Suami Dingin Tapi Kaya

Apa Kamu... Tidak Kepanasan?



Apa Kamu... Tidak Kepanasan?

0Jelas-jelas itu panas, apa Gu Tingyuan tidak merasakannya?     

"Buka mulutmu."     

Setelah kembali sadar, pria itu sudah mengarahkan makanan di depan mulutnya.     

Dengan patuh, ia membuka mulut dan memakan mie itu, tapi tetap saja ia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apa kamu... tidak kepanasan?"     

Pria itu meliriknya. Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya, "Apa kamu tidak lapar?"     

Mu Wan tertegun sejenak. Ia menatap lurus pada tampang pria yang sebelumnya menyuapkan mie padanya.     

Jadi pria itu takut dirinya lapar, bahkan ia menahan panasnya mangkuk mie yang baru dimasak itu hanya karena tidak mau melihat dirinya kelaparan?     

Tiba-tiba semuanya tampak tidak nyata. Mu Wan langsung melihat ke sekelilingnya.     

Apa dia bermimpi lagi?     

"Apa yang kamu lihat?"     

Melihat wanita itu melihat sekelilingnya, Gu Tingyuan langsung mengerutkan kening dan bertanya padanya.     

Wanita itu tertegun sejenak dan berujar, "Tidak, bukan apa-apa."     

Ia menghabiskan semangkuk mie ayam itu di bawah 'kehati-hatian' pria di hadapannya.     

Gu Tingyuan keluar dari kamar dengan membawa mangkuk dan sumpit di tangannya, setelah itu ia tidak kembali lagi.     

Malam yang sunyi.     

Untuk sementara, Mu Wan masih tenggelam dalam sikap lembut pria itu malam ini dan semuanya terasa seperti mimpi.     

Setelah terdiam untuk waktu yang cukup lama, wanita itu menoleh untuk melirik jam di dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam dan Mu Wan bersiap untuk berbalik dan menutup matanya.     

"Klik."     

Saat itu, tiba-tiba terdengar suara kenop pintu yang terbuka.     

Ia yang baru saja berbaring langsung berbalik dan menatap pintu itu dengan sedikit waspada.     

Biasanya, Gu Tingyuan tidak akan datang ke kamar tidur utama di saat seperti ini.     

Di bawah cahaya yang remang-remang itu, wajah tampan Gu Tingyuan diselimuti bayangan yang memperlihatkan raut misteriusnya.     

Mu Wan tertegun dan menatap kosong ke arah pria itu.     

"Kamu..."     

Gu Tingyuan mengira kalau wanita itu sudah tidur, tapi ia malah mendapati wanita itu duduk tegak setelah melihat dirinya. Raut wajahnya tidak berubah dan ia langsung menuju ranjang. Setelah itu, ia berjalan menuju ruang ganti untuk mengambil bathrobe dan masuk ke kamar mandi.     

Mu Wan tampak malu dan ia masih menatap kosong pada pintu kamar mandi yang ditutup itu.     

Pria itu mandi di kamar utama malam ini?     

Saat ia berbaring lagi, suasana hatinya jadi tidak setenang sebelumnya, seolah ada sesuatu yang bergejolak di dadanya dan membuatnya merasa gelisah.     

"Jangan berdebar lagi!" Ia menepuk dadanya dan ia sendiri tidak tahu dirinya sedang bicara dengan siapa.     

Teringat kembali dengan perubahan sifat pria itu yang tiba-tiba jadi lembut, ia jadi merasa khawatir... apa mungkin saat selesai mandi, pria itu akan langsung berbaring di sampingnya?     

Memikirkan kemungkinan itu, Mu Wan mengepalkan tangan, lalu menggigit ringat ibu jarinya sambil tenggelam dalam pikirannya.     

"Krekk!"     

Tidak tahu sudah berapa lama pastinya, tiba-tiba suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat seluruh tubuh Mu Wan bergetar hebat.     

Tapi ia tidak bergerak sedikit pun. Ia tetap berbaring dengan tenang dan menutupi tubuhnya dengan selimut dan hanya memperlihatkan kepala saja.     

Saat Gu Tingyuan keluar, wanita itu langsung pura-pura tidur.     

Diam-diam ia mendengar suara langkah Gu Tingyuan yang meninggalkan ruangan itu, setelah itu ia mendengar suara pintu yang dibuka.     

Tapi... setelah menunggu beberapa saat, ia tidak bisa diam begitu saja. Ia mengerutkan kening dan dengan perlahan, ia membuka matanya.     

Kenapa ia tidak mendengar suara pintu itu tertutup? Mungkinkah pria itu tidak benar-benar pergi?     

Gu Tingyuan mengenakan sandal katun berwarna abu-abu gelap dan menginjakkan kaki di karpet Persia di sana. Samar-samar, Mu Wan masih mendengar suara langkah kaki yang berisik.     

Diam-diam Mu Wan mengintip dan setelahnya ia mendapati Gu Tingyuan yang sedang memasukkan pakaiannya ke ruang ganti dan setelah itu, dia berbalik. Mu Wan segera menutup matanya karena berpikir pria itu akan pergi sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.