Lagi-lagi Membuat Sensasi

Menyebarkan Rumor di Forum Sekolah



Menyebarkan Rumor di Forum Sekolah

0Beberapa orang merasa bahwa mereka tidak dapat melihat dengan jelas ketika mereka berbaring tengkurap di balkon lantai atas. Mereka bahkan berlari ke lantai bawah dan bersembunyi di sudut tangga untuk mengintip. Bahkan jika Qiao Nian tidak berdiri sebentar dan langsung berlalu, masih ada banyak orang yang memperhatikan gerak-geriknya.     

Zhao Jingwei dari Kelas B mendengar kabar bahwa Qiao Chen dan Qiao Nian saling berkonfrontasi di koridor, jadi dia tidak bisa tetap duduk diam, dia pun bergegas menghampiri. Saat sampai di tempat, dia melihat jejak Qiao Nian yang sudah lama menghilang, hanya Qiao Chen yang berdiri sendirian di sana dengan matanya yang merah.     

Zhao Jingwei mengira Qiao Chen sedang menangis. Dengan langkah besar, dia bergegas mendekat dan merangkul bahu Qiao Chen dengan sepenuh hati. Dia lalu bertanya dengan hati-hati, "Chenchen, ada apa denganmu? Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu menangis?"     

Qiao Chen tertegun sejenak, menyadari bahwa Zhao Jingwei telah salah paham. Dia segera menggelengkan kepala berpura-pura kuat dan berkata, "Aku baik-baik saja."     

Zhao Jingwei segera merasa marah, seolah-olah dia ingin membela Qiao Chen. Dia meninggikan suaranya dan bertanya, "Apa Qiao Nian itu merundungmu?"     

"...Tidak, kami sedikit salah paham."     

"Salah paham apa?"     

"..." Qiao Chen tidak mungkin memberi tahu Zhao Jingwei apa yang baru saja terjadi di Kantor Kepala Sekolah. Betapa memalukan hal itu. Sekarang saja raut wajahnya masih merasa malu.     

"Lihat, kamu bahkan tidak bisa mengatakannya. Kamu masih ingin membantunya berbohong!" kata Zhao Jingwei dengan marah sembari meraih tangan Qiao Chen untuk membelanya.     

"Qiao Nian juga sudah keterlaluan. Karena dia masuk Kelas A dengan mengandalkan diri sendiri, jadi dia merasa bisa merundung kita dari Kelas B? Dia tidak memikirkan seberapa banyak dia memanfaatkan keluargamu sebelumnya. Kalau nenekmu tidak menyadari dia bukan dari keluarga kandungmu, mungkin dia masih makan dan minum di rumahmu sebagai Nona Besar Keluarga Qiao."     

"Jingwei, tolong jangan bicara lagi... Aku tidak dirundung. Mataku sendiri yang kemasukan pasir..." Qiao Chen pura-pura menarik tangan Zhao Jingwei dan tidak membiarkannya berbicara lagi.     

Kenyataannya, 'alasan' buruk Qiao Chen hanya akan menambah minyak ke dalam api. Benar saja, Zhao Jingwei semakin marah. Dia menarik tangan Qiao Chen lalu berjalan ke Kelas B.     

"Chenchen, ayo, kembali ke kelas. Kalau dia ingin merundungmu, dia juga harus bertanya pada siswa-siswa di Kelas B apa mereka setuju atau tidak! Kali ini, aku pastikan dia untuk meminta maaf padamu lalu keluar dari SMA Utama!"     

***     

Qiao Nian kembali ke kelas, tepat ketika bel kelas berbunyi. Kelas A memiliki suasana belajar yang kuat. Semua orang mendengarkan dengan saksama selama waktu pelajaran. Hanya sedikit orang yang tidak perhatian.     

Posisi Qiao Nian ada di barisan belakang dan bersandar pada dinding. Buku-buku yang menumpuk di atas meja telah menjadi penghalang alami baginya untuk bermain gim, melakukan sesuatu, dan pengalih perhatian. Kebetulan dia sibuk dengan banyak hal baru-baru ini. Jadi, jarang baginya untuk menemukan ruang yang nyaman dan tenang untuk berkonsentrasi pada urusannya sendiri.     

Qiao Nian sekaligus melihat ada panggilan tak terjawab dan pesan yang belum dibaca pada ponselnya. Baru beberapa saat, pesannya sudah banyak. Ada yang berasal dari Keluarga Jiang, yakni Jiang Li dan Wei Lou. Ada juga dari Yuan Yongqin, bahkan Bibi Chen juga ada mengirim pesan padanya.     

Jari-jari putih Qiao Nian membukanya satu per satu pesan itu. Ketika dia melihat pesan terbaru, ujung matanya dipenuhi dengan amarah.     

Ye Wangchuan: 'Bagaimana perasaanmu pada hari pertama sekolah?'     

Qiao Nian menyipitkan mata, lalu secepat kilat membalasnya.     

Qiao Nian: 'Hari yang sial'.     

Setelah selesai membalas, Qiao Nian mengubah aturan ponselnya menjadi mode 'jangan ganggu' lalu memeriksa pasar saham, yang sebagiannya dia tangani malam itu.     

***     

Dalam sekejap, pagi berlalu.     

Waktu istirahat siang SMA Utama berlangsung lama. Ketika Qiao Nian dan Shen Qingqing kembali dari makan bersama, di dalam kelas mereka mendengar gumaman komentar.     

"Qiao Nian bisa pindah ke SMA Utama karena kontribusi kakeknya dalam pendidikan di Kabupaten Luohe? Pimpinan tertinggi harus menyetujui kepindahannya?"     

"Kalau mengetahui situasi yang sebenarnya, dia mendapat nilai sempurna dalam tes pembagian kelas juga karena guru sekolah membuka pintu belakang baginya untuk masuk ke Kelas A."     

"Jadi, hasil tes pembagian kelasnya itu tidak sungguhan?"     

"Aku baca di forum, ada orang yang bilang kalau di koridor dia membuli kembang sekolah Kelas B sampai menangis. Aku sudah lihat Qiao Chen yang dari Kelas B itu. Dia sangat elegan dan bicaranya lembut. Qiao Nian terlalu mendominasi."     

Qiao Nian bahkan tidak merespons ketika mendengarnya. Shen Qingqing, yang berada di sampingnya, gemetar karena marah. Dia membanting pintu kelas hingga terbuka dan bergegas masuk. Wajah apelnya memerah, dia berdiri di atas podium dengan marah.      

"Apa yang yang kalian bicarakan! Qiao Nian bukan orang semacam itu!" ucap Shen Qingqing.     

*Intermeso*     

Tuan Wang: Bagaimana perasaanmu pada hari pertama sekolah?     

Kak Nian: Hari yang sial… bertemu seekor anjing!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.