Menikahimu Sampai ke Tulang-tulangku

Anjing Mo Akan Datang?



Anjing Mo Akan Datang?

0

Mungkin, akan lebih baik jika dia bisa kehilangan sebagian ingatan dan melupakan cintanya pada Lin Yin, jadi dia tidak akan sedih karena ditinggalkan pria itu.

Xu Youyou menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, meletakkan buku harian tersebut di dalam laci meja lalu menguncinya.

"Ekhem ekhem…" Suara dehaman ringan terdengar dari ambang pintu.

Xu Youyou menoleh ke belakang dan melihat Xu Jialu yang entah sejak kapan sudah bersandar di pintu. Mungkin pria itu baru saja bangun, wajahnya masih terlihat suram, rambutnya juga berantakan. Tapi dia masih tetap tampan sekalipun berantakan. Pria itu menatapnya mengejek, "Apa dengan mengunci buku harianmu, maka kamu bisa melupakan si bajingan Lin Yin?"

"Bukan berarti aku sudah melupakannya." Xu Youyou mengerucutkan bibirnya sambil menatapnya penuh arti.

Xu Jialu tampaknya baru mengingat sesuatu, dia mengerjapkan mata lalu berkata, "Aku sudah sangat lapar, aku makan dulu."

"Tuan Mo akan datang untuk makan malam, malam nanti. Jadi jangan mengatakan sesuatu yang aneh." Pinta Xu Youyou gelisah.

Xu Jialu segera menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Xu Youyou, "Anjing Mo akan datang?"

"Dia punya nama. Lagi pula, apakah pantas bagimu untuk menyebut sahabat sekaligus Bosmu seperti itu?" Cebik Xu Youyou.

"Dia memperlakukan kakakmu seperti anjing, kenapa kamu tidak mengatainya jahat karena hal itu?" Xu Jialu meliriknya, "Kamu tidak menyukainya, kan? bagaimana kamu bisa secepat itu….."

"Bagaimana mungkin!" Xu Youyou langsung membantah. Mungkin reaksinya terlihat begitu cepat, tapi dia seperti tengah berusaha untuk menutupi sesuatu.

Xu Jialu tidak menjawab, dia menyilangkan tangannya di dada sambil tersenyum.

Merasa ada yang salah, Xu Youyou pun memberi penjelasan, "Sungguh, tidak, Aku baru saja putus dengan Lin Yin, bagaimana aku bisa memikirkan hal-hal seperti itu."

Setelah itu, dia tak bisa menahan diri untuk bergumam, "Kata-katamu membuatku terlihat seperti gadis gampangan yang tak berperasaan….."

"Aku hanya mengatakannya dengan santai, apa yang membuatmu panik?" Xu Jialu menatapnya penuh tanya.

"Dari sisi mana aku terlihat panik?" Xu Youyou menatapnya seraya berkata dengan tegas, "Aku hanya tidak menyukainya, tidak, tidak, tidak."

"Oke, jika kamu berkata tidak, maka itu memang tidak….." Xu Jialu membuat postur menyerah dengan mengangkat kedua tangannya ke atas dan berkata acuh, "Intinya, Mo Shenbai memang teman yang baik. Tapi, keluarga Mo adalah keluarga yang rumit, jadi jangan sampai terlibat dengan mereka."

Xu Youyou mengangguk, "Aku tahu."

Xu Jialu akhirnya berbalik dan turun ke lantai bawah seraya berteriak, "Bibi Pei, aku lapar. Apa ada sesuatu yang bisa kumakan…."

"Ada. Tuan Muda, tolong kecilkan suaramu, Nyonya Besar baru saja tidur…." Suara tertahan Bibi Pei terdengar dari lantai bawah.

Xu Youyou berbalik sambil tersenyum, matanya tertuju pada iPad yang terlihat mengintip dari dalam tasnya.

Ketika dia membuka aplikasi untuk menggambar, dia melihat ilustrasi yang belum ia warnai. Bibir cerinya sedikit melengkung ke atas, suara pelannya terdengar seakan bergumam pada dirinya sendiri, "Keluarga Mo adalah keluarga yang rumit, pasti tidak mudah untukmu menjalani hidup selama ini…."

  ***

Seluruh kota diselimuti oleh sisa-sisa cahaya matahari terbenam, memudarkan langit cerah di hari itu, membuatnya terlihat seperti lukisan yang indah.

Suara tawa terus terdengar dari kediaman keluarga Xu dari waktu ke waktu. Dengan adanya Xu Jialu, suasana rumah akan selalu terasa hidup. 

Tuan Xu tidak ada di rumah di siang hari, jadi ketika dia melihat keberadaan sang putri, dia sontak bertanya cemas, "Apakah Ibumu memberikan kartunya? Kamu dapat membeli apapun yang kamu inginkan. Jangan segan."

"Sudah, Ayah." Jawab Xu Youyou sambil tersenyum, "Sebenarnya, tidak ada yang ingin aku beli. Ayah dan Ibu tidak harus selalu memberiku uang."

"Tidak salah jika seorang gadis untuk menabung lebih banyak." Tuan Xu merasa sangat berhutang budi pada putri kecilnya ini. Dia tidak tahu harus menebusnya dengan menggunakan apa, jadi dia hanya bisa menggunakan cara paling kuno dan praktis—--memberi uang!

Xu Jialu kesal mendengar ini, "Ayah, Ibu, kalian tidak adil. Kalian memberinya kartu ATM di Festival Pertengahan Musim Gugur! Bagaimana denganku? Di mana kartuku?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.