Suami Dingin Tapi Kaya

Otaknya Sudah Dicuci karena Perasaannya!



Otaknya Sudah Dicuci karena Perasaannya!

0"Ayo kita cari makan!"     

Jing Yihan menatapnya dengan aneh, "Katakan dengan jujur, apa ada yang kamu sembunyikan dariku?"     

Mu Wan terkejut, "Aku sudah memberitahumu semuanya, memangnya yang mana lagi?"     

"Kamu sudah menikah dengan Gu Tingyuan, tapi kenapa mereka masih memanggilmu dengan 'nona Mu' dan bukan 'nyonya Mu'?     

Mu Wan tertegun sejenak, ia berhenti dan berbalik melihat temannya itu.     

Ia terlalu pandai bersandiwara. Melihat wajah tenangnya, Jing Yihan jadi tidak bisa berkata apa-apa.     

"Bukankah itu normal?" jawab Mu Wan sambil tertawa.     

"Normal?"     

"Iya. Walaupun aku sudah menikah dengannya, tapi kami tidak pernah merayakan pesta pernikahan. Menurutmu kenapa?"     

Jing Yihan berpikir sejenak, lalu ia berkata, "Dia tidak ingin orang lain tahu tentang hubungan kalian berdua?"     

Mu Wan mengangguk, "Tepat sekali."     

"Dasar jahat!"     

"Memang itu normal karena dia memang tidak sungguh-sungguh ingin menikahiku."     

"Tapi kamu sudah menikah dengannya, dia juga berani menjadikanmu istrinya. Kenapa masih takut untuk memberimu nama panggilan?"     

Mu Wan tertawa ringan, lalu ia menarik tangan temannya sambil berjalan, "Kamu lupa ya, dia itu menikahiku bukannya untuk 'membahagiakan' atau memberiku nama panggilan."     

Jing Yihan bertanya, "Kamu mengakuinya?"     

"Tentu!"     

"Kamu bodoh ya!?" kata Jing Yihan yang sudah tersulut emosi.     

Mu Wan tertawa ringan, "Aku tidak berpikir aku seperti itu."     

"Tentu saja, itu karena otakmu sudah dicuci oleh perasaanmu padanya!"     

Mu Wan hanya tertawa dan tidak berkata apa-apa lagi.     

Gu Tingyuan bahkan tidak pernah memberikan hatinya pada Mu Wan, jadi kenapa ia harus peduli dengan status atau pernikahan mereka.     

Kedua orang itu melanjutkan perjalanan mereka. Tapi tiba-tiba saja Mu Wan merasa pusing dan pandangannya sedikit kabur.     

Jing Yihan yang berjalan di sebelahnya akhirnya menyadari keanehannya. Ia menoleh dan langsung mendapati wajah pucat Mu Wan.     

Ia langsung gugup dan bertanya dengan takut, "Ada denganmu?"     

Mu Wan berusaha mengumpulkan kesadarannya, ia menoleh dan sambil tersenyum berkata pada Jing Yihan, "Tidak apa-apa."     

"Tapi barusan kamu..." Ia seperti akan pingsan barusan. Jika saja ia tidak menahan lengannya, mungkin Mu Wan akan langsung jatuh pingsan.     

"Aku hanya kurang tidur saja akhir-akhir ini." Ia mencari alasan lain agar temannya tidak khawatir.     

"Benarkah?"     

"Iya, kamu tahu sendiri walaupun suasana hatiku tidak terlalu baik, tapi tubuhku selalu baik-baik saja!"     

Jing Yihan meliriknya dengan curiga.     

Wajahnya sepucat kertas barusan, tapi tubuhnya baik-baik saja? Luar biasa!     

"Kita ke rumah sakit sekarang."     

"Tidak perlu, nanti aku akan meminta Gu Tingyuan untuk memanggilkan dokter pribadinya untuk memeriksa."     

"Kalau begitu kamu harus ingat untuk memeriksakannya."     

"Iya!"     

Akhirnya mereka berdua menemukan restoran dan memesan hotpot dan omelet, ditambah dengan salad buah dan dua gelas jus segar.     

Restoran ini hanya restoran biasa. Oleh karena itu Qin Feng dan supirnya tidak perlu masuk ke dalam. Tapi mereka tetap berada di pintu yang dilapisi jendela kaca untuk melihat apa saja yang Mu Wan lakukan. Bisa dikatakan bahwa Qin Feng sangat takut jika Mu Wan lolos dari pantauannya barang sebentar saja.     

Melihat seluruh kota Yu, ia tahu bahwa tuan Gu mungkin menunjukkan sikap seolah ia tidak peduli, tapi sebenarnya ia sangat mengutamakan keselamatan nona Mu.     

Caranya menunjukkan 'kepeduliannya' mungkin akan membuat orang salah paham. 'Peduli' yang ia maksud mungkin akan diartikan sebagai 'mengawasi' saja.     

"Sudah lama aku tidak makan di sini, tapi rasanya masih saja enak!" Jing Yihan makan dengan lahap.     

Sebenarnya kondisi keluarganya biasa saja. Alasan mengapa hubungannya dan Mu Wan sangat baik adalah karena Mu Wan sering membantunya. Persahabatan mereka sangat berharga dan tidak dapat diukur dengan apapun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.