Suami Dingin Tapi Kaya

Bagaimana Dengan Mu Wan?



Bagaimana Dengan Mu Wan?

0Sepertinya kakek Gu lumayan baik pada Mu Wan?     

Tidak, jika ia benar-benar baik pada Mu Wan, ia tidak akan membiarkan wanita itu mengorbankan nyawanya dengan melakukan transfusi darah pada bibi Gu, bukan?     

Helian Zhen melihat Gu Jingkun lagi dan sepertinya ia sadar bahwa suasana antara kedua orang itu sedikit aneh.     

Ia pun mengerutkan kening.     

Apa kakek Gu berencana untuk membawa Mu Wan melakukan transfusi darah lagi? Dengan kondisi fisiknya saat ini, itu bisa merenggut nyawanya jika jika dia melakukan transfusi darah lagi.     

"Kakek Gu, biar aku saja yang mengantar Mu Wan pulang."     

"Tidak perlu." Gu Jingkun langsung menolak tanpa berniat untuk bernegosiasi lagi dengannya.     

Meskipun Helian Zhen sangat mengkhawatirkan Mu Wan, tapi ia tidak bisa mengatakan apa-apa di hadapan Gu Jingkun. Ia hanya bisa menatap Mu Wan meninggalkan dirinya dan mulai menjauh karena dibawa oleh para pengawal.     

Begitu keluar dari pintu rumah sakit, tubuh Mu Wan tiba-tiba lemas dan ia langsung pingsan.     

Pengawal yang bertugas membawanya sangat terkejut dan ia segera menghubungi nomor Gu Jingkun.     

Gu Jingkun yang mengetahui hal itu langsung mengirim Mu Wan ke rumah sakit lain. Setelah dokter memeriksanya, ternyata bagian belakang kepala Mu Wan terluka parah, darahnya sudah mengering dan rambutnya yang terkena darah itu sudah mengeras, itulah mengapa Helian Zhen juga tidak mengetahui bahwa ia memang terluka.     

.     

Di tengah malam.     

Mu Wan perlahan terbangun di bangsalnya.     

Saat ia membuka mata, di dalam bangsal yang putih bersih itu hanya ada dirinya seorang.     

Ini bukan rumah sakit Helian. Ia pasti dikirim ke rumah sakit lain.     

Dia menoleh sejenak untuk melihat suasana malam dari jendela, ternyata sudah pukul 23.25 malam.     

Kepala Mu Wan dibungkus oleh kain kasa tebal. Luka di belakang kepalanya tidak terlalu serius, hanya butuh istirahat beberapa hari dan itu akan sembuh.     

Diam-diam dia menatap ke luar jendela, ia tidak tahu apakah Gu Tingyuan sudah sadar atau belum.     

Saat bangun nanti... apakah pria itu akan mencari dirinya?     

Tentu saja, 'mencari' yang dimaksud bukan karena pria itu ingin segera bertemu dengannya, tapi karena sifatnya yang sangat mendominasi. Jika pria itu tidak melihat dirinya, pasti akan langsung berpikir bahwa dirinya sangat kejam karena jelas-jelas tahu bahwa dia sedang terluka, tapi dirinya malah tidak ada di rumah sakit untuk menjaganya.     

Pria itu pasti akan berpikir demikian.     

Mu Wan terjaga sepanjang malam sambil menatap ke luar jendela. Paginya ia langsung meninggalkan rumah sakit dan kembali ke Yujing Manor.     

Saat itu, Gu Tingyuan juga sudah sadar di bangsalnya.     

"Ya Tuhan, akhirnya kamu bangun juga!"     

Helian Zhen yang menjaganya sepanjang malam di bangsal akhirnya bisa melihat pria itu terbangun.     

Seperti yang dipikirkan Mu Wan. Gu Tingyuan tidak terlalu memperhatikan Helian Zhen saat ia baru membuka matanya, ia melihat sekeliling seolah sedang mencari sesuatu.     

"Apa yang kamu cari?" Helian Zhen memandangnya dan ia merasa bahwa setelah temannya itu terluka parah, ia sangat sulit untuk bisa sadar.     

Bagaimanapun, kebanyakan pasien yang baru bangun, kesadaran dan ingatannya pasti sedikit kabur.     

Gu Tingyuan terluka parah dan karena lukanya ada di punggung, tubuhnya jadi sangat sulit untuk digerakkan.     

Ia sedang mencari Mu Wa. Ia sudah ingat bahwa ia baru berurusan dengan penjahat dan karena itu ia kehilangan banyak darah sampai jatuh koma. Ia tidak tahu apakah para penjahat yang sadar itu melukai Mu Wan.     

Dengan kepribadian Mu Wan, jika ia memang tidak terluka, ia pasti akan berada di sini menunggunya sampai sadar.     

Lagi pula Mu Wan jelas tahu bahwa pria itu terluka karena dirinya juga.     

Sekalipun bukan karena 'khawatir', tapi setidaknya ia harus tetap di sini menunggunya karena 'rasa bersalah'.     

"Dimana Mu Wan?"     

Melihat raut wajahnya yang cemas itu, Helian tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, lalu ia berkata sambil bercanda, "Keterlaluan sekali kamu ini. Bagaimanapun aku yang menyelamatkanmu, tapi kamu bahkan tidak mengucapkan terima kasih padaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.