Menikahimu Sampai ke Tulang-tulangku

Kamu Benar-benar Marah?



Kamu Benar-benar Marah?

0

"Naik bus, lalu naik kereta bawah tanah." Jawab Xu Youyou jujur dan tidak berpikir ada yang salah dengan ini.

"Masih ada beberapa mobil di garasi, kamu bisa memilih salah satunya." Kata Mo Shenbai dengan nada datar, seolah dia berkata ada beberapa mainan di rumah yang bisa dia mainkan sesuka hati.

Mata jernih Xu Youyou dipenuhi dengan keterkejutan, ia kemudian menyentuh ujung hidungnya dengan malu-malu, "Terima kasih atas tawaranmu, tapi aku tidak bisa menyetir."

Bahkan, sekalipun dia bisa menyetir, dia tetap tidak akan mengendarai mobil pria itu.

Sejak dia kecil, neneknya telah mengajarkannya hidup mandiri dan tidak boleh mengambil keuntungan dari orang lain.

Mo Shenbai terdiam sejenak sebelum berkata dengan suara rendah, "Naik mobil."

Lupakan jika dia tidak tahu sebelumnya, sekarang dia sudah tahu, jadi dia tidak akan membiarkan gadis itu berjalan begitu jauh untuk naik bus, jika Xu Jialu yang seperti anjing itu sampai tahu, tamat sudah riwayatnya.

"Ha?" Xu Youyou tercengang kemudian buru-buru berkata, "Tidak perlu. Aku sudah sangat nyaman naik b–…."

Sebelum dia selesai bicara, pria itu sudah membungkuk dan masuk ke dalam mobil.

Suara Xu Youyou perlahan menghilang. Melihat sopir yang menunggu di dekatnya, dia merasa bersalah karena menunda waktu mereka, akhirnya dia membungkuk lalu duduk di mobil.

Begitu naik mobil, Mo Shenbai sibuk menatap ipad di tangannya. Pria itu tidak mengatakan sepatah kata pun selama perjalanan, dia bahkan tidak melirik Xu Youyou sama sekali.

Setengah jam kemudian, mobil berhenti di gerbang masuk Universitas Kota Mo. Xu Youyou lantas mengucapkan terima kasih, lalu bersiap turun dari mobil, tapi suara rendah Mo Shenbai tiba-tiba terdengar tenang, "Jam berapa kamu selesai kelas?"

Xu Youyou tidak tahu kenapa pria itu menanyakan ini, tapi dia menjawab dengan jujur, "Jam 4 sore."

Mo Shenbai mengangguk sedikit dan hanya bergumam, "Hmm." Setelah itu kembali diam.

Xu Youyou keluar dari mobil dengan bingung. Saat menutup pintu, dia berkata dengan sopan, "Tuan Mo, sampai jumpa."

Mo Shenbai tidak menjawab, dia masih menunduk melihat ipad-nya, seolah-olah tidak mendengarnya sama-sekali.

Xu Youyou tidak merasa kecewa karena telah diabaikan olehnya, dia juga tidak berpikir bahwa Mo Shenbai kasar dan sombong.

Lagi pula, pria itu adalah orang hebat yang terkenal. Jadi, wajar jika dia tidak ingin banyak berkomunikasi dengan mahasiswi biasa sepertinya.

.....

Pukul 4 sore, sinar matahari sudah tidak begitu terik. Begitu bel berbunyi, semua ruang kelas pun mulai riuh.

Guru juga tidak membuang waktu, mereka setelah memberikan tugas mereka menyelesaikan kelas tepat waktu.

Lukisan Xu Youyou masih belum selesai, sementara semua teman sekelasnya sudah pergi. Dia duduk sendirian di kelas untuk menyelesaikan lukisannya. Setelah selesai, dia kemudian mulai berkemas lalu keluar kelas.

Ketika sedang berjalan menuju gerbang kampus, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah pesan dari Su Lanxu yang menanyakan apa dia sudah selesai kelas. Gadis itu sedang berada di kedai teh susu di sebelah kampus dan mengajaknya untuk makan hotpot malam ini.

Mungkin karena telah meninggalkannya dan bersikap tidak setia kawan tadi malam, jadi dia secara khusus mentraktirnya hari ini sebagai bentuk permintaan maaf.

Xu Youyou menjawabnya dengan satu kata "Oke" dia pun langsung mempercepat langkahnya untuk menemui Su Lanxu.

"Youyou." Suara yang terdengar akrab terdengar dari kejauhan.

Begitu dia berbalik, dia melihat Lin Yin yang turun dari mobil Mercedes-Benz sedang berjalan ke arahnya.

Lin Yin mengenakan kaos polo putih kasual serta celana abu-abu. Dia berjalan melawan cahaya matahari, sehingga wajah tampannya tampak bersinar dan menarik perhatian banyak orang.

"Apa kamu kembali tinggal sendirian di kelas untuk melukis?" Lin Yin mengerucutkan bibirnya dan bertanya lembut seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

Xu Youyou menjawab dengan gumaman, "Hmm." Sebelum Lin Yin sempat menjawab, dia menambahkan, "Ada apa?"

Sikap dinginnya mengejutkan Lin Yin. Pria itu kemudian tersenyum sambil berkata, "Kamu benar-benar marah?"

Dia mengangkat tangannya, hendak mengusap kepala Xu Youyou.

Hanya saja, sebelum ujung jarinya berhasil menyentuh rambut Xu Youyou, gadis itu lebih dulu melangkah mundur untuk menghindari tangannya.

Tangan Lin Yin membeku di udara, senyum di sudut mulutnya pun perlahan mulai mengeras…


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.