalam sejenak dia baru menyadari kalau dia sedang berbicara tentang bus dan kereta bawah tanah.     

Sepeda motor itu barusan berada di jalan pegunungan yang berkelok-kelok. Karena itu Su Bei sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Soalnya saat dia turun gunung tadi, karena buru-buru mengikuti tes ulang yang membuat perasaan gugup di hatinya sehingga dia tidak punya waktu untuk merasakan alam di sekitarnya dengan serius.     

Pada saat ini, dia dapat sepenuhnya membenamkan diri di dalam keindahan alam di sekitarnya.     

Su Bei berkata, "Apa aku boleh mengendarai motor ini?"     

"Boleh." Lu Heting menghentikan motor dan langsung turun.     

"Aku sudah lama tidak mengendarai motor, apakah kamu tidak takut aku akan menabrak sesuatu?"     

"Aku percaya padamu." Lu Heting menurunkan matanya dan menatapnya melalui kacamata helmnya.     

Su Bei tersentuh oleh kata-kata sederhana yang membuatnya merasa sedikit sedih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.