Lagi-lagi Membuat Sensasi

Dua Iblis Kecil yang Berbeda



Dua Iblis Kecil yang Berbeda

0Bangsat… Batin Qiao Nian. Jika yang melakukannya orang lain, dia mungkin sudah marah karena tindakan yang melanggar batas wilayahnya tadi. Namun, tidak ada yang bisa dilakukan. Orang ini adalah Ye Wangchuan, yang terkait erat dengan Jiang Li dan Keluarga Jiang.     

Qiao Nian dengan kaku menekan rasa jengkel dalam hatinya. Dia mengerucutkan bibir, tetapi garis konturnya menunjukkan rasa tidak biasa dan ketersinggungannya. Atau apa Ye Wangchuan pikir Qiao Nian akan membiarkan dirinya didominasi oleh Ye Wangchuan setiap waktu?     

"Chenchen adalah anak yang kamu selamatkan waktu itu," ucap Ye Wangchuan.     

Setelah mengambil tas sekolah Qiao Nian, Ye Wangchuan menyadari bahwa tas sekolah tersebut sangat ringan, seperti tidak ada barang apa pun di dalamnya. Namun, dia tidak bertanya padanya. Dia dengan perlahan berujar, "Dia terus membuat kebisingan sejak dia bangun karena ingin bertemu denganmu. Apa kamu ingin pergi bertemu dengannya? Kita akan pulang setelah bertemu dengannya."     

Ye Wangchuan sudah berbicara seperti itu, entah bagaimana mungkin Qiao Nian bisa mengatakan tidak akan menemuinya.     

***     

Di area ruang perawatan VIP lantai 8, Keluarga Fu dan Qiao Chen telah kembali dengan kecewa. Ye Wangchuan mengajak Qiao Nian untuk membuka pintu ruang perawatan.     

Seorang anak di ranjang rumah sakit yang memiringkan bokong dan memunggungi mereka mendengar pintu terbuka, tapi dia tidak menoleh. Kemudian, dia berkata dengan suara teredam yang tidak sabar, "Aku tidak mau makan! Tidak lapar! Tidak mau bermain! Kalian tidak perlu munafik untuk bertemu denganku. Keluar kalian!"     

"Qichen, kamu sudah bangun." Suara Ye Wangchuan terdengar rendah dan sedikit mengancam.     

Mendengar suara Ye Wangchuan, anak kecil di atas ranjang rumah sakit itu tampak menggeliat. Tubuhnya masih tertutup selimut, dia memperlihatkan bagian belakangnya pada mereka.     

Bahkan dia sedikit pun tidak memperlihatkan mukanya, batin Ye Wangchuan. Pelipisnya berdenyut. Namun, sedikit pun dia tidak bisa melakukan apa-apa pada anak yang ada di atas ranjang itu. Kemudian, dia berteriak lagi, "Qichen, aku sedang berbicara denganmu. Kamu dengar, tidak?"     

Gu San memperhatikan dari ekor mata lalu menyeringai dalam hati. Dia memikirkan saat-saat Tuan Wang bertingkah arogan dan seenaknya sendiri di Beijing sebelum Tuan Muda lahir. Begitu Tuan Muda lahir, Tuan Wang malah ditekan karena seseorang yang lebih bandel dan lebih sulit diatur daripada dia.     

Kebetulan ibu kandung dari Tuan Muda, yang merupakan sepupu Tuan Wang, bernama Nona Yuchen, telah meninggal karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan sang Tuan Muda. Sebelum kematiannya, dia memercayakan Tuan Muda kepada Tuan Wang.     

Sejak kecil, Tuan Wang memiliki hubungan yang baik dengan Nona Yuchen. Setelah Nona Yuchen melepas Tuan Muda, tidak mungkin bagi Tuan Wang untuk mengabaikan keponakan kecilnya ini.     

"Ye Qichen!" Ye Wangchuan langsung memanggil nama si iblis yang ada di atas ranjang, seolah-olah dia sedang marah, dengan tatapan muram di matanya.     

"Tuan Wang, Niannian masih ada di sini." Gu San buru-buru menengahi dan menahan Ye Wangchuan.     

Ye Wangchuan mencubit dahinya karena sakit kepala. Amarahnya pada si iblis kecil itu membuatnya hampir lupa masih ada Qiao Nian di sini.     

"Saya saja." Gu San sangat percaya diri. Dia berjalan mendekat lalu berkata dengan senyum dipaksakan pada anak di atas ranjang rumah sakit, "Tuan Muda, ayo, bangun."     

"Tidak!" Suara Ye Qichen penuh dengan amarah. Setidaknya, dia tidak mengabaikan mereka.     

Gu San melanjutkan usahanya dengan berkata, "Kenapa kamu tidak bangun dan lihat siapa yang datang?"     

Ye Qichen tetap tidak bergerak. Selimut membungkus bokongnya. Tanpa berbalik, dia berkata, "Hehe, apa kamu menganggapku anak berusia tiga tahun?"     

Lihat apa yang dikatakannya ini! Gumam Gu San dalam hati yang merasa sedikit geli. Dia meluruskan pinggang, kemudian berkata, "Oh, Tuan Wang, Tuan Muda tidak mau bangun. Anda langsung saja antar Nona Qiao Nian pulang dulu."     

Si anak di atas ranjang yang mendengar kata 'Qiao Nian' dengan telinga yang tajam, langsung menyingkirkan selimut, kemudian berbalik dan mulai duduk. Dia berkata, "Aku bangun! Aku bangun!"     

Qiao Nian melihat sepasang mata yang cerah menatapnya, seolah-olah Ye Qichen sedang menatap setangkai bunga. Bocah lelaki itu berusia sekitar lima tahun, dengan pipi memerah dan wajah seperti batu giok, terlihat berperilaku sangat patuh. Pada saat ini, daun telinganya sedikit memerah. Ye Qichen memandangnya dengan malu dan senang, membuat Qiao Nian merasa senang yang tak dapat dijelaskan.     

"Kamu..." Setelah sekian lama, akhirnya Ye Qichen melihat kakak yang hari itu menyelamatkannya. Dia merasa antusias dan juga malu.      

Khawatir Qiao Nian memiliki kesan buruk tentang dirinya, Ye Qichen meraih selimut dengan kedua tangannya. Setelah meremasnya dalam waktu yang lama, dia berujar dengan suara kecil seperti nyamuk, "Na… namaku Ye Qichen. Ha… halo, Kakak."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.