Lagi-lagi Membuat Sensasi

Kebetulan, Aku Juga di SMA Utama



Kebetulan, Aku Juga di SMA Utama

0"Chen… Chenchen?" Qiao Chen terkejut sampai tergagap. Dia hanya merasa sorot mata Keluarga Fu tertuju padanya, terutama Nyonya Fu. Terpancar rasa tidak menyukai Qiao Chen pada sorot mata itu.     

Qiao Chen berusaha keras tersenyum yang tampangnya lebih buruk daripada menangis. Kemudian, dia membujuk dengan lembut, "Apa kamu tidak suka kelinci kecil? Tidak masalah. Kakak juga bisa memotongnya membentuk anak kucing dan anjing. Aku akan potongkan satu lagi untukmu. Kamu suka yang mana?"     

"Kamu melihatku seperti umur 3 tahun?" ucap Ye Qichen. Raut wajahnya tidak terlihat baik pada Qiao Chen. Terdapat rasa tidak sabar pada wajah kekanak-kanakan itu. Meskipun belum berusia 3 tahun, tapi sikapnya terlihat seperti berusia 5 tahun.     

Ye Qichen melihat Qiao Chen ketika dia berjuang di sungai hari itu. Gadis ini berdiri di atas jembatan dan menyaksikan dengan dingin lalu menunjuk-nunjuk padanya. Sekarang Qiao Chen datang untuk mencoba menyenangkannya.     

Qiao Chen tidak menyerah. Dia diam-diam mendorong piring buah dengan setengah memaksa ke depan Ye Qichen lalu memberikan senyum palsu dan berkata, "Chenchen, jangan nakal. Kamu sedang sakit, jadi harus menyantap makanan yang punya lebih banyak vitamin. Makan sepotong, oke?"     

"Kamu menjengkelkan, ya!"     

Ye Qichen langsung mendorong balik piring yang hampir mencapai mulutnya. Buah pir langsung berjatuhan ke atas lantai. Wajahnya menjadi gelap dan marah. Dia berbalik lalu berteriak pada semua orang di ruangan itu, "Keluar! Keluar kalian semua! Aku mau tidur! "     

Nyonya Fu segera menarik Qiao Chen pergi. Raut wajahnya tampak tidak sedap dipandang. Dia berkata, "Lihat apa yang kamu lakukan!"     

Qiao Chen telah membodohi dirinya sendiri. Dia sangat malu di depan Keluarga Fu, juga merasa tertekan dan merasa diperlakukan tidak adil. Wajahnya menjadi pucat dalam sekejap. Ujung jarinya berdarah karena tergores piring sampai tidak berani mengucapkan sepatah kata.     

Fu Ge menggenggam tangan Qiao Chen lalu buru-buru berkata kepadanya, "Ayo, pergi, Chenchen. Mari kita keluar dulu."     

***     

Lantai 6 Bangsal Nanyuan…     

Setelah Qiao Nian menyerahkan daging Ganoderma Lucidum kepada Bibi Chen, dia juga menemani Paman Chen yang ada di ranjang untuk berbicara sebentar. Dia melihat wajah pucat pria tua yang ada di ranjang menunjukkan ekspresi yang lelah. Kemudian, dia bangkit berdiri dan berbicara pada Chen Yuan yang berdiri dalam diam, "Ikuti aku…"     

Pintu kamar rawat inap kemudian ditutup.     

"Kemarilah, menjauh sedikit," ujar Qiao Nian.     

Qiao Nian terus membawa Chen Yuan ke koridor paling dalam. Setelah yakin pasangan yang ada di ruang perawatan tidak akan mendengar, dia baru berhenti. Dia membuka jendela koridor, merogoh permen karet dari saku dengan resah lalu memasukkannya dengan sesuka hati ke dalam mulut.     

Manis sekali. Manisnya membawa rasa asam jeruk, batin Qiao Nian.     

Qiao Nian menyipitkan mata, bersandar di dekat jendela. Pandangannya yang gelap dan dalam tertuju pada Chen Yuan. Lengan Chen Yuan masih diperban. Ada juga sisa luka pada wajahnya dari perkelahian sebelumnya. Sikap Chen Yuan terlihat canggung.     

Qiao Nian hanya menyipitkan mata lalu bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya keluar ke masyarakat dan membuat kekacauan?"     

Chen Yuan membuang muka dan bergumam, "Bukan urusanmu!"     

Qiao Nian tertawa. Sorot matanya terlihat memprovokasi, dia agak marah. Dia mengubah postur berdiri tubuhnya dan kembali berkata, "Kalau bukan demi Bibi Chen dan Paman Chen, kamu kira aku peduli padamu?"     

"...Aku juga dari awal tidak menyuruhmu untuk peduli!" Chen Yuan membuang muka, seolah-olah harga dirinya terluka.     

Qiao Nian terlalu malas untuk menyia-nyiakan perkataannya. Dia pun berkata dengan terus terang, "Pada awalnya, kamu bilang mau mencari nafkah dengan merantau dari satu tempat ke tempat lain di masyarakat. Tiga bulan, fakta membuktikan tidak ada yang kamu capai. Sekarang kamu harus mematuhi kesepakatan denganku. Setelah kembali ke sekolah, kamu harus rajin bersekolah. Jangan buat Bibi Chen mengkhawatirkanmu lagi "     

Chen Yuan tidak bisa mengerti mengapa Qiao Nian selalu bisa begitu tenang, seolah-olah pernah mengarungi lautan sebelumnya. Tidak peduli seberapa ganas ombak lautan, gadis ini bisa berdiri kokoh tak tergoyahkan. Padahal, gadis ini seumuran dengan dirinya.     

Chen Yuan tertawa dengan ejekan dan berkata, "Kamu kira aku ingin pulang dan bisa kembali bersekolah?"     

Setelah diskors secara paksa selama tiga bulan, sulit bagi Chen Yuan untuk kembali. Alis Qiao Nian terangkat, dia bertanya, "Kamu dulu sekolah di mana? Aku akan cari orang untuk memberi tahu pihak sekolah."     

"Memberi tahu juga tidak ada gunanya." Meskipun bibir Chen Yuan berkata seperti ini, tetapi dia tetap memberitahunya, "Aku bersekolah di SMA Utama, di Kelas A. Kontrol SMA Utama sangat ketat. Wali kelas Kelas A memiliki kepemimpinan yang kuat. Dia tidak akan setuju aku kembali untuk menurunkan rata-rata kelas. "     

Prestasi Chen Yuan di kelas tidak buruk. Dia mencapai peringkat lima teratas di kelas tersebut. Shen Hui, wali kelas Kelas A juga bersikap baik-baik saja padanya. Namun, dia tahu bahwa Shen Hui sangat mementingkan prestasi siswa. Dulu dia bisa berprestasi, bukan berarti jika kembali ke sekolah dia bisa melakukannya lagi.     

Qiao Nian menarik sudut mulutnya lalu berujar tanpa ekspresi, "Kebetulan. Aku juga di SMA Utama dan juga di Kelas A."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.