Lagi-lagi Membuat Sensasi

Kedua Kalinya Kak Nian Terekspos



Kedua Kalinya Kak Nian Terekspos

0Qiao Chen malah meraih lengan Zhao Jingwei. Dia tersenyum, menurunkan pandangan matanya seolah tidak peduli lalu berkata dengan lembut, "Jingwei, jangan bicara begitu. Aku juga senang nilainya bagus. Ayo, pergi. Kita kembali saja."     

"Kamu tidak jadi beli pena?"     

Qiao Chen memandang para siswa Kelas A yang memadati kantin. Jejak penghinaan melintas di matanya. Dia berkata, "Aku tidak jadi beli. Aku pinjam dulu penamu."     

"Oke."     

***     

Di dalam ruang kelas.     

Qiao Nian bersandar di kursi dengan pandangan yang dingin. Dia mengeluarkan perangkat lunak yang tersembunyi di ponselnya. Perangkat lunak itu adalah kotak merah sederhana. Jika diperhatikan, tertulis huruf S di atasnya.     

Hampir semua orang mengenal huruf ini, S, yang berarti Aliansi Peretas Tiongkok. Aliansi yang mengintegrasikan peretas, penjualan berita, tambang mineral, dan lain-lain. Aliansi Peretas Tiongkok melakukan hampir semua bisnis, dan hampir tidak ada bisnis yang tidak mereka lakukan. Menjalankan bisnis pun bergantung pada dua kata, yakni suasana hati.     

Ada kebaikan dan kejahatan dalam melakukan sesuatu. Di wilayah abu-abu antara hitam dan putih, hampir tidak ada yang tidak mengetahui Aliansi Peretas Tiongkok.     

Jari putih Qiao Nian memencet perangkat lunak. Dari dalam muncul sebuah kotak dialog. Dia memasukkan kata sandi akun tersebut.     

Dalam kotak dialog itu muncul sebuah notifikasi: 'Sun sedang daring'     

Grup Obrolan terdiam selama tiga detik, sebelum akhirnya segera meledak.     

Selir Daji Menemaniku Bermain: 'Wah, gila! Mataku tidak buram, kan? Bos sedang daring?'     

Kontrol Pinggang Ramping: 'Mustahil'     

Guan Yan: 'Mungkinkah sistem kita telah diretas oleh pihak luar? Pinggang Ramping, coba kamu periksa'.     

Kontrol Pinggang Ramping: '…..'     

Kontrol Pinggang Ramping: 'Berapa kali aku bilang padamu baru mengerti? Aku ini Kontrol Pinggang Ramping, bukan Pinggang Ramping!'     

Guan Yan: 'Terserah. Coba periksa apakah perangkat lunakmu diretas. Akun bos pasti telah diretas'.     

Kontrol Pinggang Ramping: 'Persetan!'     

Melihat mereka bertengkar di dalam grup obrolan, Qiao Nian menyipitkan mata dengan penuh minat. Jarinya mengetik dengan cepat.     

Sun: 'Ini aku'.     

Selir Daji Menemaniku Bermain: 'Apakah kamu benar-benar bos? Matahari belum terbit dari barat. Bos, kenapa tiba-tiba muncul daring?'     

Sun: 'Bantu aku selidiki sesuatu'.     

Qiao Nian mengirim sebuah gambar.     

Kontrol Pinggang Ramping: 'Apakah ini barang langka? Setiap negara memiliki kontrol yang ketat. Bos, mengapa kamu mencari ini?'     

Qiao Nian menunduk. Jarinya mengetik dengan cepat.     

Sun: 'Aku memerlukannya. Bantu aku mencarinya apakah ada di dalam negeri? Bagaimanapun caranya, aku akan bayar dengan biaya berapa pun. Dapatkan sesegera mungkin'.     

Kontrol Pinggang Ramping: Oke, aku akan periksa dulu. Hal ini tidak mudah didapatkan. Bukan masalah uangnya. Aku akan mencari tahu keberadaannya lalu aku akan kembali menghubungimu'.     

Sun: 'Oke'.     

Selesai membalas pesan, Qiao Nian pun tidak melanjutkan melihat obrolan mereka. Dia langsung keluar dari perangkat lunak itu. Hal aneh terjadi begitu dia keluar dari perangkat lunak grup obrolan. Perangkat lunak dengan kotak merah kecil menghilang dari beranda ponsel, seolah-olah tidak pernah ada.     

Baru saja Qiao Nian mengembalikan ponsel ke tas bahunya, Shen Qingqing dan yang lainnya kembali dengan es krim sambil cekikikan. Qiao Nian mengeluarkan pil gula kecil dari bungkusan permen karet lalu melemparkan ke dalam mulut dan mengunyahnya perlahan.     

Sambil bersandar di kursi, Qiao Nian menyipitkan mata. Matanya tampak arogan. Tanpa memedulikan hal lain, dia teringat apa yang terjadi kemarin.     

Masalah tulang belakang Paman Chen tidak bisa ditunda lagi. Dia juga ingat kemarin anak lelaki yang ada di lantai 8 itu tampak pincang ketika berjalan. Hingga dia mendapatkan barang itu, dia akan membantu memeriksanya apa bisa digunakan. Jika bisa digunakan maka dia akan membantu mengobati Paman Chen dan anak lelaki itu.     

Pada saat yang hampir bersamaan.     

Ye Wangchuan membawa Ye Qichen kembali ke rumah sakit dengan bungkusan untuk sarapan. Mereka membuka pintu ruang perawatan. Selimut telah dilipat dengan rapi lagi. Orang yang tidur di atas ranjang dan barang-barangnya menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.