Suami Dingin Tapi Kaya

Didiagnosis Leukemia



Didiagnosis Leukemia

0Gu Tingyuan jadi tenang, lalu ia menjawab dengan dingin, "Ini urusanku, kakek tidak perlu ikut campur."     

Wajah Gu Jingkun terlihat pucat karena marah dengan sikap acuh tak acuh cucunya itu, "Aku ini kakekmu!!"     

Gu Tingyuan menaikkan tatapannya yang dingin itu, "Kakek tahu sendiri bahwa aku tidak akan pernah menyerah."     

"Kamu!"     

Gu Tingyuan langsung berbalik karena malas meladeni kakeknya.     

Mu Wan sudah pergi, wanita itu benar-benar berani pergi.     

Ia pergi seperti tiga tahun yang lalu. Ia menari diatas penderitaan pria itu, dan ia melakukannya lagi. Ia sungguh kejam!     

Setelah lukanya ini pulih, Gu Tingyuan akan membeli rantai untuk mengikat tangan wanita itu dan menahannya di sisinya. Ia akan melihat bagaimana wanita itu bisa kabur lagi darinya!     

Gu Jingkun menatap punggung cucunya itu dengan perasaan marah, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa berbalik dan diam-diam pergi meninggalkan bangsal.     

Begitu ia keluar dari rumah sakit ini, dia pasti akan membawa wanita itu kembali!     

Tidak, dia tidak bisa membiarkan wanita itu kembali lagi.     

.     

Di Aquarium Ocean World.     

Mu Wan sedang duduk di kursi saat sedang istirahat makan siang. Ia melihat puluhan panggilan tak terjawab di layar ponselnya. Ia bisa membayangkan seberapa marahnya Gu Tingyuan saat mencoba menghubunginya.     

Dilihat dari semangatnya, sepertinya luka pria itu sudah membaik.     

"Sedang memikirkannya, ya?"     

Suara Jing Yihan tiba-tiba terdengar dari belakang sambil memberinya secangkir teh susu hangat.     

Mu Wan menerimanya, lalu menjawab," Tidak."     

Jing Yihan tahu apa yang dipikirkan temannya itu, tapi ia tidak memperlihatkannya.     

Karena ada kasus tertentu dimana itu akan lebih menyakitkan dan sulit diterima jika ia memperlihatkannya.     

"Cepat minum. Setelah pertunjukan terakhir, kita bisa langsung pulang!"     

Mu Wan tersenyum, lalu mengangguk, "Iya."     

Setelah menghabiskan teh susu hangatnya, kedua orang itu kembali ke ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka dengan kostum putri duyung dan bersiap untuk pertunjukan selanjutnya.     

Sampai di akhir pertunjukan, ternyata baru pukul tiga sore.     

Hari ini mereka pulang lebih awal, jadi mereka pergi ke pasar membeli makanan untuk dibawa pulang.     

Sesampainya di rumah, raut wajah Jing Yihan langsung berubah saat ia masuk!     

"Ibu!"     

Saat mereka masuk, mereka langsung melihat Hu Xiufen yang tidak sadarkan diri di ruang tamu.     

Mu Wan yang ada di samping juga sangat ketakutan. Mereka berdua segera menuju ke Hu Xiufen dan melihat wajah pucatnya, juga noda darah yang sudah kering di hidung dan mulutnya.     

Jing Yihan benar-benar ketakutan, "Ibu, jangan menakutiku..."     

"Cepat bawa ke rumah sakit!" Mu Wan langsung berinisiatif untuk menggendong Hu Xiufen di punggungnya dan mereka berdua segera membawanya ke rumah sakit.     

Sesampainya di rumah sakit, Jing Yihan dan Mu Wan sangat terkejut dengan apa yang dikatakan dokter.     

"Dokter , maksudmu... ibuku terkena leukimia?"     

Dokter itu memandang Jing Yihan dengan tatapan bingung, lalu menjawabnya dengan serius, "Ibumu sudah menderita leukimia selama satu tahun. Apa dia tidak memberitahumu?"     

Jing Yihan sangat terguncang, ia bahkan hampir kehilangan pijakannya.     

Sudah didiagnosis selama setahun yang lalu? Tapi... ibunya tidak pernah memberitahunya.     

Setiap kali ibunya merasa pusing, ia akan berkata bahwa itu hanya penyakit lama dan akan baik-baik saja jika sudah minum obat.     

Jing Yihan tahu bahwa beberapa tahun ini ibunya hanya bisa bergantung pada obat-obatan yang ibunya konsumsi. Ia tidak pernah tahu bahwa ibunya mengidap penyakit serius seperti ini. Tapi itu semua karena ibunya tidak pernah berkata apapun padanya.     

"Yihan..." Melihat wajah pucat itu, Mu Wan juga tidak terlalu mengerti, tapi setelah mendengar kata 'leukimia' itu, dia sadar bahwa kondisi ibunya sangat serius.     

Jing Yihan menoleh dan menatap Mu Wan dengan tatapan tidak berdayanya, "Ibu tidak pernah memberitahuku, sama sekali tidak pernah..."     

Air matanya mengalir sangat deras dan Mu Wan yang menyaksikan itu juga bisa merasakan sakit hatinya.     

Demi memberi kehidupan yang lebih baik pada Yihan, bibi Hu selalu menghemat, bahkan saat kelaparan, ia tetap akan menghemat uang sakunya agar bisa membiayai perkuliahan anaknya.     

-     

Tuan Gu: Mu Wan kabur, apa yang harus aku lakukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.