Suami Dingin Tapi Kaya

Kamu Sudah Tidak Punya Kesempatan Untuk Itu



Kamu Sudah Tidak Punya Kesempatan Untuk Itu

0"Tidak masalah kalau tidak mau memberitahu. Tamparan kali ini khusus untuk Yihan."     

Setelah kata-kata itu terucap, saat itu juga satu tamparan lagi dilayangkan, "Plakk!"     

"Itu tamparan karena kau telah mengganggu ibunya."     

Mu Wan sudah memikirkannya. Satu-satunya yang bisa mengancam Yihan kemungkinan hanyalah bibi Hu yang sedang terbaring di rumah sakit saat ini.     

Sepertinya Mu Han sengaja menggunakan Yihan untuk balas dendam pada dirinya. Mu Han pasti sudah menggunakan banyak cara dan mungkin ia juga orang dibalik gagalnya pengajuan 'dana amal' itu. Semua itu ia lakukan dengan tujuan mengancam Yihan dan bibi Hu.     

Amarah Mu Wan semakin memuncak setelah memikirkannya!     

Mu Han yang ditampar berturu-turut itu juga merasa sangat marah!     

"Mu Wan, berani sekali kau melakukan ini padaku? Aku benar-benar akan membunuhmu, sialan!"     

Mu Wan hanya menyeringai, "Benarkah? Tapi sepertinya... kau sudah tidak punya kesempatan untuk itu."     

Raut wajah Mu Han tiba-tiba berubah, "Apa maksudmu?"     

"Bukankah barusan Gu Tingyuan berkata akan melemparmu ke laut dan membiarkanmu menjadi santapan hiu?"     

Mu Han yang mendengarnya langsung ketakutan, bahkan saking takutnya, kedua kakinya mulai gemetaran.     

Apa Gu Tingyuan benar-benar akan melemparnya ke laut?     

Tidak, tidak mungkin. Dia tidak akan membunuh orang secara terang-terangan seperti itu!     

"Kalian tidak bisa melakukannya, itu melanggar hukum!!" Ia sangat ketakutan. Ia bahkan tidak bisa membayangkan akibatnya saat tubuhnya dilempar ke laut dan dicabik-cabik atau dinikmati hiu di sana.     

Ia semakin bergerak mundur dan mencoba melepaskan diri dari pengawal. Tapi, seberapa keras pun ia mencoba, ia tetap tidak akan bisa lepas dari kemalangan yang menantinya di akhir.     

Mu Han semakin panik. Ia sudah pernah mendengar kekejaman seorang Gu Tingyuan. Pria itu melepaskannya terakhir kali, tapi kali ini, setelah mengetahui ia berbuat demikian pada Mu Wan, pria itu pasti tidak akan melepaskannya lagi.     

Setelah memikirkannya, Mu Wan jadi kehabisan akal sampai akhirnya ia mulai memohon belas kasihan mereka.     

"Mu Wan, ini salahku. Aku tidak akan berani lagi. Bagaimanapun kita ini masih sepupu, jadi bisakah kau maafkan aku kali ini?"     

Mu Wan merasa sangat lucu melihat Mu Han yang memohon belas kasih pada dirinya.     

Bagaimana bisa ada wanita yang sangat tidak tau malu sepertinya di dunia ini? Sungguh tidak tau malu.     

"Terakhir kali kau juga berkata begitu, jadi aku melepaskanmu. Tapi aku malah hampir mati di tanganmu. Jadi menurutmu, apa aku masih bisa memaafkanmu terlepas dari apa yang sudah terjadi?"     

"Tidak, Wan Wan. Kali ini aku sadar aku memang salah. Aku janji! Aku janji, kedepannya tidak akan pernah muncul lagi di hadapanmu. Wan Wan... tolong maafkan aku kali ini, ya?"     

Raut wajah Mu Wan terlihat dingin, "Tidak! Melepaskanmu sama saja dengan meninggalkan bencana untuk diriku sendiri!"     

"Mu Wan!" Sebenarnya dia tidak benar-benar memohon, Mu Han masih sedikit marah, "Bagaimanapun aku ini masih keluargamu. Apa kau sekejam itu sampai ingin membunuhku!?"     

Mu Wan tersenyum mendengarnya, senyum yang penuh dengan kepedihan.     

"Keluarga? Apa kau pernah memperlakukan aku layaknya keluarga selama tiga tahun ini? Jangan lupa, orang yang paling menginginkan kematianku adalah kau! Dan sekarang kau malah membahas kekeluargaan denganku? Mu Han, apa kau tidak berpikir kalau kau itu sangat tidak tau malu? Beberapa detik yang lalu kau hampir membunuhku dan sekarang malah membahas tentang kekeluargaan denganku. Apa hubungan keluargamu serendah itu?"     

Seketika Mu Han langsung terdiam.     

Beberapa saat setelahnya, dia menatap Mu Wan dan berkata lagi, "Semua orang memang melakukan kesalahan, dan aku... aku juga bukan orang suci. Kau tentunya juga pernah melakukan kesalahan, 'kan?"     

Mu Wan terkejut mendengarnya.     

Apa lagi yang akan Mu Han lakukan kali ini?     

Mu Han menarik mengambil napas dalam-dalam, lalu ia melirik Gu Tingyuan yang ada di belakang Mu Wan.     

Ia sungguh tidak mengerti. Gu Tingyuan tahu dengan jelas kalau Mu Wan yang membunuh ayahnya, tapi kenapa pria itu masih saja melindungi Mu Wan?     

Sampai saat ia bersiap untuk balas dendam pada Mu Wan, ia akhirnya menyelidiki kasus itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.