Suami Dingin Tapi Kaya

Kamu Berhutang Rasa Cinta Padanya



Kamu Berhutang Rasa Cinta Padanya

0"Dan juga," raut wajah Mu Wan jadi sedikit murung, "Meskipun ayahku sudah tidak ada lagi, tapi masih ada Mu Chen."     

Jing Yihan sangat terkejut mendengarnya.     

"Maksudmu kakek Gu Tingyuan masih mengancammu dengan nyawa Mu Chen?"     

"Dia tidak mengatakannya secara langsung dan aku juga tidak tahu dengan jelas. Tapi..." ia berbalik dan menatap Jing Yihan lagi, "Tetap saja, dari awal sampai akhir dia tidak akan menerimaku, 'kan?"     

Karena Gu Jingkun tidak menerimanya, jadi pria tua itu tidak bisa membiarkan dirinya bersama dengan Gu Tingyuan seperti yang pria tua itu lakukan tiga tahun yang lalu. Dan karena pria tua itu sudah melakukannya tiga tahun yang lalu, ia pasti akan melakukan hal yang sama untuk kedepannya.     

"Tapi kamu sudah menikah dengan Gu Tingyuan dan sudah memasuki Yujing Manor juga. Lalu apa lagi alasan pria tua itu untuk tidak setuju? Nasi sudah menjadi bubur dan tentunya pria tua itu tidak bisa menarik kembali ucapannya, 'kan?"     

Tapi Mu Wan malah berkata, "Itu karena dia ingin mempermudah melakukan transfusi darah pada An Rongxi."     

"Transfusi darah? Apa maksudmu?" Jing Yihan sangat bingung karena ia tidak pernah mendengar temannya itu mengungkit mengenai hal itu.     

Mu Wan berujar, "Ibu Gu Tingyuan membutuhkan transfusi darah setiap bulan agar bisa bertahan hidup, tapi dia sudah tidak membutuhkannya sekarang, jadi Gu Jingkun membiarkan aku pergi."     

Saat mendengarnya, Jing Yihan langsung mengerti satu hal lagi.     

"Jadi terakhir kali kamu pergi itu bukan karena Gu Tingyuan mengusirmu, melainkan... karena kakeknya?"     

"Hm." Mu Wan mengangguk.     

"Transfusi darah yang kamu maksud..." perlahan Jing Yihan menyangkutpautkan beberapa hal itu, "Apa karena itu beberapa kali wajahmu terlihat sangat pucat sampai membuatmu pingsan? Mereka menganggapmu sebagai 'kantong darah' untuk menyelamatkan nyawa ibu Gu Tingyuan?"     

Jing Yihan sangat terkejut menyadari hal itu.     

Mu Wan terdiam selama beberapa detik, lalu berujar, "Awalnya Gu Tingyuan tidak tahu perihal transfusi darah itu."     

"Bagaimana bisa mereka melakukan ini? Transfusi darah setiap bulan? Bahkan pria kekar saja tidak akan tahan dengan metode transfusi darah seperti itu! Mu Wan, kau... kau benar-benar membiarkan pria tua itu melakukannya? Apa kau tidak mau hidup lagi!?"     

Orang normal perlu istirahat selama beberapa bulan sebelum melakukan transfusi darah berikutnya dan setiap kali melakukan transfusi darah, jumlahnya tidak boleh terlalu banyak.     

Tapi Mu Wan malah melakukan transfusi darah pada An Rongxi setiap bulannya, apa wanita itu berpikir kalau dirinya adalah 'mesin penghasil darah'?     

Raut wajah Mu Wan tetap tenang, "Semua orang tentunya ingin hidup, begitu juga denganku." Ia mendongakkan kepalanya dan menatap Jing Yihan, "Tapi aku tidak punya pilihan."     

"Gu Jingkun memaksamu lagi?"     

"Benar dia memaksaku, tapi aku juga berhutang pada Gu Tingyuan."     

Jing Yihan malah tidak setuju dengannya, "Kamu hanya berhutang perasaan cinta padanya, kenapa malah membayarnya dengan nyawamu?"     

"Awalnya aku tidak terlalu tahu dengan jelas tentang kondisi ibunya. Aku hanya berpikir kalau aku melakukan transfusi darah, maka dia akan baik-baik saja. Sampai suatu saat Helian memberitahuku seberapa besar bahaya yang ditimbulkan akibat transfusi darah. Tapi... akhirnya Gu Tingyuan juga mengetahui perihal transfusi darah itu."     

Kalau begitu, Gu Tinguan sebenarnya tetap peduli pada Mu Wan dan tidak ingin wanita itu menyerahkan nyawanya untuk keberlangsungan hidup ibunya, 'kan?     

Jing Yihan sedikit terkejut dengan fakta itu.     

Mungkin bagi Gu Tingyuan, pria itu benci pada Mu Wan karena pergi tanpa sepatah kata pun waktu itu, tapi ia masih peduli pada wanita itu, 'kan?     

Kalau tidak, pria normal yang benar-benar membenci wanita pasti akan menjauh dan bukannya menikahi wanita itu.     

"Wan Wan, apa kamu tidak pernah berpikir kalau Gu Tingyuan masih menyukaimu?"     

Perkataannya itu membuat Mu Wan terkejut sampai ia berbalik untuk menatap Jing Yihan.     

Gu Tingyuan masih menyukainya?     

Itu... sepertinya tidak mungkin.     

Bukankah pria itu sangat membencinya bahkan sampai memborgol dirinya seolah ia adalah seekor anjing?     

"Kamu berpikir terlalu jauh."     

Jing Yihan menatapnya dan berujar, "Apa aku yang berpikir terlalu jauh atau kamu yang hanya 'menilai dari luarnya' saja? Wan Wan, apa kamu sudah memikirkan hal ini dengan hati-hati?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.