Suami Dingin Tapi Kaya

Pria Yang Terlihat Seperti Seorang Kaisar



Pria Yang Terlihat Seperti Seorang Kaisar

0Mu Wan terjatuh ke lantai dan saat dia mendongak, dia melihat keempat pria di ruangan itu tidak mengenakan pakaian dia bagian atas maupun bawah. Mereka hanya mengenakan pakaian dalam yang menutupi daerah privasi mereka.     

Melihat Mu Wan yang didorong masuk, keempat pria itu segera bangkit dari sofa dan berjalan menuju Mu Wan. Senyum jahat terpampang jelas di wajah mereka karena puas dengan apa yang ada di hadapannya saat ini.     

Mu Wan yang sangat ketakutan itu mencoba melarikan diri dengan segera bangkit dan berlari menuju pintu.     

Ia memutar knop pintu dengan putus asa, tapi ternyata pintu itu sudah dikunci. Keempat pria yang ada di belakangnya meneteskan air liur seolah mereka sedang melihat mangsa mereka.     

"Nona cantik, cepat kemari dan puaskan kami!"     

"Pergi, pergi!!"     

Mu Wan berteriak dengan putus asa, ia mencoba mencari pertahanan diri, tapi pisau yang tadi di tangannya sudah hilang dan sekarang ia tidak memiliki senjata apapun. Sepertinya ia benar-benar akan selesai hari ini.     

"Jangan mendekat, jangan mendekat!! Pergi, pergi kalian semua!!"     

Di tengah keputusasaannya, tiba-tiba saja wajah Gu Tingyuan terlintas di benaknya.     

Tiga tahun yang lalu, dia juga hampir dilecehkan oleh seorang pria mabuk dan Gu Tingyuan yang pertama kali melihat itu langsung marah dan memukuli pria mabuk itu sampai babak belur. Setelah itu Gu Tingyuan memeluknya dan mulai menenangkannya yang ketakutan itu, dengan nada tenang dia berkata, "Tidak apa-apa."     

Saat itu, ia merasa bahwa Gu Tingyuan adalah pria paling lembut dan hangat di dunia ini.     

Melihat kondisinya yang sekarat itu, keempat pria tadi malah mengabaikannya. Salah satu dari mereka yang sudah tidak sabar itu segera menuju Mu Wan yang baru saja bangkit itu dan melemparkannya. Setelah itu dia segera merobek pakaian Mu Wan!     

"Menjijikkan, lepaskan aku!!"     

Ia memukul dan mencoba mendorong pria yang melemparnya itu.     

Pemandangan yang lumayan menarik bagi tiga orang lainnya, lalu mereka segera mengelilingi Mu Wan...     

Tepat pada saat itu, pintu ruangan ditendang hingga menimbulkan dentuman yang keras!     

Karena kesenangan mereka terganggu, salah satu dari keempat pria itu jadi semakin marah, "Benar-benar cari mati, berani sekali kau mengganggu kesenangan..."     

"Brukkk"     

Sebelum pria itu menyelesaikan perkataannya, ia sudah lebih dulu ditendang ke sudut dinding sampai wajahnya jadi pucat karena kesakitan.     

Tiga pria lain yang melihatnya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat itu.     

Dan saat mereka mendongak, mereka langsung melihat seseorang dengan tampang seperti raja iblis yang sangat berbahaya.     

Pencahayaan yang remang-remang membuat pria yang berdiri di depan pintu itu semakin terlihat misterius dengan tubuh yang memancarkan aura yang tidak biasa.     

Ketiga pria lainnya sedikit ketakutan melihat pria misterius di depan mereka.     

Pria itu adalah...     

Wajahnya sangar familiar, tapi mereka tidak bisa mengingat dengan pasti siapa pria itu.     

Mendengar suara pergerakan yang tiba-tiba itu, wajah Gu Tingyuan langsung muncul di benak Mu Wan. Sama seperti tiga tahun lalu, pria itulah yang pertama kali muncul di hadapannya saat dia dalam bahaya seperti ini.     

Saat itu, ia segera mengeratkan pakaiannya dan saat ia mendongak untuk melihat pria yang berdiri di sana, benar saja... itu memang Gu Tingyuan.     

Ia terluka parah beberapa hari lalu, bukankah harusnya dia masih di rumah sakit untuk memulihkan lukanya itu? Kenapa ia bisa datang kemari?     

Dalam sekejap mata, ia langsung dipeluk oleh Gu Tingyuan.     

Saat ia berbalik, ia hanya mendengar pria itu berkata dengan dingin, "Bunuh mereka semua."     

Ia berkata layaknya seorang kaisar yang sedang mengeluarkan perintah dan itu membuat raut wajah keempat pria tadi semakin pucat.     

Sepanjang perjalanan, Mu Wan tetap digendong pria itu dan ia masih tidak percaya kalau yang tadi dia saksikan itu memang nyata.     

Sambil menatap rahang tegas pria itu, ia sempat berpikir, bukankah ini mimpi yang sangat ia dambakan selama ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.