Lagi-lagi Membuat Sensasi

Tuan Wang Menyentuh Kepalanya



Tuan Wang Menyentuh Kepalanya

0Di luar kantor polisi…     
0

Gu San sedang mengemudikan mobil. Pria yang duduk di kursi penumpang mobil memiliki tampang yang luar biasa dan fitur wajah yang mendalam. Jendela mobil dibuka, dia lalu mengeluarkan satu tangan ke luar jendela. Gelang manik Buddha di pergelangan tangannya sangat menarik mata, menyerupai seekor singa yang sedang beristirahat. Setiap gerakannya terlihat berkelas dan mendominasi.     

Ye Wangchuan melihat Qiao Nian keluar. Kemarahan terpancar pada matanya. Suaranya yang serak dan provokatif terdengar, "Sudah keluar?"     

"Sudah," jawab Qiao Nian yang kemudian membuka pintu mobil. Dia meletakkan tasnya di dalam sebelum melompat masuk sambil berkata, "Aku bertemu Komisaris Cai di kantor polisi. Kami berbicara sebentar, yang menunda sedikit waktu."     

"Oh..." Ye Wangchuan tampak tidak terkejut sama sekali. Setelah melihat Qiao Nian masuk ke dalam mobil, dia menekan tombol jendela untuk menutup ke atas lalu menginstruksikan Gu San, "Kembali ke Vila Jiangli."     

"Baik, Tuan Wang."     

Mobil itu pun mulai perlahan bergerak. Sepanjang jalan, Gu San diam-diam mengamati situasi di kursi belakang melalui kaca spion. Semakin dia melihat wajah Qiao Nian yang putih dan lembut, dia semakin tertarik.     

Gu San bersiul. Tuan Wang ternyata benar-benar mengikuti putri Keluarga Jiang yang baru saja kembali untuk makan di kios pinggir jalan! Dia juga berkelahi di jalan! Termasuk apa ini? Seorang pria tua menjadi gila seperti remaja? Tuan Wang telah begitu lama menjadi pengikut Buddha, dan tiba-tiba dia kembali ke periode pemberontakan pada masa usia 18 tahun? Batinnya.     

Pengamatan Gu San ternyata tidak cukup halus. Meskipun Qiao Nian melihat ke luar jendela mobil di sepanjang jalan, dia tahu bahwa Gu San mengintipnya.     

Akhirnya, mobil tiba di vila. Ye Wangchuan keluar dari mobil terlebih dahulu lalu membuka pintu. Qiao Nian melompat keluar dari mobil dengan tas sekolahnya.     

"Tunggu sebentar." Ye Wangchuan tiba-tiba mendekat dan mendorong Qiao Nian ke sisi mobil. Sosok jangkungnya menutupi dan membuat bayangan di depan Qiao Nian.     

Qiao Nian tiba-tiba tersudut. Dia menarik napas panjang. Tanpa sadar dia mendongak, matanya tampak hitam dan cerah, sementara kedua alisnya berkerut. Ye Wangchuan terlihat memeriksa tubuh Qiao Nian untuk melihat apakah dia terluka lalu dengan lembut dan hangat meletakkan tangan di atas kepala gadis itu.     

"Bagus kalau kamu tidak terluka. Besok kamu harus sekolah. Pergilah ke atas dan tidurlah lebih awal."     

"..."     

Pada jarak sedekat itu, napas Ye Wangchuan menyeruak ke leher Qiao Nian ketika berbicara. Suaranya yang rendah membuat jantung Qiao Nian berdetak tak keruan. Dia tanpa sadar bergerak mundur. Tubuhnya kaku lalu dia berkata dengan sangat tidak alami, "Uh, iya, baik."     

Ye Wangchuan terkekeh melihat Qiao Nian seperti landak kecil dengan duri yang menegang ke atas. Dia mengesampingkan tubuhnya dan memberi jalan pada Qiao Nian. Qiao Nian pun segera mengambil tasnya, seolah-olah melarikan diri dari bahaya.      

"Kamu juga istirahatlah lebih awal. Aku akan naik dulu!" ucap Qiao Nian. Setelah selesai berbicara, dia bergegas pergi.     

Gu San menyaksikan keseluruhan peristiwa Tuan Wang yang menggoda seorang gadis, dia hampir tidak menurunkan pandangan matanya sama sekali. Sialan, mata ini jadi buta! Batinnya. Sebagai seorang pria lajang, dia menjadi buta karena percikan api yang beterbangan.      

Pantas saja sebelumnya Tuan Muda Jiang dan yang lainnya suka mengatakan kalau Tuan Wang tidak suka bermain perempuan. Kalau dia suka bermain, semua perempuan di ibu kota akan tergoda oleh Tuan Wang, gumam Gu San dalam hati.     

Pandangan sayang dan perhatian dari Tuan Wang tadi membuat Gu San melihatnya sebagai seorang pria yang sudah dewasa. Tapi, bukannya usia adik perempuan Tuan Muda Jiang itu… sedikit lebih muda? Meskipun Tuan Wang tidak terlalu tua, tapi Nona Qiao masih bersekolah di SMA. Selain itu, dibandingkan dengan putri Keluarga Jiang yang dibesarkan dalam keluarga miskin, Nona Jiang jelas lebih bagus dan lebih cocok dengan Tuan Wang… katanya dalam hati.     

Gu San menatap Ye Wangchuan dengan ekspresi yang sangat rumit. Ekspresinya itu seperti pandangan kosong. Sebaliknya, Ye Wangchuan tampak dalam suasana hati yang baik. Pada matanya yang terkulai terlihat jelas matanya yang tersenyum. Gu San menggosok wajahnya dan menelan semua kata-katanya.     

Mumpung Qiao Nian sudah masuk, Gu San bergegas berkata kepada Ye Wangchuan, "Tuan Wang, Tuan Besar Ye mendengar soal Anda memasuki kantor polisi. Beliau meminta Anda untuk meneleponnya kembali."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.