Suami Dingin Tapi Kaya

Tamu Tak Diundang di Bangsal



Tamu Tak Diundang di Bangsal

0Supir itu berhenti sejenak, "Nona Mu pasti akan menghubungi Anda."     

Setelah mengatakannya, supir itu berbalik dan pergi dari sana.     

Mu Chen masih berdiri di sana sambil menggenggam ponsel itu, sampai punggung supir itu benar-benar tak terlihat lagi. Ia melihat benda yang ada di tangannya lalu membuka pintu dengan kunci yang ada di tangannya.     

Desain apartemen ini sangat sederhana, tapi tidak terlalu monoton. Sepertinya pemilik apartemen ini juga seorang pria yang memiliki selera tinggi.     

Mu Chen memasuki apartemen itu, lalu ia mengeluarkan ponsel berwarna hitam dari dalam kotak.     

Setelah melihat-lihatnya, ia akhirnya menemukan satu-satunya kontak orang yang ingin ia hubungi, yaitu 'Mu Wan'.     

Ia sangat tidak sabar menghubunginya, tapi setelah berdering cukup lama, orang di seberang sana malah tidak menjawabnya.     

Mu Wan masih di rumah sakit saat ini dan ponselnya berada di Yujing Manor, tentu saja ia tidak bisa menjawab panggilan itu.     

Mu Wan yang masih terbaring di ranjang rumah sakit juga merasa khawatir.     

Ia tidak tahu apakah Gu Tingyuan akan menepati janjinya untuk menyelamatkan Mu Chen atau tidak. Dan juga, setelah Gu Jingkun mengetahuinya, apa ia sudah lebih dulu menyerang Mu Chen?     

Saat memikirkannya, ia merasa semakin gelisah, bagaikan duduk di ujung jarum.     

Saat itu, pintu bangsal tiba-tiba dibuka.     

Ia mengira bahwa itu adalah Helian Zhen, tapi ternyata itu adalah dua sosok yang dikenal dan sangat dibencinya.     

Gu Han dan Mu Han?     

Kenapa mereka bisa bersama? Dan juga untuk apa mereka datang ke bangsalnya?     

Wajah Mu Wan langsung berubah dingin saat menatap kedua orang itu.     

"Kenapa kalian datang kemari?"     

Awalnya dia masih sedikit terkejut melihat kebersamaan Mu Han dan Gu Han, tapi setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya tidak terlalu mengejutkan lagi karena Mu Qingsong memang bekerja sama dengan Gu Han, jadi pria itu bisa bersama dengan putrinya.     

Melihat wajah pucat Mu Wan yang ada di ranjang rumah sakit, Gu Han segera mendekat dan meletakkan seikat bunga lili di meja yang ada di samping tempat tidur.     

Sambil tersenyum ia berkata, "Aku dengar kakak ipar sedang sakit, jadi aku datang untuk menjenguk."     

Tentunya musang tidak pernah memiliki niat baik saat memberi salam tahun baru pada ayam jago.     

Mu Wan menoleh dan menatap ke luar jendela, mengabaikan kedua orang itu.     

Dengan kondisi fisiknya saat ini, ia tidak memiliki tenaga untuk bertengkar dengan kedua orang itu.     

Melihat bahwa Mu Wan yang berusaha mengabaikan mereka, Mu Han yang ada di sebelah Gu Han juga melangkah maju dan tersenyum pada Mu Wan yang ada di atas ranjang, "Wan Wan, aku juga mendengar bahwa kamu sedang sakit, jadi aku datang untuk menjengukmu."     

Mu Wan masih mengabaikan kedua orang itu dan tetap menatap ke luar jendela.     

Mu Han melanjutkan, "Aku berterima kasih untuk yang terakhir kali dan kali ini aku juga datang khusus untuk berterimakasih padamu."     

Saat dia mengatakannya, Mu Han menampilkan senyum di wajahnya, tapi tatapan setajam pedang masih terlihat di bawah mata hitamnya. Ia sungguh ingin menelan Mu Wan hidup-hidup.     

Mu Wan akhirnya menoleh setelah mendengar perkataannya itu, "Terima kasih?"     

"Iya."     

Mu Wan meliriknya, lalu melirik Gu Han yang ada disamping wanita itu. Jika kedua orang ini datang bukan untuk membuat masalah, maka tidak apa-apa. Tapi kenapa tiba-tiba yang satu datang khusus untuk menjenguknya dan yang satu lagi datang khusus untuk berterima kasih padanya?     

"Apa kamu sudah selesai berterima kasih?"     

Mu Han tersenyum manis, ia memegang erat lengan Gu Han dengan satu tangan karena hubungan keduanya sudah sangat dekat sejak pandangan pertama.     

"Wan Wan, aku tahu kamu selalu memiliki prasangka buruk pada kami, tapi kali ini aku benar-benar datang untuk berterima kasih. Karena keluarga kami sudah berlaku baik padamu dan adikmu selama tiga tahun ini, maka mari kita lupakan yang sudah berlalu."     

Mu Han berkata demikian tentunya karena ia berharap agar Mu Wan melepaskan kewaspadaannya, dan di sisi lain, ia juga ingin menunjukkan sifat perhatiannya di hadapan Gu Han.     

Setelah mendengar perkataannya, Mu Wan sempat berpikir bahwa ia salah dengar, lalu ia menatap Mu Han, "Melupakannya?"     

Mu Han mengangguk sambil tersenyum.     

Mu Wan tidak bisa menahan tawanya, "Menghapusnya... hahaha..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.