Suami Dingin Tapi Kaya

Apa yang... Kamu Lakukan?



Apa yang... Kamu Lakukan?

0"Apa yang terjadi denganmu?"     

Helian Zhen sangat terkejut saat melepas kain kasa yang sudah berlumuran darah itu.     

Meskipun sebelumnya ia memang menendang orang yang mengganggu Mu Wan, tapi lukanya tidak akan separah ini sekalipun ia menggunakan terlalu banyak tenaganya.     

Gu Tingyuan yang sedang duduk di sofa sambil memejamkan mata perlahan membuka matanya dengan raut wajah yang masih dingin, tapi pria itu sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Helian.     

Helian sangat tidak tahan dengan sikap temannya itu, ia sampai terlihat seperti seorang 'ibu' yang mengomeli putranya, "Aku sudah pernah bilang sebelumnya untuk lebih menghargai dirimu sendiri. Kalian berdua memang sama-sama saja."     

Sambil membersihkan luka Gu Tingyuan dengan kain kasa, ia bicara sendiri dan tentunya 'kalian berdua' yang ia maksud adalah Mu Wan.     

Kedua orang itu memang memiliki kesamaan dalam beberapa hal, jadi tidak mengherankan jika mereka dapat secara langsung merasa cocok tiga tahun lalu.     

Mu Wan yang berada di kamar utama bisa memandang borgol di pergelangan tangannya. Suasana hatinya sudah tidak semarah sebelumnya dan sekarang perkataan Gu Tingyuan tiba-tiba muncul di benaknya.     

Pria itu menyalahkan dirinya karena sering melarikan diri, tapi pria itu sama sekali tidak pernah berpikir kalau sebenarnya tiga tahun lalu dirinya... tidak pernah berniat untuk melarikan diri dari pria itu.     

Kalau saja ia memiliki pilihan saat itu, tentunya ia tidak akan rela untuk melarikan diri.     

Setelah duduk di samping ranjang, suasana hatinya perlahan mulai tenang.     

Tapi ia merasa sedikit tidak adil melihat borgol yang melekat di tangannya.     

Ia manusia dan tentunya tidak ingin diperlakukan seperti ini. Di dunia ini, tidak ada yang diperlakukan seperti selain tahanan dan hewan peliharaan, kan?     

Dan juga tentang Yihan.     

Ia juga tidak tahu bagaimana keadaan bibi Hu saat ini.     

Biaya operasi dan hasil pencocokan sumsum tulang belakang belum keluar, jadi ia tidak ingin ditahan seperti ini.     

Perlahan, ia mendongak dan menatap pintu yang tertutup rapat.     

Ia tidak tahu apakah suasana hati Gu Tingyuan sudah mulai membaik setelah ia mengakui kesalahannya, lalu apakah pria itu akan bersedia melepaskan benda di tangannya ini?     

Meskipun hanya ada sedikit harapan, Mu Wan tetap ingin mencobanya. Karena hanya dengan mencoba dia akan memiliki secercah harapan. Jika tidak, ia hanya akan menjadi tahanan dari Gu Tingyuan di tempat ini sepanjang waktu.     

Saat ia mencoba untuk bangkit, borgol di tangannya mengeluarkan suara yang keras.     

Saat ia membuka pintu kamar utama, samar-samar ia bisa mendengar suara Helian dari seberang.     

Ia melangkah dari kamar utama dan mendengar kalau suara itu berasal dari ruang kerja, jadi ia berjalan dengan perlahan.     

Jujur saja, dengan keadaan diborgol seperti ini, siapa pun orang yang melihatnya akan mengira kalau dirinya dikurung oleh Gu Tingyuan layaknya binatang buas dan sebenarnya ia merasa tidak terlalu mempermasalahkannya.     

Tapi saat menghadapi sikap Gu Tingyuan yang mendominasi itu, ia... bahkan tidak memiliki hak untuk menolak!     

"Baiklah, aku sudah membalutnya. Apapun yang terjadi selanjutnya, kamu tidak boleh menggunakan terlalu banyak tenaga." Setelah membalut luka pria itu, Helian membersihkan 'kasa yang penuh dengan darah' tadi.     

Mu Wan yang baru saja sampai di depan pintu kerja kebetulan melihat potongan kasa yang berwarna merah itu dan tentunya ia sangat terkejut melihatnya.     

Sebelumnya, tangannya tiba-tiba diborgol dan itu membuat kemarahannya memuncak saat itu. Ia benar-benar tidak teringat bahwa punggung Gu Tingyuan masih terluka dan dengan kemarahannya, ia mengepalkan tangan dan memukul tepat di luka pria itu...     

Tersadar bahwa kain kasa merah itu mungkin disebabkan oleh dirinya, seketika rasa bersalah muncul di hati Mu Wan.     

Pria itu terluka karena dirinya, tapi ia tidak pernah menjenguknya ke rumah sakit. Saat pria itu datang ke jalan Jindu untuk menyelamatkan dirinya, ia malah bertengkar dan bahkan bermain tangan dengan pria itu.     

"Mu Wan?"     

Helian berbalik dan mendapati dirinya berdiri di depan pintu. Pria itu sangat terkejut saat tatapannya tertuju pada borgol di tangan Mu Wan. Sambil menunjuk pergelangan tangan Mu Wan, ia bertanya, "Apa yang... kamu lakukan?"     

Suasana hati Mu Wan sedikit tidak baik saat mendapati tatapan terkejut Helian yang menanyakan perihal borgol di kedua tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.