Menikahimu Sampai ke Tulang-tulangku

Dulu Aku Punya Keyakinan, Tapi Kemudian Runtuh



Dulu Aku Punya Keyakinan, Tapi Kemudian Runtuh

0Xu Youyou berada agak jauh dari orang-orang yang sedang membicarakannya, mereka juga sengaja memelankan suara dan memang Xu Youyou tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan dengan jelas, tapi terkadang ada satu dua kata yang terbawa angin hingga masuk ke telinganya, seperti…     

"Tidak normal" ""Sakit…" "Bunuh diri…."     

Tangan Xu Youyou yang sedang memegang kuas sontak berhenti, bulu mata tebalnya yang lentik sedikit bergetar, dia menurunkan pandangannya untuk menutupi tatapan muramnya.     

Hari ini dia keluar mengenakan topi dan syal. Dia meletakkan kuasnya, menarik topi hingga menutupi telinga lalu menarik syalnya ke atas hingga menutupi bibir sampai hanya memperlihatkan hidung agar bisa bernafas dengan lancar, kemudian kembali melanjutkan melukis.     

Siang harinya, mereka semua kembali ke kota untuk makan bersama. Setelah makan mereka beristirahat sejenak dan kembali ke jembatan untuk lanjut melukis, memanfaatkan sinar matahari dan kehangatannya.     

Karena suhu yang naik di siang hari, udara jadi agak panas, Xu Youyou pun melepas topi, syal serta mantelnya.     

Dosen Kang datang dan berjongkok di sampingnya, memandang lukisan yang dibuat Xu Youyou lamat-lamat, "Lukisanmu sangat bagus, kamu benar-benar mahasiswi paling berbakat yang pernah kutemu."     

Xu Youyou tersenyum, "Terima kasih, Dosen Kang terlalu berlebihan."     

Dosen Kang langsung duduk di atas rerumputan yang layu, dia memandang danau yang berkilau akibat cahaya matahari sambil berkata perlahan, "Apa kamu tahu? Seringkali, kejeniusan dan kegilaan seseorang hanya dipisahkan oleh sebuah garis tipis. Aku telah melihat banyak seniman yang jatuh ke dalam kegilaan dan fantasi yang mereka buat. Terkadang mereka tidak dapat membedakan mana kenyataan dan mana fantasi."     

Xu Youyou menoleh dan memandangnya, dia tidak mengerti apa yang dimaksud dengan oleh Dosen Kang itu. 'Kenyamanan? Atau dia pikir aku juga gila?     

Dosen Kang menoleh dan menatapnya, ia tersenyum sambil berkata, "Tapi, aku melihat kehangatan, warna, dan… harapan dalam karyamu."     

Pria itu berhenti sesaat sebelum kemudian menambahkan, "Dan perasaan itu menjadi semakin jelas belakangan ini."     

Xu Youyou tercengang, matanya tertuju pada lukisannya sendiri, ekspresinya sedikit kosong. 'Benarkah? Kenapa aku tidak menemukannya!'     

"Apa hatimu memiliki keyakinan, atau kamu memiliki pilar spiritual yang bisa membawamu ke tempat yang penuh cahaya?"     

Dosen Kang ingat bahwa lukisan Xu Youyou tidak seperti ini saat pertama kali gadis itu masuk ke kelasnya dulu.     

Xu Youyou terdiam. Setelah berpikir sejenak dia berkata, "Dulu aku punya keyakinan, tapi kemudian runtuh, sekarang… aku juga tidak tahu."     

Apa yang sebenarnya mendukung dunia spiritual seseorang?     

"Tidak!" Dosen Kang menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tegas, "Keyakinanmu belum runtuh. Aku telah melihat semua lukisanmu baru-baru ini. Aku tidak bisa menemukan rasa sakit atau kebingungan lagi dalam lukisanmu. Sebaliknya, aku merasa kamu semakin teguh dan percaya diri!"     

Xu Youyou mengerjap, alisnya berkerut, sementara mata rusanya terlihat kosong, 'Apa begitu?'     

Dosen Kang merasa gemas dengan penampilan imutnya, "Mungkin kamu belum menyadari isi hatimu yang sebenarnya. Itu tidak masalah. Gambarlah dengan baik, mungkin itu akan menuntunmu untuk menemukan keyakinanmu!"     

Xu Youyou tidak begitu mengerti, tapi dia mengangguk linglung.     

Cahaya emas matahari senja mulai jatuh di ufuk barat, Dosen Kang dan para mahasiswa kembali ke hotel satu demi satu. Sedangkan Xu Youyou masih begitu asyik dengan lukisannya hingga benar-benar tidak mendengar apa yang dikatakan orang-orang di sekitarnya dan hanya bergumam 'hmm' sampai—-     

"Lupakan!"     

Akhirnya, dia tidak bisa menahan bersin dan menggosok hidungnya. Baru kemudian dia menyadari jika langit sudah mulai gelap dan angin dingin telah berhembus, dia kedinginan hingga nyaris mati rasa, bahkan jari-jarinya pun membeku.      

Dia mengenakan mantelnya lebih dulu sebelum pergi ke sungai untuk mencuci kuas dan papan gambar, lalu berkemas dan kembali ke hotel sambil terus bersin di sepanjang jalan.     

Setibanya di hotel dia menemukan jika semua orang-orang sudah makan. Beberapa anak laki-laki sedang bermain kartu di lobi hotel, sementara para gadis berkumpul untuk menonton TV dan membicarakan tentang kosmetik atau drama TV mana yang menarik baru-baru ini.     

Xu Youyou kembali ke kamarnya, meletakkan tas papan gambar, menuangkan segelas air panas dan meneguknya.     

Belum sampai dua tegukan, tiba-tiba terdengar suara ketukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.