Suami Dingin Tapi Kaya

Menjual Benda Peninggalan Ibu



Menjual Benda Peninggalan Ibu

0"Mereka bilang harga per botol itu 80.000 yuan..."     

80.000 yuan?     

Mungkin bagi Mu Wan yang dulu itu bukan masalah besar, tapi sekarang ia benar-benar tidak bisa menghasilkan uang sebanyak itu.     

Bagaimana ini, biaya operasi bibi Hu saja sudah masalah besar dan sekarang Yihan juga dalam bahaya.     

"Yihan, jangan khawatir. Asalkan aku membawa uangnya ke sana, kamu bisa keluar, 'kan?"     

Jing Yihan yang ada di seberang merasa hatinya seolah disiksa oleh puluhan ribu semut.     

Tapi demi melindungi ibunya, dia segera mengangguk, "Iya, asalkan... kamu membawa uangnya, aku bisa keluar."     

"Baiklah, kamu jangan khawatir, aku akan segera datang."     

Setelah mengakhiri panggilan, Mu Wan yang sudah lama berdiri di koridor itu akhirnya melepas kalung yang ada di lehernya.     

Ini adalah benda peninggalan ibunya. Dia pernah mendengar ayahnya berkata kalau kalung ini sangat berharga, mata angsa yang terbuat dari berlian orlov. Dia tidak tahu berapa harga kalung ini, tapi sejak ayahnya mengatakan kalung ini sangat berharga, harusnya bisa menghasilkan cukup uang, 'kan?     

Menatap sekilas mata angsa di kalung itu, perasaan Mu Wan masih kalang kabut.     

Ibunya meninggal setelah melahirkan dirinya dan adiknya. Ia bahkan tidak ingat bagaimana rupa sang ibu dan satu-satunya yang menggambarkan ibunya hanyalah kalung ini.     

Setelah membuang keraguan di hatinya, Mu Wan membawa kalung itu ke toko perhiasan.     

Orang yang bertugas memeriksa kalung itu sangat terkejut saat pertama kali melihatnya. Setelah tahu bahwa itu adalah berlian orlov yang langka, mereka bahkan bersedia membelinya dengan harga yang tinggi.     

Tapi pemilik toko melihat raut cemas Mu Wan, sepertinya ia sangat menantikan uang itu dan berniat menipunya.     

Ini benda yang sangat berharga dan dia malah bersedia menjualnya, itu artinya dia tidak tahu banyak tentang berlian di mata angsa ini.     

"100.000 yuan!"     

Mu wan tidak terlalu terkejut mendengar nominal yang disebutkan itu. Bagaimanapun, dia tahu kalau harga kalung itu memang tidak murah.     

Ia tidak yakin berapa harga sebenarnya dari kalung ini, tapi 100.000 yuan tentunya bisa mengatasi keadaan darurat ini.     

"Tuan, apa aku bisa mengajukan syarat?"     

Pemilik toko itu sedikit terkejut, "Syarat apa?"     

"Sekarang ini aku sangat butuh uang. Aku bisa menjualnya padamu seharga 100.000 yuan, tapi... bisakah aku menebusnya dengan 200.000 yuan saat aku punya uang nanti? Karena ini merupakan peninggalan dari ibuku."     

Pemilik toko itu sungguh menginginkan kalung ini dan sepertinya Mu Wan juga sedang terburu-buru menjualnya, itu artinya dia sedang terdesak. Begitu kalung ini sampai di tangannya, ia tidak akan menjualnya bahkan seharga 50 juta yuan sekalipun.     

"Baiklah, tentu bisa."     

Mata Mu Wan berbinar karena sangat bersyukur mendengarnya, "Benarkah?"     

"Iya, tapi ada batas waktunya. Aku ini seorang pengusaha dan aku tidak mau membiarkan jualanku tidak terjual karena dengan begitu aku tidak akan mendapatkan uang."     

"Baiklah, aku akan kembali secepat mungkin untuk menebusnya."     

Tuan pemilik toko itu mengangguk.     

Setelah transaksi mereka selesai, Mu Wan segera menghentikan taksi dan menuju ke jalan Jindu tempat temannya berada.     

.     

Di ruangan pribadi itu.     

Setelah mengakhiri panggilannya, Jing Yihan menatap Mu Han.     

"Apa kamu bisa membiarkanku pulang sekarang?"     

Mu Han tersenyum puas, "Tidak, bagaimana jika Mu Wan tidak datang?"     

Jing Yihan semakin cemas, "Bukankah kamu baru saja menyuruhku menyalakan speakerphone? Apa kamu tidak dengar Mu Wan berkata kalau dia akan datang!?"     

"Aku dengar, tapi untuk jaga-jaga. Tunggu dia sampai, lalu kamu bisa pergi."     

Tentu saja Mu Han punya rencana lain. Kalau Mu Wan tidak datang, ia berencana untuk menyandera Jing Yihan dan memaksa Mu Wan datang kemari!     

"Kenapa? Apa kamu takut menghadapinya secara langsung dan takut dia akan tahu bahwa kamu sudah mengkhianatinya?"     

Tentu saja Jing Yihan takut.     

Satu-satunya orang yang tidak ingin ia khianati seumur hidupnya adalah saudaranya, Mu Wan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.