Lagi-lagi Membuat Sensasi

Kalau Begitu, Buat Jadi Peringkat Pertama



Kalau Begitu, Buat Jadi Peringkat Pertama

0Pada pagi hari semua orang telah mendengar tentang taruhan antara dua guru wali kelas. Mereka tidak antusias, hanya beberapa dari mereka yang membaca teks pelajaran dengan serius.     

Shen Qingqing, yang memegang dua jabatan, salah satunya adalah perwakilan pelajaran Bahasa Mandarin, melihat bahwa semua siswa enggan untuk menghafal teks pelajaran. Dia pun memukul-mukul meja dan dengan tampang serius berkata, "Apa yang kalian lakukan? Kalian masing-masing tidak menghafal teks pelajaran dengan baik. Bagaimana dengan ujian minggu depan? Kalian ingin kalah?"     

Seseorang membalikkan kata-katanya dan berkata, "Siapa yang mau kalah? Bukannya karena ada seseorang di kelas kita yang membuat rata-rata kelas turun?"     

Shen Qingqing paling tidak suka melihat siapa pun menindas teman sebangkunya, jadi dia segera mengonfrontasi, "Maksudmu siapa yang membuat rata-rata kelas turun? Bilang yang jelas."     

Jiang Tingting yang tidak mau kalah berkata, "Siapa lagi kalau bukan Qiao Nian? Kalau bukan karena dia, bagaimana mungkin wali kelas akan bertengkar melawan Guru Chen dan bertaruh."     

"Apa Kelas B menargetkan Qiao Nian saja? Kelas B menargetkan seluruh Kelas A kita." Shen Qingqing menopang tangannya di atas podium. Wajahnya memerah karena marah.     

Pada saat ini, Liang Bowen bangkit berdiri. Dia membanting buku ke atas meja, pandangannya kemudian menyapu ke seluruh kelas. Dia berhenti selama beberapa detik di hadapan gadis yang bertengkar dengan Shen Qingqing, kemudian mengucapkan kata demi kata, "Buat apa bertengkar? Memangnya semuanya tidak ingin menang? Jangan lupa, kita semua adalah siswa Kelas A. Semuanya satu tim. Kalau menang, semua menang. Kalau malu, semuanya malu."     

"Sekarang, coba katakan siapa yang tidak ingin menang?"     

Ketika Liang Bowen mengajukan pertanyaan seperti itu, semua orang di Kelas A menundukkan kepala mereka satu demi satu. Tidak ada yang menanggapi. Bahkan, Jiang Tingting menunduk karena rasa bersalah. Dia juga ingin menang.     

Liang Bowen melihat kelas sudah mulai sunyi dan semua orang kembali fokus belajar. Sorot matanya yang kejam tertuju pada Qiao Nian lalu berujar, "Qiao Nian, kamu baru saja dipindahkan ke sini. Normal kalau mereka tidak tahu seperti apa prestasimu. Kamu juga sudah pernah melihat setiap nilai ujian yang ada di kelas kita. Menurutmu, seberapa tinggi peringkat yang bisa kamu raih?"     

"Bukannya kami tidak memercayaimu. Semua orang berada di kelas yang sama. Berikan saja sebuah angka, supaya semua orang punya angka nilai dalam pikirannya. Beberapa hari ini, kami harus pulang untuk menebus pelajaran yang terlewat. Kami berusaha menaikkan nilai kamu dan Chen Yuan."     

Chen Yuan belum datang ke sekolah. Ketika Chen Yuan nanti sudah datang, Liang Bowen berniat berkomunikasi dengannya secara pribadi. Bagaimanapun juga, Chen Yuan sudah memiliki pencapaian sebelumnya, jadi tidak perlu terlalu khawatir. Kuncinya adalah Qiao Nian. Sangat penting mengetahui sebenarnya seberapa tinggi nilai Qiao Nian yang bisa diraih dalam ujian.     

Qiao Nian bersandar ke dinding sambil bermain ponsel. Mendengar hal ini, dia mendongak dan tampak mempertimbangkan selama beberapa detik. Seberapa tinggi nilai dalam ujian adalah sesuatu yang tidak dipikirkan olehnya sebelumnya. Berdasarkan kebiasaan pada masa lalunya, dia tidak apa-apa jika tidak bisa lulus ujian. Dia tidak ingin terlihat menonjol. Itu merepotkan baginya.     

Namun, sepertinya aku tidak akan bisa lagi seperti itu sekarang, batin Qiao Nian.     

Melihat Qiao Nian tidak berbicara dalam waktu yang lama, Liang Bowen mengira nilainya sangat buruk. Memikirkan hubungan Qiao Nian dengan Shen Qingqing, Liang Bowen membuat suaranya menjadi lebih lembut. Dia menatap Qiao Nian dengan sorot mata tidak menyalahkan, tetapi memberi dorongan, "Tidak masalah kalau kamu tidak mendapatkan nilai bagus…"     

"...Aku, Shen Qingqing, dan teman kelas yang lainnya, kami akan berusaha keras yang terbaik untuk meningkatkan nilaimu. Kali ini Guru Shen sudah berkorban untuk kita. Kita tidak ingin membiarkannya kalah."     

Qiao Nian menyipitkan mata dan menyapu puluhan pasang mata di kelas yang menantikannya. Untuk pertama kalinya, dia memiliki lebih banyak beban tanggung jawab. Dia membalik buku teks kosong, berpikir sejenak, dan berkata dengan malas, "Kalau begitu, buat jadi peringkat pertama."     

"..." Liang Bowen tercengang.     

"..." Shen Qingqing juga tercengang.     

"..." Begitu pula dengan semua siswa di Kelas A.     

Bos, apakah kamu mengigau? Batin Liang Bowen.     

Liang Bowen adalah yang pertama bereaksi. Dengan ekspresi serius, dia merendahkan suaranya, "Qiao Nian, aku sedang berbicara serius denganmu."     

Kebetulan ponsel Qiao Nian bergetar saat ini.     

Wei Lou 30 meter: 'Xiao Nian, aku sedang berbicara serius denganmu'.     

Kelopak mata Qiao Nian melonjak dua kali. Jika bukan karena fakta bahwa Liang Bowen dan Wei Lou tidak saling mengenal, dia akan meragukan apakah keduanya saling terhubung. Mereka mengatakan hal yang sama persis! Batinnya.     

Qiao Nian mengetik pada ponselnya. Pikirannya penuh dengan hal-hal yang dia minta Wei Lou untuk selidiki. Dia pun menjawab tanpa sadar, "Aku juga serius berbicara padamu. Sangat penting."     

Sialan! Ini adalah pertama kalinya Liang Bowen ingin mengucapkan kata ini kepada siapa pun. Masalahnya adalah peringkat pertama di Kelas A selalu yang menjadi peringkat pertama di seluruh SMA Utama dan juga peringkat tertinggi di tingkat kota. Apakah Qiao Nian sebenarnya tahu bagaimana situasinya? Pikirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.