Suami Dingin Tapi Kaya

Mereka adalah Saudara Terbaik



Mereka adalah Saudara Terbaik

0Mu Wan adalah teman terbaiknya.     

Dari SMA hingga kuliah, hubungan baik mereka bisa digambarkan seperti tubuh dan bayangan yang tak terpisahkan. Selain pulang dan bertemu ibu mereka, kedua orang itu pasti akan selalu terjebak bersama.     

Agar tidak terpisah, Jing Yihan diam-diam memeriksa formulir pendaftaran ujian masuk perguruan tinggi milik Mu Wan dan ternyata temannya itu mendaftar di universitas bergengsi di kota Yu. Setelah berusaha keras, akhirnya ia lulus ujian bersama Mu Wan, tapi ia malah menghadapi masalah di biaya kuliahnya yang mahal.     

Saat itu Mu Wan masih jadi nona tertua di keluarga Mu dan mengetahui bahwa temannya menghadapi masalah dengan biaya kuliah, ia dengan murah hati membayarkan semua biaya kuliah Jing Yihan. Mu Wan juga diam-diam memberikan sejumlah uang pada ibu Jing Yihan karena takut mereka tidak bisa makan dengan cukup hanya karena masalah finansial.     

Saat mengetahuinya, Jing Yihan sangat tersentuh sampai ia tidak bisa berhenti meneteskan air mata sambil memeluk saudara terbaiknya itu     

Menatap setiap baris kata yang ada di layar ponselnya, Jing Yihan tidak bisa membendung air matanya lagi sampai air mata itu menetes mengenai layar ponselnya.     

Tanpa Mu Wan, ia dan ibunya mungkin tidak akan bisa hidup sampai saat ini, ia juga mungkin tidak akan bisa lulus dari universitas terkenal dan menemukan pekerjaan yang bagus di Aquarium Ocean World.     

Di dalam ruangan pribadi itu, Jing Yihan menangis tersedud-sedu sampai akhirnya dia tidak sadarkan diri...     

Sementara di sini.     

Malam sudah semakin larut, tapi Mu Wan belum mendapat balasan dari Yihan. Kekhawatiran Mu Wan semakin menjadi-jadi.     

Ia memutuskan akan pergi ke kantor polisi jika kali ini masih belum bisa menghubungi Yihan!     

Tepat saat itu juga ponselnya berdering.     

Melihat nama yang tertera di layar, kekhawatirannya mulai mereda dan ia segera menjawabnya.     

"Halo, Yihan, ada denganmu? Kenapa tidak membalas pesanku!?"     

Nada bicara Mu Wan sedikit naik karena dia sangat khawatir.     

Jing Yihan yang baru saja mengusap air matanya seketika menangis saat mendengar suara marah bercampur khawatir temannya itu.     

Saat itu, kesedihannya seperti terbagi menjadi dua bagian.     

"Wan Wan..."     

Mendengar suaranya yang seperti tercekik itu membuat Mu Wan tercengang dan perasaan tenangnya seketika menghilang di udara.     

"Ada apa denganmu?"     

Jing Yihan terisak sebentar dan mencoba menenangkan dirinya.     

"Aku... aku tadinya mau mengumpulkan uang untuk ibu, tapi aku terjebak dan tidak bisa kembali lagi..."     

Mu Wan mengerutkan keningnya, "Terjebak? Apa maksudmu? Kamu dimana sekarang?"     

"Aku... aku di jalan Jindu."     

'Jalan Jindu'?     

Mendengar nama yang cukup familiar itu, Mu Wan berpikir sejenak barulah ia mengingat tempat itu.     

Itu adalah tempat terbesar yang tidak pernah tidur yang ada di kota Yu. Itu merupakan tempat dimana para bangsawan mencari kesenangan untuk diri mereka. Tempat itu juga merupakan tempat dimana para pebisnis raksasa melakukan diskusi tentang bisnis mereka. Beberapa tahun yang lalu ayahnya juga pernah melakukan pertemuan dengan klien di sana.     

Hanya saja tempat itu sangat bebas dan mewah juga tempat bagi orang menghambur-hamburkan uang, bukan tempat yang harusnya didatangi wanita. Kenapa Yihan bisa sampai ke sana?     

"Yihan, kenapa kamu bisa sampai ke sana?"     

Saat itu, Jing Yihan mulai tenang, "Aku dengar kalau gaji di sini sangat tinggi, jadi aku berencana... datang kemari untuk bekerja paruh waktu, tapi aku tidak sengaja memecahkan salah satu anggur merah mahal di sini dan aku tidak bisa keluar sekarang. Mereka... mereka mau aku membayar hutang dengan bekerja jadi wanita bayaran di sini..."     

Raut wajah Mu Wan berubah semakin cemas saat mendengarnya!     

Yihan masih sangat muda, ia bahkan belum punya kekasih, bagaimana bisa ia tinggal di tempat seperti itu!     

"Wan Wan, tolong aku... aku... aku tidak mau tinggal di tempat seperti ini!"     

"Jangan khawatir. Pertama beritahu aku, berapa harga anggur merah yang kamu pecahkan itu?" Saat ini, meskipun Mu Wan sangat khawatir, tapi ia masih bisa berpikir rasional. Ia tahu bahwa dirinya akan pergi sendiri dan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Yihan adalah membayarkan kompensasi yang sesuai dengan harga anggur itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.