Lagi-lagi Membuat Sensasi

Kemenangan Tak Terlihat



Kemenangan Tak Terlihat

0Namun, Cai Gang tidak menyadari perubahan raut wajah Shen Qiongzhi. Dia teringat lagi akan sesuatu dan berkata kepada semua orang yang ada di Kantor Kepala Sekolah, "Ngomong-ngomong, saya juga ingat satu hal. Beberapa waktu lalu, bukannya ada seorang anak yang jatuh ke air? Seorang warga setempat menulis surat pujian. Katanya, seorang siswa SMA Utama dengan berani melompat ke dalam air untuk menyelamatkannya. Dia juga adalah Qiao Nian."     

"Menurut warga setempat, pada saat itu di sana juga ada siswa SMA Utama lainnya. Mereka semua takut akan bahaya dan tidak ingin turun untuk menyelamatkannya. Terlepas dari bahayanya sendiri, Qiao Nian melompat turun dan mulai menyelamatkannya..."     

Shen Qiongzhi dan Qiao Chen tidak mengerti ucapan akhir Cai Gang. Mereka hanya merasa dibakar rasa malu. Wajahnya seperti hampir bengkak karena dipukul. Mereka menyaksikan tanpa daya saat Kepala Sekolah berjabat tangan dengan Cai Gang. Kepala Sekolah itu juga mengantar Cai Gang dan petugas polisi lainnya keluar ruangan. Sementara itu, Shen Qiongzhi dan Qiao Chen tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun sepanjang waktu.     

***     

Di Kantor Kepala Sekolah…     

Cai Gang pergi secepat dia datang. Namun, atmosfer di kantor berubah total. Shen Qiongzhi dan Qiao Chen menunggu dengan gelisah. Sementara itu, Kepala Sekolah dan guru lain yang sejak awal membela Qiao Nian dalam sekejap merasa puas.     

Kepala Sekolah adalah orang yang bijaksana. Dia juga tidak membahas apa yang terjadi barusan. Dia hanya berkata kepada Qiao Nian dengan hangat, "Sudah tidak apa-apa. Kamu kembali ke kelas saja."     

"Iya." Setelah menjawab, Qiao Nian mengambil barang-barangnya, kemudian melewati Shen Qiongzhi dan yang lainnya. Dia berlalu tanpa berhenti sejenak.     

Kepala Sekolah menunggu Qiao Nian keluar, baru berkata dengan senyum dipaksakan, "Nyonya Qiao, saya pikir Anda sudah mengerti apa yang terjadi. Anda baru saja mengungkit masalah Qiao Nian untuk dikeluarkan dari sekolah, tetapi pihak sekolah tidak setuju. Anda seharusnya tidak keberatan, kan?"     

Shen Qiongzhi mencengkeram tas yang ada di tangannya. Wajahnya seperti merasa tertampar. Tenggorokannya seperti terbakar. Dengan statusnya saat ini, dia tidak pernah mengalami hal memalukan seperti yang terjadi hari ini. Namun, dia sendiri juga yang mencari-cari hal memalukan ini. Oleh karena itu, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

***     

Setelah keluar dari Kantor Kepala Sekolah, Qiao Nian berjalan kembali ke kelas. Baru saja berjalan ke koridor, Qiao Chen tiba-tiba muncul dari belakang mengejar dan memanggilnya.     

"Kak!"     

Qiao Nian mengerutkan kening. Ada jejak tidak sabar melintas di matanya dengan cepat. Langkahnya berhenti lalu berbalik dan berkata dengan sangat acuh tak acuh, "Ada apa?"     

Sikapnya ini… Dasar! Batin Qiao Chen.     

Qiao Chen menahan dengan sabar. Hatinya merasa tidak senang. Matanya melihat ke sekeliling. Saat ini, adalah istirahat pergantian kelas sehingga banyak siswa keluar dari kelas mengembuskan napas lega dan banyak orang yang telah memperhatikan kedatangan mereka.     

Qiao Chen menunduk dan menggigit bibirnya, seolah-olah sulit untuk berbicara. Kemudian, dia berkata dengan lembut, "Kakak, tadi kamu seharusnya tidak membuat Bibi Fu dan yang lainnya malu di depan umum… Bahkan kalau kami salah paham padamu, kamu bisa menjelaskan kepada kami. Kalau tadi kamu menjelaskannya kepada kami terlebih dahulu, kamu juga tidak akan membuat ibu... membuat ibu sangat malu."     

"Keluarga Bibi Fu memiliki kerabat di Kementerian Pendidikan sebagai pimpinan. Kalau kamu seperti ini dan ibu marah, bagaimana kamu masih bisa belajar di Kota Rao? Kamu akan kembali ke Kabupaten Luohe. Bukannya kamu tinggal di Kota Rao ingin mengubah nasib keluarga dengan bersekolah dan kuliah?"     

Qiao Nian mendengar dengan sabar Qiao Chen selesai bicara. Setelah melihatnya diam, ujung matanya tampak merah. Lalu dia berkata dengan mata yang gelap, "Sudah selesai bicara?"     

Qiao Chen meremas ujung jarinya erat seolah hingga menembus ke dalam daging. Wajah lembutnya agak tidak sedap dipandang dan warna bibirnya sangat pucat. Dia pun mengangguk dan berkata, "...sudah selesai."     

"Kalau sudah selesai, jangan ikuti aku. Berisik!"     

Suara berisiknya membuatku jengkel! Batin Qiao Nian.     

Setelah mengucapkan kata-kata ini, Qiao Nian berbalik dan pergi, meninggalkan Qiao Chen dengan memperlihatkan punggungnya yang indah.     

Apa-apaan dia mempermalukanku! Kamu sendiri yang datang tak diundang. Ketika orang lain mengatakan banyak hal kepadamu, seharusnya kamu jangan memasukkannya ke dalam hati dan menganggap itu semua omong kosong bagimu! Batin Qiao Chen.     

Rona wajah Qiao Chen berubah. Kulitnya hampir berdarah karena cengkeraman erat kukunya. Dia berdiri di sana dengan marah hingga matanya memerah.     

Apa yang Qiao Nian banggakan? Dia hanya dipuji oleh polisi karena keberaniannya. Tapi, dia menyinggung Keluarga Fu karena hal ini. Dia sangat bodoh. Cepat atau lambat, dia akan berkemas dan kembali ke Kabupaten Luohe! Gumam Qiao Chen dalam hati.     

***     

Kabar kedatangan kembang Kelas A telah menyebar ke seluruh SMA Utama sejak kemarin. Konon, kembang Kelas A ini sangat cantik. Para siswa lainnya sudah lama ingin melihat sebenarnya siapa yang lebih cantik di antara mereka berdua. Jadi, sejak awal ketika mereka berdua berdiri bersama, para siswa yang melihatnya tidak sedikit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.