Lagi-lagi Membuat Sensasi

Dokter Ajaib Kak Nian Terekspos



Dokter Ajaib Kak Nian Terekspos

0Ini juga masalah hidup dan mati manusia. Bagaimana bisa membiarkan seorang siswa SMA awam yang bicara mau mencoba lalu langsung mencobanya begitu saja?! Pikir Liu Yuanyuan.     

Tepat ketika Liu Yuanyuan hendak berbicara, tiba-tiba dia dihentikan oleh Direktur Ahli Bedah Otak yang berkata, "Biarkan dia mencobanya."     

"Direktur?!" ucap Liu Yuanyuan terkejut. Dia bahkan mengira direktur tersebut gila. Anda sudah gila?! Batinnya.     

Operasi bedah otak adalah operasi yang paling sulit. Banyak ahli bedah mungkin tidak berani melakukan kraniotomi setelah sepuluh atau delapan tahun berpengalaman. Sementara itu, situasi pasien saat ini luar biasa rumit. Selain ditemukan tumor sepanjang tiga sentimeter di otaknya, pasien juga lumpuh dan hanya berbaring di ranjang selama bertahun-tahun. Kondisi kesehatannya juga sangat buruk. Tidak disangka direktur meminta seorang siswa SMA untuk mencoba mengoperasi pasien semacam ini.     

Dia ini pasti sedang berada dalam dunia fantasi, batin Liu Yuanyuan.     

Direktur Ahli Bedah Otak tersebut malah tampak sangat tegas. Dia menatap pandangan Qiao Nian yang penuh dengan antusias. Dia menekan bahu Liu Yuanyuan dengan tegas dan berkata, "Kita tidak dapat melakukan operasi ini. Kamu telah melihat kondisi pasien. Dia tidak mungkin dipindahkan ke rumah sakit lain, juga akan sangat terlambat kalau kita menunggu para ahli dari Beijing datang."     

"Kalau dia yang melakukannya, mungkin kita memiliki kesempatan." Mata direktur tersebut tertuju pada gadis itu yang tidak jauh darinya. Dia telah melihat Qiao Nian menyelamatkan seseorang. Teknis medisnya yang terampil membuatnya merasa rendah diri.     

"…?" Liu Yuanyuan tercengang.     

"Saya yang bertanggung jawab kalau terjadi masalah," kata Direktur Ahli Bedah Otak.     

Direktur Ahli Bedah Otak itu telah berkecimpung dalam bisnis ini selama lebih dari 30 tahun. Di bidang ahli bedah otak, prestasinya menduduki peringkat tinggi dalam tingkat provinsi. Dia sendiri tidak yakin dengan operasi ini, jadi entah bagaimana dia bisa memiliki kepercayaan diri pada orang luar.     

Dilakukan oleh gadis SMA itu? Memangnya apa asal usul gadis ini?     

Karena direktur telah mengatakan ini, bahkan jika dokter lain skeptis terhadap Qiao Nian, mereka hanya bisa mulai sibuk mempersiapkan operasi.     

***     

Gu San menyaksikan semua orang mulai menyibukkan diri dengan teratur, sementara Qiao Nian mengikuti perawat untuk berganti baju operasi. Gu San memukul mulutnya dan melongo dalam waktu yang lama. Tatapannya yang kosong mengarah pada Ye Wangchuan.      

"Tuan Wang, apa Nona Qiao benar-benar akan mengoperasi pria itu? Bagaimana kalau terjadi sesuatu..." ucap Gu San. Dia… terlalu berani, pikirnya.     

Ye Wangchuan tidak membalas untuk sementara waktu. Dia memainkan gelang manik Buddha yang ada di tulang pergelangan tangannya lalu menginstruksikannya dengan cepat, "Telepon bandara Beijing. Katakan saja apa yang aku maksud. Minta mereka segera atur pesawat untuk mengirim staf medis."     

"Saya akan lakukan secepat mungkin, dengan kecepatan penuh," jawab Gu San.     

"Lebih baik abaikan pemeriksaan keamanan," kata Ye Wangchuan.     

Gu San menatap mata Ye Wangchuan dengan heran. Dia tidak melihat sedikit pun lelucon di mata itu. Hatinya tenggelam. Tidak masalah bagi Tuan Wang untuk mengundang seorang ahli bedah otak dari Beijing karena di sini tidak ada banyak pergerakan. Namun, Tuan Wang meminta bandara untuk mengatur penerbangan khusus, mengambil hak istimewa, dan mengabaikan pemeriksaan keamanan. Ini adalah sebuah kesepakatan besar. Banyak mata orang di Beijing akan berfokus pada Kota Rao.     

Namun, Gu San tidak pernah mempertanyakan keputusan Ye Wangchuan. Dengan ekspresi tenang di wajahnya, dia mengangguk dengan sungguh-sungguh lalu mengeluarkan ponsel dan berkata, "Saya akan segera melakukannya."     

Gu San pun dengan cepat berjalan pergi dan menelepon para pihak yang terkait. Sementara itu, dengan tangan di sakunya, Ye Wangchuan berjalan melalui koridor yang bising ke arah wanita paruh baya dengan kulit wajah pucat yang sedang menangis.      

Ye Wangchuan membungkuk dan menepuk-nepuk punggung Bibi Chen. Dia menurunkan kehormatannya dan dengan suara rendah menghiburnya, "Bibi Chen, Jangan khawatir. Paman Chen akan baik-baik saja."     

Bibi Chen mendongak dan menatap pemuda yang ada di hadapannya dengan mata yang hampir kering karena menangis. Entah mengapa, hatinya yang gelisah berangsur-angsur menjadi tenang, seolah-olah pria yang baru bertemu sekali ini benar-benar mampu menarik suaminya kembali dari gerbang neraka.     

***     

Paman Chen sudah mengalami koma berat. Tanda-tanda vitalnya sangat tidak stabil. Napasnya dapat berhenti kapan saja karena tumor otaknya. Jadi, operasi dijadwalkan dengan sangat cepat.     

Qiao Nian berganti baju operasi steril rumah sakit. Dia mengerucutkan bibirnya dan matanya tampak tegas. Dia masuk ke ruang operasi dikelilingi oleh beberapa ahli bedah otak.     

Lampu ruang operasi yang berwarna merah kemudian menyala.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.