Suami Dingin Tapi Kaya

Keterkejutan Jing Yihan



Keterkejutan Jing Yihan

0"Cihh, memangnya itu masalah besar sampai kamu menyuruhku mempersiapkan diri lebih dulu?"     

"Tentu saja."     

Jing Yihan menatapnya aneh, tapi kali ini ia menurutinya.     

Ia menarik dan menghembuskan napas, lalu duduk dengan tegak, "Sudah, sekarang katakan!"     

"Aku menikah dengan Gu Tingyuan." Mu Wan mulai bicara.     

Jing Yihan yang baru saja sudah bersiap hampir jatuh dari kursinya.     

Ia menatapnya dengan tatapan kaget, "Apa yang kamu katakan?"     

Mu Wan tidak mengatakan apapun. Begitu melihat tatapannya, ia tahu bahwa Jing Yihan telah mendengar perkataannya dengan jelas.     

Setelah beberapa saat, Jing Yihan membuka mulutnya yang hampir membeku.     

"Menikah, menikah dengan Gu Tingyuan?"     

"Iya."     

Jing Yihan semakin tercengang.     

"Mu Wan, kamu sedang bercanda ya?"     

Mu Wan menggelengkan kepalanya, "Tidak."     

"Tidak, kamu mengatakan menikah dengan Gu Tingyuan, bagaimana bisa? Bukankah dia sangat membencimu?"     

"Benar."     

"Lalu kenapa berkata bahwa kamu menikah dengannya?"     

"Kami memang menikah." Mu Wan menanggapi temannya itu dengan tenang.     

Jing Yihan benar-benar tidak mempercayai apa yang baru saja di dengarnya.     

Ia tahu dengan jelas apa yang terjadi antara Gu Tingyuan dan Mu Wan tiga tahun lalu.     

Setelah Mu Wan meninggalkannya, Gu Tingyuan pergi ke luar negeri. Hubungan mereka yang tadinya sangat dekat berubah menjadi sangat asing satu sama lain.     

Saat mengetahui keputusan Mu Wan saat itu, ia sangat marah karena meninggalkan orang yang sangat sempurna seperti Gu Tingyuan. Ia memilih untuk meninggalkan Gu Tingyuan karena kematian ayahnya. Awalnya itu hanyalah kecelakaan, tapi kakeknya malah menaruh rasa benci padanya dan itu hanya karena amarahnya.     

Setelah kejadian itu, Gu Tingyuan jadi sangat membencinya. Tapi bagaimana bisa setelah kembali dari luar negeri... ia malah menikahinya?     

Oh, ia mengerti!     

Ini hanya balas dendam semata!     

Akhirnya Jing Yihan menyadarinya.     

"Mu Wan, kamu yakin kamu tidak gila, 'kan?     

"Gila apanya?"     

"Lalu kenapa kamu menikahinya? Jangan katakan bahwa itu karena 'cinta'." Ia tahu dengan jelas kejadian tiga tahun lalu. Gu Tingyuan pasti sudah sangat membencinya dan tidak mungkin juga ia menikahinya dengan alasan 'cinta'.     

"Tentu saja bukan karena cinta."     

"Kamu bodoh ya, sudah tahu dia membencimu tapi kamu masih mau menikahinya?"     

"Demi Mu Cheng, aku tidak punya pilihan lain."     

"Tidak, lalu mengapa kamu menikah dengannya?"     

Jing Yihan tertegun sejenak, "Maksudmu, kamu menikahi Gu Tingyuan karena berharap dia bisa membebaskan Mu Chen?"     

Apa yang bisa ia bantu?     

Dengan sifat Gu Tingyuan yang sudah sangat membenci Mu Wan, bagaimana bisa ia masih bersedia menolongnya?     

"Bukan."     

Lagi-lagi Jing Yihan tertegun.     

"Lalu kenapa kamu menikahinya?"     

"Gu Han adalah sepupunya. Hanya dengan menikahinya, aku bisa memasuki Yujing Manor."     

Jing Yihan terdiam, "..."     

Jadi, ia memiliki tujuan lain untuk menikahinya? Jika Gu Tingyuan tahu tentang itu, bukankah ia akan semakin membenci Mu Wan?     

"Mu Wan, memangnya kamu punya berapa nyawa sampai berani melakukannya? Apa kamu tidak takut jika Gu Tingyuan akan menelanmu hidu-hidup saat dia tahu hal itu?"     

Mu Wan masih terlihat tenang.     

Bagaimanapun ia tidak punya apa-apa lagi. Selama ia bisa menyelamatkan Mu Chen, ia tidak masalah akan hal itu.     

"Dua."     

Mu Han mengerutkan keningnya, "Apa?"     

"Tiga tahun lalu aku sudah mati sekali, kali ini juga sepertinya sama."     

Mu Han merasa malu.     

Lalu ia menjawab dengan serius.     

"Tidak, Wan Wan... kamu berkata bahwa tiga tahun lalu kamu sudah cukup berusaha dan tidak mudah untuk keluar dari rumah Gu Tingyuan, tapi kenapa kamu malah terjebak lagi?"     

Dia melihat teman baiknya itu. Mu Wan tahu Jing Yihan pasti takut jika Gu Tingyuan akan balas dendam padanya. Tapi ia benar-benar tidak punya pilihan lain selain 'setuju' dengan pernikahan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.