Suami Dingin Tapi Kaya

Kamu Tidak Boleh Mati...



Kamu Tidak Boleh Mati...

0Meskipun belum pernah mengalami hal seperti ini, tapi hati Mu Wan juga terasa sakit saat melihat punggung Gu Tingyuan yang terluka dan meneteskan darah itu.     

Menatapnya sejenak, ia akhirnya membungkuk dan menarik pisau itu.     

Saat itu, seorang pria bergegas datang ke arahnya. Mu Wan mengambil pisau itu, lalu berbalik dan mengarahkannya ke kepala pria itu...     

Darah memercik mengenai wajah Mu Wan dan Gu Tingyuan juga berhasil mengalahkan penjahat yang terakhir.     

Ia berbalik dan melihat Mu Wan yang berdiri kaku di tempat dengan raut wajah ketakutan menatap pria yang tergeletak di depannya.     

"Brakk", pisau di tangannya langsung jatuh.     

Ini pertama kalinya Mu Wan melakukan hal menakutkan ini, sampai-sampai tangannya gemetar hebat.     

Gu Tingyuan tidak menyangka bahwa wanita itu akan berani melawan, tapi ia sangat mengerti ketakutan wanita itu. Ini pertama kalinya tangan wanita itu penuh dengan darah dan pastinya ia sangat ketakutan.     

"Tidak apa-apa."     

Ia berjalan dan membawa wanita itu ke dalam pelukannya.     

"Aku... membunuh orang."     

Untuk menenangkannya, pria itu berkata, "Itu hanya bentuk perlindungan diri. Jika tidak melawan mereka, maka kamu sendiri yang akan terluka, mengerti?"     

Ia mendongak dan menatap manik hitam pria itu.     

Jika tidak melawan, maka dirinya yang akan terluka?     

Ia melihat lagi pria yang terluka itu. Benar juga, jika ia tidak mengangkat pisaunya dan melawan pria itu, maka yang tergeletak di situ pastilah dirinya.     

Saat memikirkannya, Gu Tingyuan kehilangan semakin banyak darah karena pertarungannya barusan. Dan saat ini, wajahnya semakin pucat dan dingin, keringat dingin sudah memenuhi wajahnya, sampai akhirnya pria itu jatuh pingsan.     

Mu Wan langsung berteriak, "Gu Tingyuan!!"     

Saat ia tergeletak, darah masih terus mengalir dari tubuhnya. Mu Wan semakin panik,dia melihat ke sekelilingnya dan melihat speedboat di sana mulai menjauh dari pantai...     

"Gu Tingyuan... kamu tidak boleh mati... kamu tidak boleh mati..."     

Tanpa sadar, ia meneteskan air matanya.     

Speedboat ini tidak terlalu besar dan hampir tidak ada apapun di dalamnya.     

Hati Mu Wan seakan teriris pisau menyaksikan wajah Gu Tingyuan yang sudah pucat dengan darah yang masih terus mengalir.     

Ia mencoba menghentikan pendarahan itu menggunakan tangannya, tapi warna merah darah itu langsung merembes melalui jari-jarinya dan tangan putihnya berubah jadi warna merah dalam sekejap.     

Ia semakin panik dan cemas, bingung juga harus bagaimana. Air matanya mengalir deras bagaikan bendungan yang bocor.     

"Gu Tingyuan, kumohon... kamu tidak boleh mati..."     

Mu Wan menggenggam tangan pria itu dan tidak peduli bagaimana ia berusaha menghentikannya, darah masih terus mengalir...     

Melihat sejenak ke arah laut, ia tahu bahwa speedboat itu pasti akan semakin jauh dan tidak akan kembali lagi ke pantai. Jika terus seperti ini, Gu Tingyuan bisa mati karena kehilangan lebih banyak darah lagi.     

Mu Wan tidak pernah berpikir bahwa suatu hari Gu Tingyuan akan meninggalkan dunia ini tanpa mengucapkan selamat tinggal padanya.     

Tidak, ia tidak boleh mati disini.     

Dirinya bahkan belum mati, jadi Gu Tingyuan tidak boleh mati begitu saja!     

Setelah sedikit tenang, Mu Wan langsung melepas pakaiannya untuk menghentikan atau setidaknya membuat darah itu mengalir lebih lambat.     

Selanjutnya, ia mulai mencari keberadaan ponselnya.     

Setelah dicari dan ternyata ia tidak menemukan ponselnya, ia baru ingat bahwa ponselnya terjatuh saat ia berusaha melawan para pria tadi.     

Setelah terdiam beberapa saat, ia mulai mencari ponsel Gu Tingyuan dan akhirnya dia menemukannya di saku pria itu.     

Ia tidak sabar untuk membuka ponsel itu, namun ternyata layarnya terkunci dan dia harus memasukkan kata sandi agar bisa membukanya.     

Mu Wan merenung sejenak untuk mengingat kata sandi yang digunakan pria ini tiga tahun yang lalu, lalu ia mencobanya sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.