Lagi-lagi Membuat Sensasi

Ketahuan oleh Guru



Ketahuan oleh Guru

0"Baik, aku akan mendengarkanmu." Bibi Chen selalu menuruti kata-katanya asalkan mengingat dengan hati-hati semua yang Qiao Nian katakan. Merasa Qiao Nian akan menutup telepon, dia bertanya dengan terbata-bata, "Niannian, apa hari ini ayahmu datang?"     

"Qiao Weimin? Dia datang." Mata Qiao Nian sudah tertuju pada laptopnya. Dia sedikit pun tidak tertarik dengan topik mengenai Qiao Weimin. Dia melihat pesan yang Wei Lou tinggalkan untuknya.     

Wei Lou 30 Meter: 'Qiao Xiaonian, kamu boleh juga. Kamu bahkan kenal orang dari Aliansi Peretas Tiongkok! Orang itu masih menyelidiki dirimu. Aliansi Peretas Tiongkok membantumu meretas komputer orang yang menyelidiki dirimu. Kapan kamu mengenal orang yang begini hebat?'     

Qiao Nian meletakkan jari-jari cantiknya di atas tetikus. Ekspresinya muram, dia tidak mengerti siapa yang terus menyelidikinya seperti plester.     

"Dia membebaskanmu dengan jaminan?" Bibi Chen masih berbicara dengan hati-hati karena takut Qiao Nian akan terluka.     

"Tidak, dia datang hanya untuk memarahiku."     

Qiao Nian meletakkan telepon di atas meja dan menyalakan mode pengeras suara. Dia terus mengoperasikan tetikus untuk membuka halaman pasar saham. Mata indahnya tidak beranjak dari situasi keseluruhan pasar saham lalu dengan cepat memasukkan serangkaian data dengan jarinya. Seiring dengan gerakan tangannya, garis merah dan hijau yang ada di pasar saham memiliki perubahan pasang surut yang baru.     

"Polisi memeriksa monitor pengawas persimpangan pada saat kejadian itu dan menentukan kalau orang-orang itu yang memulai perkelahian lebih dulu. Mereka meminta keterangan dariku lalu melepaskanku," tutur Qiao Nian.     

Jika dipikirkan lagi, polisi muda menerima telepon tidak lama setelah Qiao Nian mengirim pesan kepada Wei Lou dan Yuan Yongqin. Si polisi berbalik dan berkata akan memeriksa monitor pengawas persimpangan. Polisi itu juga mengatakan perilaku Qiao Nian benar-benar berani. Tidak lama kemudian, Komisaris Cai itu juga datang.     

Mungkinkah ini semua karena… Ye Wangchuan? Batin Qiao Nian.     

Qiao Nian menghibur Bibi Chen beberapa saat sebelum akhirnya menutup telepon dan menyingkirkan telepon ke samping.     

***     

Hari berikutnya…     

Qiao Nian tidak bisa tidur nyenyak semalam karena sibuk. Jadi, ketika bel berbunyi dan sudah hampir waktunya untuk masuk kelas, dia baru tiba di ruang kelas.     

Begitu Qiao Nian masuk ruang kelas dan bahkan belum meletakkan tasnya, Shen Qingqing berdiri dengan penuh semangat. Dia meraih tangan Qiao Nian dan berkata dengan berlinang air mata, "Qiao Nian, akhirnya kamu datang. Aku, aku minta maaf. Ka… kamu ketahuan guru keluar lebih awal. Dia marah besar. Apa yang harus kita lakukan?"     

Shen Qingqing terlihat penuh rasa bersalah dan tidak bisa mendongakkan kepalanya menatap Qiao Nian. Sebelum Qiao Nian pergi, dia meminta tolong pada Shen Qingqing untuk mengajukan izin keluar, tetapi Shen Qingqing mengacaukannya.     

"Guru bertanya ke mana kamu pergi. Aku… aku cemas sampai berbohong dan bilang kalau kamu pergi ke toilet. Guru kemudian menyuruh seseorang pergi ke toilet untuk mencarimu. Qiao Nian, maaf, semua salahku. Seharusnya aku berpikir lagi alasan yang lebih bagus, seperti kamu memeriksakan diri ke dokter karena masuk angin. Kenapa aku begitu bodoh, malah bilang kamu pergi ke toilet ... "     

Siswa laki-laki yang ada di barisan depan tidak tahan lagi. Dia melemparkan tisu pada Shen Qingqing, kemudian berkata dengan nada tidak suka, "Kenapa menangis? Sungguh mengganggu. Cepat seka itu. Ingusnya sudah mau mengalir ke mulutmu! Aku tidak tahu apa kamu ini seorang gadis."     

Wajah Shen Qingqing memerah karena marah. Dia berhenti menangis lalu mendongak dan membentak siswa itu, "Ini bukan urusanmu!"     

Siswa laki-laki itu suka melihat tampang marah Shen Qingqing dan ucapannya yang sangat buruk. Dia menimpali, "Oh, mungkin ini semua urusanku."     

"Kamu!" Shen Qingqing bereaksi sangat marah sampai ingin memukulnya. Sebaliknya, dia malah lupa sedang menyalahkan dirinya sendiri tadi. Dia marah sampai menggertakkan gigi. "Liang Bowen, kamu benar-benar bodoh!"     

"Cih… Kukira kamu akan memarahiku dengan sesuatu yang kreatif. Itu saja?"     

"..." Lepaskan aku… Aku akan menggigit si bodoh ini! Batin Shen Qingqing.     

Setelah menertawakan Shen Qingqing, Liang Bowen memandang Qiao Nian dan berkata dengan nada melindungi, "Halo, siswi baru… Namaku Liang Bowen. Jangan salahkan Shen Qingqing. Otaknya hanya sedikit bodoh. Tapi, ketika guru datang, dia dengan tulus ingin membantu melindungimu."     

"SMA Utama tidak mengizinkanmu untuk mengajukan meninggalkan sekolah. Saat guru bertanya padanya, dia cemas sampai berbohong dan bilang kalau kamu pergi ke toilet. Siapa yang tahu kalau 'menopause' bisa benar-benar membuat guru itu menyuruh seseorang mencarimu di toilet. Itulah yang membuatnya gagal..." tutur Liang Bowen.     

Qiao Nian meletakkan tas sekolahnya dan mengangguk acuh tak acuh. Dia tampak sangat cantik. Dia kemudian membalas, "Tidak apa-apa. Sejak awal juga aku yang merepotkannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.