Suami Dingin Tapi Kaya

Apa Kamu Percaya Padaku?



Apa Kamu Percaya Padaku?

0Mendengar suara Helian, Gu Tingyuan yang duduk di sofa perlahan menoleh dan menemukan Mu Wan di sana.     
0

Mu Wan menunduk, lalu berkata yang sebenarnya, "Dia marah dan menghukumku dengan cara seperti ini."     

Darah Helian seolah berhenti setelah mendengar perkataannya.     

Ia menatap kaget pada Mu Wan, lalu mengalihkan pandangan pada Gu Tingyuan.     

"Caramu ini... sangat unik. Ini membuat Mu Wan terlihat seperti seekor anjing..." Helian segera menghentikan perkataannya karena sadar itu tidak sopan.     

Tapi jujur saja, saat pertama kali ia melihat Mu Wan, ia sungguh merasa kalau wanita itu terlihat seperti seekor anjing yang sedang dirantai...     

Mu Wan juga menatap Helian dengan tatapan sedihnya.     

Benar. Dia bukan hewan, tapi bagaimana bisa pria itu menghukumnya dengan cara seperti ini?     

Gu Tingyuan yang duduk di samping berkata pada Helian dengan raut datarnya, "Kamu bisa pergi."     

Helian mengerucutkan bibirnya, lalu ia mengemasi barangnya dan pergi dari sana.     

Tapi ia sadar mengapa Ting sampai menggunakan cara seperti itu. Temannya itu pasti sudah sangat marah karena Mu Wan sudah sering meninggalkannya diam-diam. Perbuatannya itu sekaligus untuk memperingatkan Mu Wan. Jika sampai lain kali wanita itu berniat meninggalkannya lagi,dia akan memaksa wanita itu tinggal di sisinya dengan cara mengikatnya begini.     

Saat melewati tubuh Mu Wan dengan kotak obat di tangannya, Helian Zhen berbisik di telinga wanita itu, "Jangan melarikan diri lagi. Suasana hati Ting sangat buruk saat kamu melarikan diri selama beberapa hari ini."     

Setelah mengatakannya, Helian langsung pergi.     

Mu Wan masih terdiam di tempatnya dengan perasaan yang sedikit rumit.     

Ia sama sekali tidak berniat untuk melarikan diri, hanya saja... ia tidak memiliki pilihan.     

Ia menatap pria berkulit dingin yang duduk di sofa, lalu melirik kain kasa merah yang ada di tempat sampah. Saat dipukul olehnya, pria itu tidak mengatakan apapun. Pasti saat itu ia sangat kesakitan, 'kan?     

"Maaf."     

Ia menunduk dan tiba-tiba angkat bicara..     

Gu Tingyuan sedikit terkejut mendengarnya.     

Sebelumnya wanita itu marah-marah pada dirinya dan sekarang, ia tiba-tiba meminta maaf pada dirinya. Benar-benar tidak sesuai dengan karakter wanita itu.     

Akhirnya ia juga membuka mulut, seolah tidak bisa mengabaikan kelembutan wanita itu.     

"Minta maaf untuk apa?"     

"Lukamu..."     

"Tidak apa-apa."     

Percakapan mereka berhenti di sana dan ruangan kembali hening selama beberapa saat.     

Mu Wan terdiam di tempatnya sambil menatap Gu Tingyuan yang sepertinya tidak ingin mengatakan apa-apa lagi. Wanita itu sempat bingung, apakah ia harus berbalik atau terus menunggu maaf dari pria itu sampai bersedia melepaskan benda di tangannya itu.     

Setelah berpikir selama beberapa saat, ia melanjutkan langkahnya.     

Gu Tingyuan perlahan mendongak dan melirik dirinya.     

"Aku tidak akan melarikan diri lagi, bisakah kau lepaskan benda ini?"     

Pria itu menaikkan alisnya dan berkata, "Kamu sungguh tidak akan melarikan diri lagi?"     

"Iya, aku berjanji."     

"Janjimu itu tidak berarti apa-apa."     

Hati Mu Wan tercekat mendengarnya.     

Janjinya tidak berarti apa-apa…     

Memang benar bahwa tiga tahun lalu ia pernah berjanji, tapi tetap saja ia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya.     

"Janjiku tidak berarti apa-apa... lalu, apa kamu percaya padaku?"     

Gu Tingyuan menaikkan tatapannya, tidak tahu apakah ini hanya halusinasinya atau tidak, tapi ia bisa melihat rasa sakit yang tersimpan di mata wanita itu.     

Memangnya apa yang diderita wanita itu?     

Tiga tahun yang lalu dan juga tiga tahun kemudian, wanita itulah yang melarikan diri darinya. Tapi kenapa sekarang seolah wanita itu yang jadi korbannya?     

Gu Tingyuan bangkit dan mendekat padanya, "Bagaimana bisa aku mempercayaimu?"     

Hati Mu Wan seolah teriris pisau saat bertemu tatap dengan mata tajam pria itu, "Kamu memang hebat, tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak kamu tau, tapi..." suaranya tiba-tiba jadi parau, "Kenapa kamu tidak pernah mencari tahu isi hatiku?"     

Gu Tingyuan sedikit terkejut melihat mata Mu Wan yang berubah menjadi kemerahan itu.     

Apa maksud perkatannya itu?     

Sambil meliriknya, Gu Tingyuan berkata dengan nada yang sedikit serak, "Bagaimana caraku mencari tahu isi hatimu?"     

Matanya semakin memerah karena sudah terlalu banyak rasa sakit yang di simpan di hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.