Suami Dingin Tapi Kaya

Tinggal atau Tidak, Itu Hakku



Tinggal atau Tidak, Itu Hakku

0"Jangan lupakan bagaimana ayahmu meninggal dulu!" Kata Gu Jingkun dengan tajam, "Aku memintamu membawanya kembali bukan untuk melindunginya, tapi untuk membalasnya!"     

"Jika kakek berpikir demikian, maka lupakan saja."     

Gu Tingyuan terlalu malas untuk bicara, ia berbalik dan langsung naik ke lantai atas.     

Setiap kali membahas tentang Mu Wan dan ayahnya, suasana hatinya selalu memburuk.     

"Berhenti!"     

Gu Jingkun melanjutkan perkataannya saat melihat punggung Gu Tingyuan yang berjalan menaiki tangga.     

Gu Tingyuan berhenti tapi dia tidak berbalik, hanya membelakanginya dengan acuh tak acuh.     

Gu Jingkun berkata, "Jangan lupa dengan apa yang kamu katakan di awal. Kamu membawanya kembali untuk membayar perbuatannya, bukan untuk memanjakan dan melindunginya! Wanita seperti apa dia itu? Jika kamu masih bersikeras untuk melindung orang yang sudah membunuh ayahmu itu, lebih baik aku mengusirnya saja."     

Gu Tingyuan sedikit terkejut mendengar hal itu, ia berbalik untuk melihat Gu Jingkun dengan tatapan tajamnya.     

Gu Jingkun semakin marah, "Tatapan macam apa itu!?"     

Dengan nada dingin, ia menjawab, "Wanita yang aku bawa kembali itu, dia tetap tinggal atau tidak itu hakku. Kakek jangan ikut campur."     

"Lancang!" kata Gu Jingkung yang semakin marah, "Kenapa, apa karena aku sudah tua dan kamu berpikir bahwa aku tidak bisa mengaturmu lagi?"     

Wajah Gu Tingyuan semakin dingin, ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung naik ke lantai atas.     

Menghadapi sikap dingin cucunya itu, Gu Jingkun sangat marah, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.     

Ia tahu bahwa ia memang sudah tua, cucunya juga sudah dewasa dan memiliki pendapat sendiri. Tapi ia sendiri bahkan tidak bisa mengganggu gugat keputusan dan pemikiran Gu Tingyuan.     

Gu Jingkun sedikit berpikir keras sambil melihat Gu Tingyuan yang mulai menghilang di sudut lantai dua.     

Dia tidak akan membiarkan wanita yang membunuh putranya menjadi cucu menantunya. Saat menantu perempuannya An Rongxi sadar nanti, ia sungguh tidak akan mau lagi tinggal bersama Mu Wan!     

Melihat pria itu mulai naik, Mu Wan langsung berbalik memasuki kamar utama karena takut ketahuan bahwa sebelumnya ia berdiri di lantai dua sambil 'menguping' percakapan antara Gu Tingyuan dan kakeknya.     

Setelah menutup pintu, Mu Wan bersandar di sana dengan ekspresi yang sedikit rumit.     

Apa maksud perkataan kakek barusan? Saat Gu Tingyuan membawanya kembali kemari, dia menjelaskan bahwa dia hanya mengikuti perintah kakeknya untuk mendapatkan akte pernikahan dengan Mu Wan.     

Tapi perkataan Gu Jingkun jelas bukan seperti itu, tapi lebih seperti... Gu Tingyuan yang bersikeras membawanya kembali, tapi kakek menentangnya. Namun demi membalasnya, akhirnya kakek dengan enggan menyetujui Gu Tingyuan membawanya kembali.     

Tidak, bagaimana mungkin, Gu Tingyuan berkata bahwa semua pelayan yang ada di vila ini tahu bahwa ia hanya mengikuti perintah kakek untuk menikahi Mu Wan.     

Belum sempat ia memikirkan hal itu dengan jelas, tiba-tiba kenop pintu terbuka dari luar dan hal itu langsung membuatnya melompat kaget. Ia menatap ke arah pintu dengan ekspresi panik.     

Detik berikutnya ia bisa melihat bahwa ternyata Gu Tingyuan yang masuk.     

Ia sedikit tercengang dan wajahnya sedikit panik.     

Melihat ekspresi Mu Wan, Gu Tingyuan sedikit menyipitkan matanya.     

"Kamu sudah bangun."     

Karena merasa bersalah, Mu Wan sedikit menundukkan kepalanya, lalu menjawab dengan pelan, "Iya."     

"Ayo makan."     

Setelah mengatakannya, ia berbalik dan pergi dari sana.     

Mu Wan menghela napas lega, ia sangat takut ketahuan menguping percakapan Gu Tingyuan dan Gu Jingkun.     

Dengan temperamen Gu Tingyuan yang seperti itu, mungkin ia akan marah lagi.     

Setelah sampai di tempat makan di lantai bawah, Gu Tingyuan mulai melahap makanannya.     

Namun, Mu Wan melihat bahwa ekspresinya tidak terlalu baik. Tapi ia tidak bereaksi sama sekali dan hanya makan sarapannya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.