Suami Dingin Tapi Kaya

Jing Yihan Terancam



Jing Yihan Terancam

0Di ruangan pribadi yang gelap itu, sosok ramping sedang menghadap ke arah Jing Yihan.     

Sepertinya ia mendengar langkah kaki, jadi dia bisa tahu kedatangan Jing Yihan. Orang itu langsung mengangkat teko dan menuangkan secangkir teh, lalu meletakkannya di kursi kosong di hadapannya.     

"Kamu sudah datang."     

Suara familiar itu sangat mengejutkan Jing Yihan sampai ia mengerutkan keningnya.     

Ia berjalan ke hadapan orang itu dan melihat bahwa orang yang duduk di sana adalah Mu Han!     

"Mu Han?!"     

Mu Han mendongak. Sambil tersenyum, ia melirik Jing Yihan dan mulai menuangkan teh dengan cara yang sangat elegan.     

"Benar sekali, ini aku." Ia meletakkan teko itu dan menunjuk ke kursi yang ada di hadapannya, "Duduklah."     

Ada dua orang yang paling dibenci Jing Yihan, yang pertama adalah ayahnya yang sama sekali belum pernah ia temui, dan satu lagi adalah Mu Han!     

Ia tidak bisa melupakan bagaimana perlakuan wanita di hadapannya ini kepada Wan Wan tiga tahun yang lalu!     

"Kamu sudah gila?"     

Jing Yihan meliriknya dengan tatapan merendahkan, lalu ia berniat untuk pergi dari sana.     

Baginya, terlalu banyak bicara dengan seseorang seperti Mu Han sama saja dengan menghina dirinya sendiri.     

"Kenapa, apa kamu tidak ingin menyelamatkan ibumu?" Mu Han tidak terlalu terburu-buru saat melihat wanita itu berbalik, seolah dia sudah tahu bahwa wanita itu pasti akan tinggal.     

Mendengar ibunya disebut-sebut, Jing Yihan langsung berhenti. Ia berbalik dan melotot pada Mu Han, "Aku tidak ada masalah denganmu, kenapa malah menggangguku?"     

Benar. Ia memang membenci Mu Han, tapi ia tidak pernah melakukan kontak fisik langsung dengannya, jadi kebenciannya tidak terlalu dalam. Lalu kenapa wanita itu malah memperlakukan ibunya seperti itu?     

Mu Han bergerak dengan anggun, "Memang kebencianku tidak terlalu dalam padamu, tapi..." Ia menoleh pada Jing Yihan, lalu tersenyum kecil, "Aku sangat membenci Mu Wan."     

Jing Yihan mengerutkan keningnya, sekarang ia paham dengan tindakan Mu Han yang satu ini.     

"Orang yang paling kubenci adalah Mu Wan, tapi karena kamu adalah teman baiknya, jadi... aku juga membencimu sama seperti dirinya."     

Mendengar hal itu, Jing Yihan langsung menatap horor pada Mu Han, "Mu Han, kamu benar-benar sudah gila ya?"     

Mu Han tidak peduli dengan perkataannya, ia hanya tersenyum sambil menyesap tehnya, "Terserah kamu menganggapnya bagaimana."     

"Dasar sinting!" Setelah mengumpat, Jing Yihan berbalik lagi.     

"Sekarang ibumu sedang terbaring di rumah sakit, tepatnya di kamar nomor 505 lantai 5 departemen penyakit dalam." Mu Han berkata dengan tenang.     

Jing Yihan sangat terkejut dan raut wajahnya mulai berubah.     

"Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?!"     

"Bagaimana jika kita melakukan kesepakatan?" kata Mu Han sambil menatapnya.     

Bukannya Jing Yihan tidak tahu apa yang direncanakan Mu Han. Jika ia melakukan kesepakatan dengannya, ia hanya akan menggali lubang untuk dirinya sendiri dan tanpa sadar ia mungkin akan terkubur di lubang itu.     

"Apa kamu pikir aku bodoh? Membuat kesepakatan denganmu?"     

Mu Han tersenyum padanya, "Kamu memang tidak bodoh, tapi kamu tidak punya pilihan lain."     

Jing Yihan tecengang mendengarnya.     

Wanita di depannya ini menggunakan ibunya untuk mengancam dirinya dan sekarang ia membawa-bawa Wan Wan?     

"Aku berjanji, jika kamu melakukan apa yang aku katakan, maka tidak akan ada masalah dengan biaya pengobatan ibumu, aku akan menanggung semua biaya pengobatan ibumu nantinya." Mu Han melemparkan umpan untuk mengancamnya, "Tapi tentunya jika kamu menolak untuk bekerja sama denganku, maka... kamu mungkin tidak akan bertemu ibumu lagi saat kembali nanti."     

"Kamu benar-benar sudah sinting... aku akan menghajarmu!" Jing Yihan sangat marah, lalu ia bergegas menuju ke arah Mu Han untuk memberinya pelajaran.     

Tapi sebelum ia bisa menyentuh Mu Han, ia tiba-tiba ditahan oleh pengawal yang tiba-tiba masuk.     

"Jing Yihan, aku masih sudi bicara denganmu tanpa mempermasalahkan identitasmu, tapi kamu malah berani melawanku?" Mu Han menyeringai, seolah ia sedang melihat kelinci kecil yang sekarat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.