Lagi-lagi Membuat Sensasi

Lebih Baik Mengkhawatirkan Dirimu Sendiri Daripada Mengkhawatirkan Dia



Lebih Baik Mengkhawatirkan Dirimu Sendiri Daripada Mengkhawatirkan Dia

0Tidak ada seorang pun di Kelas A yang menganggap serius kata-kata Qiao Nian. Bahkan, Liang Bowen dan Shen Qingqing mengira nilai aslinya terlalu buruk, jadi Qiao Nian malu untuk mengatakannya. Energi siswa yang lain satu per satu sudah habis dan segera kembali fokus belajar. Mereka bersumpah akan meningkatkan nilai lebih tinggi untuk membantu Qiao Nian meningkatkan nilai rata-rata.     

***     

Dalam sekejap mata, tibalah hari ujian. Para siswa Kelas A berkumpul dan pergi mencari ruang ujian. Qiao Nian juga melihat nomor ruang ujiannya. Ruang 1102, awalnya dia kira ruangan itu jauh, tetapi tidak disangka kebetulan berada di kelas sebelah, yaitu Kelas B.     

Di belakang, Shen Qingqing mengikutinya keluar kelas, yang kebetulan berjalan ke Kelas B. Dia melihat Qiao Nian tanpa peduli mengambil catatan berisi ruang ujian yang baru saja dibagikan.      

Shen Qingqing lalu bertanya pada Qiao Nian dengan rasa ingin tahu, "Aku di ruang 1204. Liang Bowen dan yang lainnya di ruang 1605. Qiao Nian, kamu ujian di ruang mana?"     

Qiao Nian meremas catatan itu menjadi sebuah bola lalu melemparkannya ke tempat sampah. Dia melihat kertas itu dengan tatapan mengejek. Kemudian, dia menjawab, "Ruang 1102, Kursi nomor satu."     

Shen Qingqing tertegun. Kebetulan sekali. Bukannya itu baris pertama di Kelas B? Batinnya.     

Suasana hati Shen Qingqing memburuk. Awalnya, dia telah menyiapkan beberapa lembar contekan yang sering digunakan untuk Qiao Nian dan ingin memberikannya padanya, tapi sekarang tidak ada gunanya.     

Sementara itu, pada saat ini, para siswa Kelas B juga mengemasi barang-barang mereka, mengambil nomor ujian masing-masing, lalu keluar untuk mencari letak ruang ujian. Qiao Chen keluar dengan dikelilingi oleh Zhao Jingwei dan yang lainnya, seperti orang-orang yang sedang memegang bulan.     

Zhao Jingwei menatap Qiao Nian dengan mata rakus. Seperti ayam gila, dia menusuk Qiao Nian dengan perkataannya, "Hehe, lihat siapa ini? Bukannya dia Qiao Nian yang mencetak peringkat pertama dalam ujian masuk pembagian kelas?"     

"...Aku dengar, kali ini kamu ingin mencapai peringkat pertama dalam ujian? Haha, Kelas A sudah menyedihkan dan sekarang mereka mengharapkan seseorang yang masuk melalui pintu belakang berada di peringkat pertama?" ujar Zhao Jingwei.     

Shen Qingqing yang ada di sebelah Qiao Nian segera berdiri. Wajah apelnya memerah karena marah. Dia berkata, "Zhao Jingwei, jaga mulut omong kosongmu!"     

"Sejujurnya, yang aku katakan itu bukan omong kosong. Dengan adanya dia yang menjadi hambatan, aku tunggu Kelas A memberi kelas kami gelar kelas terbaik!" kata Zhao Jingwei yang tidak mau kalah. Dia mengangkat dagu tinggi-tinggi dan bertengkar dengan sengit.      

Aura Zhao Jingwei menekan Shen Qingqing. Kalimat yang diucapkannya dengan suara kerasnya itu membuat siswa Kelas A yang lewat menjadi sangat marah. Semuanya ingin bergegas dan berdebat dengan marah.     

Sementara itu, mata Qiao Nian menyipit. Matanya yang gelap menahan amarah dengan arogan. Dia mengulurkan tangan untuk menghentikan Shen Qingqing yang sudah ingin berkelahi dengan beberapa orang di sana. Dia kemudian menatap Zhao Jingwei dengan tatapan provokatif dan berkata dengan dingin, "Aku akan menunggumu datang dan mengambilnya."     

Mengambil apa? Tentu saja gelar Kelas Terbaik.     

Zhao Jingwei terlihat tinggi hati dan sombong. Awalnya, dia tidak yakin dan ingin menusuk Qiao Nian dengan beberapa kata lagi. Namun, Qiao Chen menariknya lalu berkata dengan lembut, "Sudahlah, Jingwei. Sekarang sudah mau ujian, jadi jangan membuat masalah. Kamu sudah menemukan ruang ujiannya belum? Ayo, cari ruang ujiannya dulu."     

Setelah Qiao Chen membuka mulutnya untuk berbicara, Zhao Jingwei terpaksa 'berdamai' dengan Qiao Nian dan beberapa siswa Kelas A lainnya. Dia hanya berteriak, "Anggap saja kamu beruntung!"     

"Chenchen, ayo, kita pergi." Sambil menarik lengan Qiao Chen, Zhao Jingwei mengangkat rahangnya dengan bangga.     

Qiao Chen tersenyum lembut ketika dia berjalan melewati Qiao Nian dan yang lainnya. Kemudian, dia berkata dengan lembut, "Kak, semangat… Aku percaya kamu bisa melakukannya. Aku akan menunggu hasil ujianmu."     

Ketika Qiao Chen dan Zhao Jingwei menaiki tangga, Shen Qingqing menunjukkan wajah marah. Dia tampak jijik lalu berkata, "Apa maksud Qiao Chen? Kenapa aku merasa sikapnya lebih menjijikkan daripada Zhao Jingwei, seolah-olah dia yakin kalau kamu akan gagal dalam ujian?"        

"Dia bilang berulang kali kalau dia percaya kamu bisa melakukannya lalu dia berkata 'semangat'. Kenapa dia harus berbicara tentang menunggu hasil ujianmu?" lanjut Shen Qingqing yang merasa kesal. Ucapannya ini seperti menunggu untuk melihat lelucon, gumamnya dalam hati.     

Melihat bel persiapan ujian akan segera berbunyi, Shen Qingqing tidak sempat mengutarakan banyak hal yang ada dalam hatinya. Dia lalu menepuk-nepuk bahu Qiao Nian, mencoba yang terbaik untuk tersenyum dan menyemangatinya, "Qiao Nian, jangan stres. Tidak peduli bagaimana kamu melakukannya, tidak akan ada yang akan menyalahkanmu. Kerjakan saja ujianmu dengan baik. Sudah bagus kalau mendapat tingkat rata-rata."     

Qiao Nian tidak memedulikannya, dia hanya berkata, "Uh, aku akan mencoba yang terbaik."     

Chen Yuan, yang berjalan paling akhir, juga keluar dari kelas. Tepat ketika dia mendengar Shen Qingqing menyemangati Qiao Nian, sudut mulutnya terangkat. Dia menarik ujung pakaian Shen Qingqing untuk pergi ke lantai atas.      

"Ayo pergi, cepat cari ruang ujianmu sendiri. Dia tidak perlu kamu khawatirkan. Lebih baik mengkhawatirkan dirimu sendiri daripada mengkhawatirkan dia!" ucap Chen Yuan. Apa Qiao Nian benar-benar membutuhkan siswa SMA biasa seperti mereka ini untuk mengkhawatirkannya? Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.