Suami Dingin Tapi Kaya

Pengalaman ‘Dikhianati’



Pengalaman ‘Dikhianati’

Tapi sekarang Jing Yihan malah berkhianat, ia mengkhianati Mu Wan yang sudah banyak membantunya.     
0

Itu semua demi ibunya, jadi ia tidak punya pilihan lain.     

"Kamu benar-benar hina. Suatu saat nanti kamu akan mati dengan keadaan yang paling mengenaskan!     

Mu Han mulai menyeringai, "Aku hina? Dibandingkan dengan pengkhianatan yang kamu lakukan, yang aku ini belum seberapa."     

"Itu karena kamu mengancamku!!" Jing Yihan langsung berteriak marah!     

Mu Han merasa sangat puas melihat tampang tidak berdaya Jing Yihan.     

Mu Han hanya ingin Mu Wan menerima pengkhianatan dari teman baiknya ini. Ia ingin melihat teman Mu Wan yang dipaksa untuk mengkhianatinya sampai membuat hati wanita itu tercabik-cabik tak berdaya.     

"Lalu apa lagi? Bukankah kamu memang mengkhianatinya?"     

Jing Yihan mengepalkan tangan melihat kepongahan Mu Han. Ia sungguh ingin naik ke atas meja dan mencabik-cabik wanita itu!     

"Jing Yihan, kamu harus tahu dengan jelas, sekalinya ada 'pengkhianatan' dalam hubungan 'pertemanan', kalian tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi."     

Jing Yihan tahu itu dengan jelas.     

Kadang, sedalam apapun hubungan pertemanan, hubungan itu akan jadi sangat rapuh jika sampai mengalami 'pengkhianatan'.     

Ia tidak ingin kehilangan teman baiknya Mu Wan, tapi ia hanya bisa mengkhianati Mu Wan sesuai dengan perintah Mu Han.     

Sampai akhirnya, ia hanya terdiam.     

Ia tahu Mu Wan pasti akan sangat membenci dirinya.     

Di sisi lain, Mu Wan yang sedang naik taksi itu terus meminta supir untuk lebih cepat.     

Akhirnya ia tiba di jalan Jindu. Setelah turun dari taksi, ia menatap gerbang mewah di depannya. Mu Wan menggenggam erat kartu yang ada di tangannya, lalu melangkah menuju gerbang itu.     

Sesampainya di kamar yang disebutkan Jing Yihan, ia langsung mendorong pintunya dan masuk ke dalam.     

Di bawah cahaya yang remang itu, Mu Wan tidak terlalu memperhatikan orang lain yang ada di kamar pribadi itu karena dia sangat cemas. Dalam sekejap, ia bisa melihat Jing Yihan yang sedang duduk tenang di sofa.     

"Yihan!"     

Meskipun cahayanya cukup remang, tapi raut wajahnya yang sangat mengkhawatirkan Jing Yihan itu terlihat dengan jelas. Dan itu membuat Jing Yihan merasa hatinya seperti tertancap ribuan paku dan itu membuatnya merasa sangat bersalah.     

"Persahabatan kalian sangat dalam rupanya." Saat itu, suara Mu Han tiba-tiba menggema di ruang pribadi itu.     

Mu Wan sontak menoleh karena terkejut dan dia menatap Mu Han dengan penuh kebingungan.     

Kenapa ia bisa ada di sini?     

"Sayang sekali, di mata orang lain, 'persahabatan' yang kamu anggap sangat berarti ini malah bisa 'diperjualbelikan' kapan saja."     

Ia menatap Mu Han yang menyilangkan tangan di depan dadanya dan wanita itu mulai berjalan selangkah demi selangkah menuju Yihan. Itu sangat membingungkan bagi Mu Wan.     

"Kenapa kamu bisa ada di sini?"     

Mu Han menyeringai, "Mu Wan, apa kamu bodoh? Apa kamu tidak bisa melihat ada yang mencurigakan di sini?"     

Mu Wan mengerutkan keningnya, saat itu ia baru sadar bahwa Yihan yang melihatnya tidak mengatakan apapun dari tadi.     

Ia berbalik dan menatap Jing Yihan dengan bingung, "Yihan, kenapa... kamu bisa bersamanya?"     

Selain merasa sangat berhutang, Jing Yihan yang berhadapan dengan Mu Wan juga merasa sangat cemas.     

Ia tidak menjawab Mu Wan dan hanya menatap Mu Han, "Aku membohonginya untuk datang kemari, apa sekarang aku bisa pergi?"     

Mu Han sangat puas karena Mu Wan bisa merasakan bagaimana rasanya dikhianati oleh teman baiknya sendiri, lalu dia menjawab, "Kamu bisa pergi."     

Mu Wan terdiam di tempat, ia merasa seperti tersambar petir!!     

Ia tidak sanggup menatap Jing Yihan, ia juga tidak percaya temannya itu akan mengkhianati dirinya.     

Mereka adalah saudara baik dari SMA sampai kuliah. Bagaimana mungkin temannya itu mengkhianati dirinya?     

"Yihan, kamu..."     

Jing Yihan tidak berkata apapun. Setelah meliriknya, ia langsung berbalik dan meninggalkan ruangan itu tanpa menoleh ke belakang lagi.     

Ia yang langsung berbalik malah menyakiti hati Mu Wan. Ia terdiam di tempatnya dan juga merasa sedikit kewalahan karena 'pengkhianatan' ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.