Suami Dingin Tapi Kaya

Bukankah Dia Sedang Marah?



Bukankah Dia Sedang Marah?

0Mu Wan masih mencoba menahan rasa malunya.     

Ia masih bingung menghadapi serangan kuat dari pria itu.     

Bukankah pria itu meminta dirinya untuk menyenangkannya? Kenapa dirinya malah berperan sebagai pihak yang pasif sekarang?     

Ciuman pria itu sangat lembut, masih sama seperti tiga tahun yang lalu. Ciuman itu membuatnya sedikit terlena sampai ia lupa untuk menahan ciuman yang semakin dalam dari pria itu.     

Pria itu sedikit membungkuk dan langsung menekan tubuh Mu Wan sampai menyentuh selimut yang ada di atas ranjang. Bibirnya yang dingin dan lembut itu semakin merambah ke setiap inci tubuh wanita itu.     

Saat seluruh tubuhnya diselimuti oleh hawa dingin, saat itulah Mu Wan sadar kalau pakaiannya sudah tanggal semua. Sejenak seluruh tubuhnya terasa kaku.     

Meskipun ia baru melakukannya sekali, tapi semua orang dewasa pasti mengerti bahwa jika sudah sampai di tahap ini, apa yang selanjutnya terjadi adalah seperti yang dikatakan Gu Tingyuan barusan, yaitu 'memenuhi kewajiban sebagai suami istri'.     

Bukankah pria ini sedang marah? Dan juga, bukankah pria ini sering berkata tidak sudi menyentuh dirinya? Kenapa sekarang malah...     

"Mphh..."     

Saat Mu Wan sedang tenggelam dalam pikirannya, ciuman pria itu tiba-tiba saja semakin turun.     

Terlena dengan kehangatan dari bibir pria itu, Mu Wan tiba-tiba merasa gelisah dan perasaan semacam ini sangat sulit untuk dilepaskan sampai membuatnya sedikit terengah-engah.     

Gu Tingyuan juga bukan orang yang suci dan saat dirinya dihadapkan dengan seseorang yang tidak bisa ia lupakan, tentu saja dirinya selalu merindukan wanita ini. Hanya saja, saat ia kembali teringat dengan masa lalu, ia selalu menahan rasa rindunya itu, bahkan saat rasa rindu itu seakan menusuk jantungnya, ia tetap akan memilih untuk menahannya.     

Dalam empat bulan terakhir ini, dirinya dan wanita itu baru sekali melakukan hubungan suami istri. Bukan karena ia bisa menahan hasratnya, hanya saja ia tidak mau memikirkannya dan juga tidak berinisiatif untuk mendekat lebih dulu.     

Karena tiga tahun lalu dirinya lah yang lebih dulu berinisiatif, setelah itu... ia kalah telak hingga tidak berdaya.     

Ia meninggalkan beberapa tanda di kulit putih wanita itu dan setelah melihat tanda berwarna ungu kemerah-merahan itu, Gu Tingyuan jadi merasa sedikit senang.     

Tanda-tanda itu secara tidak langsung telah menunjukkan kalau wanita itu adalah miliknya. Tidak peduli apa alasan wanita itu pergi tiga tahun yang lalu, tapi ia tidak akan membiarkan pria lain memilikinya seumur hidup. Satu-satunya yang bisa bersama wanita itu hanyalah dirinya sendiri.     

Hasrat sudah menyelimutinya dan dorongan hangat di bawah sana membuat Mu Wan kewalahan sampai ia tidak bisa menahan diri untuk mengerang...     

Suara merdu mereka saling bersahutan sampai keduanya merasa lelah.     

Mu Wan benar-benar kelelahan dan saat ia bangun, ternyata hari sudah siang.     

Saat pertama kali ia membuka mata, sinar matahari dari jendela terpantul ke ranjang besar yang ada di kamar tamu dan cahaya itu menyinarinya dengan kehangatan yang tidak biasa.     

Mu Wan melirik ke samping dan Gu Tingyuan sudah tidak ada di sana. Ia sungguh tidak ingat bagaimana dirinya bisa tertidur. Yang ia ingat hanyalah saat pria itu terus meminta lebih dan membuat dirinya kelelahan, berakhir dengan dirinya yang perlahan tertidur.     

Setelah diingat-ingat, Gu Tingyuan sudah menyentuhnya sebanyak 2 kali dalam 4 bulan ini. Bahkan saat pria itu menyentuhnya tanpa henti... pria itu masih menganggapnya tidak cukup.     

Setelah melakukannya lagi dalam beberapa bulan ini, seluruh tubuh Mu Wan terasa sakit dan tidak nyaman, ia bahkan tidak hampir tidak bisa bangkit dari ranjang. Setelah berhasil bangkit, ia memutuskan untuk mandi di kamar mandi yang berada di kamar utama.     

Mulai dari lantai dua sampai lantai satu, keadaan rumah itu benar-benar sunyi tanpa adanya pergerakan di ruang kerja. Wanita itu sempat berpikir bahwa Gu Tingyuan sudah pergi bekerja, tapi tiba-tiba ia mendapati bahwa Qin Feng di ruang tamu tanpa adanya Gu Tingyuan di sana.     

Mu Wan terdiam sejenak melihat Qin Feng, lalu ia berbalik untuk melihat sekeliling ruang tamu tapi tetap saja tidak mendapati presensi Gu Tingyuan.     

Tapi karena Qin Feng masih ada di sana, itu artinya Gu Tingyuan masih ada di rumah.     

Melihat lagi ke arah Qin Feng, setelah itu Mu Wan memutuskan untuk pergi ke ruang makan untuk makan siang.     

Sampai akhir, Qin Feng masih berdiri di sana, tapi tidak ada tanda-tanda Gu Tingyuan.     

Karena sangat penasaran, dia akhirnya bertanya, "Dimana Gu Tingyuan?"     

Dengan sopan, Qin Feng sedikit mengangguk, "Tuan Gu sedang bersama kakek Gu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.