Suami Dingin Tapi Kaya

Bajingan



Bajingan

0"Cari tahu lebih dulu apakah pembunuhnya benar-benar Mu Chen. Jika perlu... pergi ke penjara dan tanyakan langsung pada Mu Chen."     

"Baik."     

"Pergilah."     

"Baik." Qin Feng berbalik dan langsung pergi.     

Gu Tingyuan masih duduk di depan meja, ia merenung sejenak lalu bangkit dan meninggalkan ruang kerjanya.     

Saat melewati pintu kamar utama, ia hanya meliriknya tapi tidak berhenti dan langsung turun ke lantai bawah.     

Karena Mu Wan tidak membalas perasaannya tiga tahun lalu, itu membuat Gu Tingyuan tidak mau lagi peduli pada wanita itu.     

Setelah kembali ke China, ia juga mendengar bahwa ayah wanita itu sudah meninggal dan adiknya juga dipenjara. Tapi ia sama sekali tidak bertanya karena Mu Wan sudah terlalu banyak menyakitinya...     

Setelah keluar dari gerbang masuk, Gu Tingyuan berjalan menuju kediaman Gu Han.     

Jika Gu Han masih dibiarkan, ia takut suatu saat nanti Gu Han malah akan mengambil alih seluruh keluarga Gu.     

.     

Di dalam ruangan itu, Mu Wan masih berusaha untuk melawan, tapi tetap saja ia tidak bisa menahan kekuatan Gu Han.     

"Tenang saja... aku juga tidak akan memperlakukanmu dengan kasar setelah ini..." kata Gu Han dengan tangannya yang mulai merobek pakaian bawah Mu Wan.     

"Hikss..."     

Seketika tubuh Mu Wan menjadi kaku, ia bisa merasakan dingin yang menyapu tubuhnya dan tatapannya juga kosong.     

Ini adalah kediaman Gu Han, jika tidak ada perintah darinya, maka tidak akan ada orang yang berani masuk kemari untuk menghentikan perbuatan bejatnya.     

Sedangkan Mu Wan tadi hanya menyelinap masuk dan tentunya tidak ada yang tahu bahwa ia ada di sini...     

Apa ia akan pasrah saja pada nasibnya dan membiarkan Gu Han mempermalukannya?     

Tidak! Pria ini sudah memasukkan Mu Chen ke penjara dan Mu Wan tidak akan membiarkannya dan Mu Qingsong lolos begitu saja, jadi ia tidak bisa menyerah!     

Walaupun ia tahu tidak ada orang lain di tempat ini selain mereka, ia tetap harus berteriak, setidaknya masih ada harapan jika ia berteriak saat ini!     

"Tolong... tolong!"     

Sambil berteriak dan meronta, tangan Mu Wan mulai meraba tempat di sekitarnya, berharap ia dapat menemukan sesuatu untuk ia jadikan sebagai senjatanya.     

"Bajingan... lepaskan aku!"     

Di bawah pengaruh alkohol, Gu Han hanya menduduki orang dibawahnya ini tanpa memperhatikan tindakan Mu Wan.     

Setelah meraba-raba tempat di sekitarnya, akhirnya Mu Wan menemukan benda yang cukup keras dari samping meja tempat tidur. Mu Wan tidak sempat berpikir lagi dan langsung menghancurkan benda itu di atas kepala Gu Han.     

"Ahkk!"     

Seiring dengan rasa sakit yang menyerang, kesadaran Gu Han juga semakin terkumpul. Ia berhenti menduduki Mu Wan dan menyentuh kepalanya yang sakit itu.     

Saat dia menyentuh tepat di lukanya, ia bisa merasakan darah mengalir dan menetes ke dada Mu Wan yang putih mulus.     

Pakaiannya sudah berantakan dan noda merah di bagian dadanya juga sudah terlihat jelas. Dia sangat ketakutan saat darah mulai menetes. Gu Han yang terganggu akan hal itu langsung mendorongnya jauh-jauh. Setelah itu Mu Wan langsung melarikan diri.     

"Tolong... tolong!"     

Saat Gu Tingyuan memasuki ruang tamu, tiba-tiba ia mendengar suara dari lantai dua.     

Dan suara ini...     

Bukankah itu suara Mu Wan?     

Gu Tingyuan sangat terkejut dan bergegas naik ke lantai dua.     

Gu Han tampak sangat marah saat menyentuh darah yang ada di kepalanya.     

"Sungguh cari mati, berani sekali dia melakukan ini padaku?"     

Melihat Mu Han yang akan keluar dari pintu, ia langsung menarik dan menamparnya dengan keras!     

Darah langsung mengalir dari sudut bibir Mu Wan setelah terdengar suara tamparan tadi.     

Ia bahkan masih belum tenang dan Gu Han sudah menahannya lagi dan berniat untuk membalas perbuatannya tadi.     

"Lepaskan... jangan sentuh aku!!" Mu Wan tidak bisa lagi membendung air matanya. Ia berusaha untuk melawan sampai akhirnya ia mengeluarkan kartu terakhirnya, "Aku istri Gu Tingyuan, jika kamu berani menyentuhku, dia tidak akan melepaskanmu begitu saja!!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.