Suami Dingin Tapi Kaya

Panggilan dari Nomor Tidak Dikenal



Panggilan dari Nomor Tidak Dikenal

0Setelah sibuk semalaman, keesokan harinya mereka berdua pergi ke rumah sakit untuk mengurus prosedurnya. Mereka akhirnya mengajukan permohonan untuk dana amal. Sekarang tinggal menunggu dan meninjau lebih lanjut, dengan demikian mereka bisa mengumpulkan yang untuk He Xiufen.     

Sekarang Jing Yihan hanya bisa berdoa agar sumsum tulang belakangnya bisa cocok dengan ibunya.     

Setelah semua masalah terselesaikan, Jing Yihan tinggal di rumah sakit untuk merawat ibunya, sementara Mu Wan pergi bekerja ke akuarium dan mengambil alih dua pertunjukan dari Jing Yihan.     

Sekarang mereka sangat kekurangan uang sebesar delapan ratus juta yuan yang dibutuhkan saat operasi dimulai nanti. Tapi untuk sekarang ini, rawat inap harian dan pengobatan Hu Xiufen juga telah mengeluarkan banyak uang.     

Pagi itu, Jing Yihan juga menerima hasil dari dana amal dan ternyata hasilnya gagal...     

Bagaimana bisa...     

Kenapa bisa gagal? Semua informasi yang ia sampaikan itu benar, tapi kenapa bisa jadi seperti ini?     

Melihat masalah biaya operasi sudah terselesaikan, tapi auditnya malah gagal, Jing Yihan jadi panik! Ia sangat cemas dan juga kacau saat itu.     

Ia segera menghubungi Mu Wan dan setelah mengetahui situasinya, Mu Wan juga sangat terkejut.     

Ia sudah bertanya pada pihak pemerintah, selama informasi yang diberikan itu benar, maka tidak akan sulit untuk mengajukan permintaan ini. Tapi kenapa bisa gagal? Apa ada yang salah?     

"Yihan, jangan khawatir. Kita bisa mengecek ulang dan melihat dimana letak kesalahannya."     

Jing Yihan mengangguk, lalu mengakhiri panggilannya. Setelah itu ia memeriksa kembali setiap halaman informasi dari audit, tapi tidak ada kesalahan sama sekali.     

Dan saat itu, ponselnya tiba-tiba berdering dan muncul nomor yang tidak dikenali di sana.     

"Halo?"     

Suara dari orang yang ada dalam panggilan itu sedikit aneh, seperti menggunakan pengubah suara, "Ibumu sakit dan sekarang sedang membutuhkan biaya pengobatan yang besar, 'kan?"     

Jing Yihan sangat terkejut.     

Siapa orang ini? Kenapa ia bisa mengetahui perihal penyakit ibunya?     

"Siapa kamu?"     

"Kamu ingin tahu? Kalau begitu datanglah sesuai dengan alamat yang kuberikan, kita bertemu pukul 12."     

Jing Yihan mengerutkan keningnya, "Aku bahkan tidak mengenalmu, jadi kenapa aku harus pergi ke alamat ini? Lagi pula aku juga tidak ingin tahu kamu itu siapa!"     

Setelah mengatakannya, Jing Yihan hendak mengakhiri panggilannya karena dia paling tidak suka dengan orang yang berpura-pura misterius seperti itu. Seperti tidak ada pekerjaan lain saja!     

"Apa kamu tidak ingin menyelamatkan ibumu?"     

Perkataan itu membuat Jing Yihan mengurungkan niat untuk mengakhiri panggilannya, lalu ia bertanya lagi, "Siapa kamu sebenarnya?"     

"Aku sudah mengatakannya, jika kamu ingin tahu, maka datanglah sesuai dengan alamat yang aku kirimkan.     

"Mati saja sana!"     

"Aku jamin biaya untuk pengobatan ibumu tidak akan pernah terkumpul."     

Saat itu Jing Yihan baru mendengar petunjuknya, "Apa kamu yang melakukannya?"     

Orang yang di seberang mengakuinya, "Benar sekali! Dan aku bisa menjamin bahwa selama ada aku, kamu tidak akan pernah bisa mengajukan permohonan untuk dana amal itu."     

"Siapa kamu sebenarnya! Kenapa kamu melakukan ini? Aku bahkan tidak mengenalmu!!" Ia sampai berteriak karena amarahnya sudah memuncak.     

Orang di seberang, " Tidak, kita saling mengenal."     

Jing Yihan mengerutkan keningnya.     

Seingatnya ia tidak memiliki dendam dengan siapa pun, kenapa malah ada orang yang menghalangi pengobatan ibunya?     

Setelah panggilan berakhir, Jing Yihan langsung mendapat sebuat alamat.     

Tapi demi ibunya, ia harus mencari tahu siapa orang misterius di balik ini semua dan kenapa juga ia melakukan ini!     

Sambil mencengkram ponselnya dengan erat, ia melirik ibunya yang ada di ranjang, lalu segera keluar dari dari pintu rumah sakit itu!     

Sesuai dengan alamat yang ia terima, itu merupakan tempat yang sepi. Meskipun di dalam tidak berisik atau ramai, juga tidak ada kerumunan orang-orang, tapi seluruh jalanan tampak sangat sepi karena hal itu.     

Sesampainya di depan rumah sesuai dengan yang tertera di alamat itu, ia baru tahu bahwa tempat itu hanyalah kedai teh ala Jepang.     

Ia naik ke lantai dua dan mencari nomor ruangan seperti yang tertera di alamat. Saat itulah Jing Yihan bertemu dengan orang yang menghubunginya tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.