Menikahimu Sampai ke Tulang-tulangku

Nenek Lin bersandar dengan nyaman di bantalan kepala di sofa, dia memegang secangkir teh, menyesapnya sebelum kemudian menyapu pandangannya ke arah pemuda yang turun dari lantai atas.     

"Kamu bisa menyerah sekarang."     

Wajah Lin Yin terlihat muram, dia mengepalkan tangan di dalam saku celana, kemudian berkata keras, "Awalnya kalian yang memaksaku menerima pernikahan ini, tapi sekarang kenapa Nenek menyuruhku menyerah?"     

Nenek Lin menghela nafas pelan, "Aku tahu, kamu marah karena aku memisahkanmu dengan Bai Qingyu. Tapi, bahkan tanpa Xu Youyou pun, orang tuamu tetap tidak akan menerima Bai Qingyu."     

Lin Yin berjalan ke hadapannya, masih belum menyerah, "Nenek, Nenek dan Nenek Xu sudah berteman selama bertahun-tahun, tolong pikirkan lagi."     

Nenek Lin meletakkan cangkirnya dan menggelengkan kepala, sikapnya tampak tegas.     

"Nenek…."     

Lin Yin ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Nenek Lin mengangkat tangan untuk menghentikannya, "Aku memintamu menikahi Xu Youyou karena kesepakatan kedua keluarga, sekarang setelah perjodohan itu dibatalkan, mungkin sebaiknya kamu memang tidak menikahinya."     

Lin Yin mengerutkan kening, dia tidak terlalu mengerti maksud neneknya.     

Nyonya Lin tersenyum masam, "Menurutmu, kenapa keluarga Xu mengasingkan Xu Youyou saat itu, apa kamu benar-benar berpikir kalau dia dikirim ke pedesaan untuk memulihkan dirinya?"     

"Itu…."     

"Gadis itu tidak menangis ataupun tertawa saat lahir, tapi dia langsung bisa bicara sejak pertama kali dia membuka mulut, dia monster!!" Lambat laun, ketika Nenek Lin melihat gadis itu sangat patuh dan penurut, dan kebetulan Lin Yin yang juga terjerat dengan gadis bermarga Bai, maka dia mengambil kesempatan ini untuk memisahkan sang cucu dengan gadis pujaannya itu.     

Jika tidak, Nenek Lin sendirilah yang akan mencari alasan untuk memutuskan perjodohan mereka.     

Mata Lin Yin menunjukkan keterkejutan, "Langsung bisa bicara? Bagaimana mungkin?"     

"Kenapa tidak mungkin?" Nenek Lin mencibir, "Keluarga Xu mengira mereka bisa menyembunyikannya. Jika aku tidak menguping hari itu, aku juga tidak akan tahu kalau Cheng Ying melahirkan monster seperti itu!"     

Begitu kata monster terucap, segala kasih sayang dan sikap baik yang baru saja Nenek Lin tunjukkan seperti lenyap tak berbekas.     

Lin Yin tertegun, dia tidak bisa menerima kata-kata Nenek Lin. Dia merasa wanita tua itu sengaja mengarangnya untuk membuat dirinya menyerah. 'Mana mungkin seseorang bisa bicara sejak lahir?!!'     

Mata tua Nenek Lin jatuh pada hadiah yang teronggok di lantai, dia perlahan berkata, "Lihatlah penampilan gadis itu hari ini, orang yang dinikahinya pasti kaya. Sudah waktunya kamu menghilangkan perasaanmu dan meminta kedua orang tuamu untuk mencarikan calon yang cocok untukmu. Kamu pasti akan bertemu dengan seseorang yang kamu suka."     

Lin Yin menunduk, dia mengepalkan tangan di balik punggungnya dan menggertakkan gigi tanpa mengatakan apa-apa.     

…..     

Xu Youyou melepaskan tangan Mo Shenbai setelah mobil melaju. Gadis itu duduk di dekat jendela dengan kepala menunduk tanpa mengatakan apa-apa, seolah dirinya tengah diselimuti awan gelap.     

Mo Shenbai tidak mengerti kenapa Xu Youyou tiba-tiba kembali murung. Dia memijat alisnya pelan, tidak tahu alasan kenapa Xu Youyou murung, dan tidak tahu harus bagaimana membujuknya.     

Suasana di dalam mobil itu begitu hening.     

Xu Youyou menekuk jari-jarinya, memikirkan tatapan Lin Zhihuan pada Mo Shenbai. Rasa-rasanya Xu Youyou ingin sekali memakan perempuan itu, hatinya sangat kesal.     

Tentu saja Xu Youyou tahu bahwa itu bukan salah Mo Shenbai. Bukan salahnya jika dia menarik dan kaya sehingga bisa memikat gadis-gadis dengan ketampanan dan uangnya. Tapi Xu Youyou tetap merasa kesal!     

Lin Zhihuan memiliki wajah yang standar, tubuhnya langsing, ditambah dengan kecintaannya melakukan perawatan tubuh dan merias wajah serta berpakaian bagus, jadi ada banyak pria normal yang menyukainya. 'Apakah Mo Shenbai menyukai Lin Zhihuan?'     

Xu Youyou begitu tenggelam dalam pikirannya sehingga tanpa sadar dia memiringkan kepala untuk memperhatikan Mo Shenbai.     

Mo Shenbai yang merasa gadis itu tengah menatapnya dengan aneh pun mengernyit, "Kenapa?"