Suami Dingin Tapi Kaya

Aku Tidak Sengaja



Aku Tidak Sengaja

0Di satu sisi Mu Wan senang mendengarnya, tapi di sisi lain, ia juga menjadi sedikit khawatir.     

Dengan karakter pria itu, sangat mungkin ia akan benar-benar melakukan apa yang baru saja diucapkan.     

Tapi tidak lama lagi Gu Jingkun juga akan menemukan dirinya, 'kan?     

Ia juga tidak tahu apakah ia masih bisa tinggal di rumah ini atau tidak.     

"Aku... tidak akan melarikan diri lagi." Mu Wan segera menjawab setelah mendapati tatapan gelap dan tajam pria itu.     

Kalau bisa, ia memang tidak ingin melarikan diri lagi.     

Sambil menatap wanita itu, tatapan Gu Tingyuan mulai terlihat lebih tenang, "Hanya kali ini saja."     

Setelah mengatakannya, pria itu segera mengeluarkan tangan Mu Wan yang berada di bawah selimut dan menggunakan kunci untuk membuka borgol di pergelangan tangan wanita itu.     

Untuk sesaat, Mu Wan dapat menghela napas lega.     

Melihat perubahan raut wajah wanita itu, tatapan Gu Tingyuan sedikit menggelap.     

Kalau bukan karena takut wanita itu akan mogok makan hanya karena hal ini, ia mungkin akan terus memborgolnya sampai wanita itu menyerah untuk melarikan diri dari dirinya.     

Gu Tingyuan hendak bangkit setelah melepas borgol itu.     

"Tunggu dulu!"     

Melihat itu, Mu Wan langsung menarik kembali pria yang hendak bangkit dari tempat tidur itu.     

Gu Tingyuan tertangkap basah. Pria itu tidak pernah menyangka wanita di bawahnya itu akan menariknya kembali dan menyebabkan tubuhnya jatuh sampai menyentuh ujung hidung wanita di bawahnya.     

Seketika Mu Wan tercengang. Tentu saja ia tidak bisa menahan situasi yang tiba-tiba itu.     

Wanita Itu baru saja melihat kalau pria itu akan segera pergi, jadi ia berniat untuk segera menariknya dengan tergesa-gesa. Tanpa diduga, pria itu tidak bisa menahan tangannya dan langsung menekan tubuh wanita itu.     

Mendapati wajah tampan pria itu sangat dekat dengannya, jantung Mu Wan mulai berdebar dengan cepat.     

Sejak malam itu, ia hampir tidak pernah melihatnya dari jarak sedekat ini dan juga di suasana tenang seperti ini. Gu Tingyuan juga sempat tercengang untuk sementara waktu.     

Tatapan mereka bertemu dan dengan jarak sedekat itu membuat jantung Mu Wan berdetak tak karuan.     

"Aku..." Setelah kembali pada kesadarannya, Mu Wan segera mendorong pria itu, "Aku tidak sengaja."     

Tatapan Gu Tingyuan mulai menggelap melihatnya, "Bukankah kamu sengaja melakukannya?"     

Mu Wan sangat terkejut mendengarnya. Saat itu juga pipinya langsung merona merah bahkan sampai ke telinga juga.     

Jelas-jelas wanita itu sengaja menariknya, bahkan juga menariknya dengan sedikit kuat. Jadi tidak masuk akal jika mengatakan bahwa ia tidak sengaja.     

Gu Tingyuan juga mendengar dengan jelas saat wanita itu berkata 'tunggu dulu'.     

"Kamu menyingkirlah dulu."     

Perlahan Mu Wan mulai tenang setelah mengatasi wajah merona dan juga debaran jantungnya.     

Gu Tingyuan juga tidak ingin tetap dalam situasi seperti itu, jadi ia segera bangkit dari posisinya.     

"Itu... apa aku bisa keluar?"     

Sebenarnya ia tidak seharusnya mengatakan itu karena bagaimanapun tangannya baru saja dibebaskan.     

Benar saja, setelah mendengar kalau wanita itu ingin keluar, raut wajah Gu Tingyuan tiba-tiba berubah menjadi dingin. Ia menolak dengan tatapan yang tertuju pada wanita itu.     

"Tidak bisa!"     

Mu Wan merasa sedikit tidak berdaya, "Yihan dan bibi Hu masih di rumah sakit, jadi aku harus segera ke sana."     

Mendengar nama Jing Yihan, Gu Tingyuan sedikit menyeritkan kening dan raut wajahnya terlihat lebih gelap.     

Kalau bukan karena wanita itu, Mu Wan tidak akan dibawa oleh Mu Han ke jalan Jindu. Bagaimanapun, Jing Yihan juga turut campur tangan dalam masalah itu.     

"Kau ini bodoh, ya?"     

Sambil menatapnya, pria itu berkata dengan marah.     

Awalnya Mu Wan tertegun sejenak sebelum ia menyadari maksud perkataan pria itu.     

"Dia memang salah, tapi kalau Yihan benar-benar mengkhianatiku hanya karena uang, aku pasti tidak akan bisa berdiri di hadapanmu saat ini."     

"Itu karena dia dihantui oleh hati nuraninya." Pria itu langsung memalingkan wajah dengan amarah yang masih menguasainya.     

Mu Wan tidak berpikir demikian.     

Karena...     

Tiga tahun yang lalu, ia juga mengalami ketidak berdayaan dan rasa sakit yang sama seperti Yihan rasakan. Rasa sakitnya seperti pisau yang menusuk hatinya, tapi ia sama sekali tidak bisa mencabut pisau itu. Sampai akhirnya pisau itu menusuk semakin dalam ke dasar hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.