Suami Dingin Tapi Kaya

Pertanyaan yang Sangat Bagus



Pertanyaan yang Sangat Bagus

0Mu Wan mulai waspada mendengar nada suara Mu Han yang seperti itu. Dengan tenang, ia membunyikan bel di samping tempat tidurnya.     

Tapi ternyata Mu Han melihatnya dan ia langsung meraih tangan Mu Wan!     

"Kenapa, aku bahkan belum mulai, tapi kamu sudah tidak sabar untuk memanggil orang?"     

Tubuh Mu Wan masih sangat lemah, sehingga ia tidak memiliki tenaga untuk menarik tangannya. Ia hanya menatap Mu Han, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"     

Ia tidak mengerti dengan rasa benci Mu Han. Meskipun wanita itu selalu bersikap buruk pada dirinya karena masalah Jiang Ziheng, tapi sekarang ia sudah bersama dengan Gu Han dan harusnya tidak ada lagi alasan baginya untuk memendam rasa cemburu dan benci pada dirinya. Selain itu, Mu Wan sudah meminta Gu Tingyuan untuk melepaskan wanita itu terakhir kali, tapi sepertinya ia terlalu berbaik hati pada wanita itu.     

Mu Han mencibir, "Oh, apa yang ingin kulakukan? Pertanyaan yang sangat bagus..."     

Setelah mengatakannya, raut wajah Mu Han berubah jadi semakin garang. Ia menyeret Mu Wan dari tempat tidur dan menjatuhkannya ke lantai.     

Mu Wan sampai mengerutkan kening karena kesakitan. Ia sungguh tidak mengerti apa yang diinginkan Mu Han. Ia berusaha keras untuk berdiri.     

Tapi belum sempat dia berdiri, punggung tangannya langsung diinjak oleh Mu Han, seolah ingin menghancurkannya tanpa ampun!     

Sambil menahan rasa sakitnya, Mu Wan sungguh tidak ingin berteriak di depan keluarga Mu Qingsong ini.     

Mu Wan memalingkan tatapannya dan secara tidak sengaja melihat tabung infus yang tertancap jarum suntik ada di tong sampah di sampingnya. Itu merupakan ulah Helian yang melemparkannya sembarangan.     

Dengan kebencian yang sudah membuncah di hatinya, Mu Wan segera mengambil jarum suntik itu dan dengan sekuat tenaga menusuknya ke punggung kaki Mu Han.     

"Ahh!"     

Mu Han menjerit kesakitan dan ia langsung mengangkat kaki yang ia gunakan untuk menginjak tangan Mu Wan sebelumnya.     

Saat itu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari pintu bangsal. Mu Han segera mencabut jarum yang ada di kakinya dan berpura-pura membantu Mu Wan yang jatuh di lantai.     

"Wan Wan, kamu tidak apa-apa, 'kan? Ayo bangun!"     

Suster yang baru masuk kebetulan melihat hal tersebut dan langsung bertanya, "Apa yang terjadi?"     

"Suster, kebetulan sekali. Adikku tidak sengaja jatuh dari tempat tidurnya. Tolong bantu aku untuk memapahnya..."     

Suster yang mendengar itu segera membantu Mu Han untuk menaikkan Mu Wan ke ranjang rumah sakit.     

Raut wajah Mu Han tampak memelas, "Kamu ini ya, dokter sudah mengatakan bahwa kamu masih terlalu lemah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Aku tahu kamu tidak mau bertemu denganku karena masalah Ziheng. Baiklah aku akan pergi, tapi kamu jangan menyakiti dirimu lagi."     

Suster yang melihat Mu Han itu akhirnya sadar bahwa dialah yang tadi menanyakan tentang bangsal Mu Wan dan mengatakan bahwa ia adalah sepupu Mu Wan.     

Mu Wan menatap Mu Han dengan tatapan dinginnya. Tampangnya yang bermuka dua ini benar-benar diwarisi dari Mu Qingsong, ayah dan anak memang sama saja!     

"Wan Wan, kamu harus istirahat dengan baik. Aku akan menjengukmu lagi lain waktu."     

Setelah mengatakannya, Mu Han berbalik dan pergi dengan raut wajah sedihnya.     

Suster memandang mereka berdua lalu menoleh pada Mu Wan, "Direktur Helian berkata bahwa Anda belum bisa bangun dari tempat tidur dan harus istirahat dengan baik dulu."     

Mu Wan melirik suster itu sekilas. Seharusnya ia tidak perlu repot-repot menjelaskan pada orang yang sama sekali tidak mempedulikannya.     

Setelah melihat bahwa Mu Wan baik-baik saja, suster itu berbalik dan langsung pergi.     

Mu Wan mengangkat tangannya dan melihat punggung tangan yang sudah bengkak karena diinjak sepatu hak tinggi Mu Han tadi, bahkan sebagian kulitnya robek dan berlumuran darah.     

Tidak peduli sebesar apa Mu Han membenci dirinya dulu, wanita itu tidak pernah melakukan hal seperti ini. Bagaimana bisa dia datang langsung ke rumah sakit hanya untuk menantangnya? Apa dia tidak takut Mu Wan akan memberitahu Gu Tingyuan?     

Meskipun ia tidak pernah melakukannya, tapi dengan kejadian yang terakhir kali, Mu Han seharusnya masih takut pada Gu Tingyuan.     

Selama ia memikirkannya, ternyata langit sudah terang.     

Pintu bangsal terbuka lagi dan Jing Yihan masuk dengan membawa sarapan, "Wan Wan, kamu sudah bangun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.